Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Jumat, 01 April 2011

KRISIS NUKLIR JEPANG : "FUKUSHIMA 50" Siap Korbankan Nyawa Demi Negara

Fukushima 50- faceless heroes of Japan
http://creedofnoah.blogspot.com/2011/03/fukushima-50-cut-off-from-family.html

  • Polisi, Pekerja Rescue dan anggota keluarganya berpotensi terpapar radiasi
  • Berbagai pengukuran tingkat radiasi di perairan laut mencapai 4.385 kali diatas batas normal
  • Berbagai pengukuran tingkat radiasi pada air tanah menunjukan tingkat radiasi 10.000 kali diatas standar kesehatan pemerintah
  • Nelayan diperingatkan untuk tidak beraktifitas dalam radius 12 mil dari PLTN
  • Kompensasi terhadap berbagai klaim dapat mencapai USD12 milyar
  • Nilai Saham TEPCO-operator PLTN- melorot sebesar 80%- membutuhkan dana talangan pemerintah
  • Presiden TEPCO hingga kini masih menjalani pemulihan di rumah sakit untuk pemulihan stress dan keletihan
  • Amerika Serikat mengirimkan Unit Specialist Marine untuk membantu upaya dekontaminasi.
  • Partikel-partikel radioaktif ditemukan pada produk susu di Amerika Serikat.
Brave: Workers that were first known as the Fukushima 50 - but now includes up to 600 engineers - battle through the danger in one of the plant;s offices to try and stem the radiation leaks- dailymail.co.uk



Ibu salah satu pekerja yang tergabung bersama dengan rekan-rekannya yang berjuang keras menghentikan pelelehan inti reaktor di PLTN Fukushima Daiichi, hari ini (1/4/2011) menyatakan bahwa mereka semua siap untuk mati dalam minggu-minggu ini akibat berbagai penyakit radiasi.
Darkness: The workers need to shine torches through the dark to find directions and make calculations about how to cool the stores of uranium rods

Tim pekerja yang dikenal dengan sebutan FUKUSHIMA 50 memang berkali-kali terpapar dengan berbagai tingkat radiasi yang sangat tinggi dan berbahaya, sehubungan dengan upaya mereka untuk memulihkan sistem-sistem pendingin vital yang lumpuh akibat gempa dan tsunami pada 11 Maret 2011.
Covered up: Concerned about contamination in the air, the rooms cannot be ventilated and the workers must wear masks at all times, even indoors


Berbicara dalam kesedihan yang teramat dalam melalui bantuan penerjemah di telpon, ibu dari seorang pekerja yang berusia 32 tahun menyatakan kepada Fox News :"Puteraku dan seluruh rekan-rekannya telah berdiskusi panjang dan mereka telah berkomitmen kepada setiap diri mereka untuk siap mati, jika hal itu perlu dilakukan untuk menyelematkan negara.

"Anakku berkata kepadaku bahwa mereka telah menerima kenyataan bahwa mereka semua dapat mati akibat berbagai penyakit yang muncul akibat paparan radiasi dalam jangka pendek atau kanker akibat paparan radiasi dalam jangka panjang."

"Mereka telah bersepakat diantara mereka sendiri, jika kematian menimpa beberapa dari mereka dalam minggu-minggu atau bulan-bulan mendatang , adalah hal yang tak terelakan. Mereka semua sadar, sangat tidak mungkin bagi mereka untuk tidak terpapar dengan radiasi dalam dosis maut."


"Ibu dari seorang pekerja itu tak bersedia mengungkapkan identitasnya kepada Fox News sebab seluruh pekerja PLTN tersebut telah dimintai oleh manajemen untuk tidak berkomunikasi dengan media atau menceritakan berbagai hal mendetail kepada anggota keluarganya agar tak terjadi kepanikan massal.


Komitmen semacam ini harus dilakukan oleh para pekerja sejak terungkapnya penemuan 1000 mayat korban didalam PLTN yang hingga kini belum dikeluarkan karena khawatir dengan paparan radiasi yang sangat tinggi.

Berbagai sumber di Kepolisian menyatakan bahwa mayat-mayat korban dalam zona evakuasi 12 mil sekitar PLTN Fukushima Daiichi telah terpapar dengan radiasi tinggi setelah kematian korban.

Hal ini kemudian diikuti dengan penemuan satu mayat lainnya pada hari Minggu di Okuma yang hanya berjarak 3 mil dari PLTN Fukushima, yang menandaka terjadinya berbagai peningkatan level radiasi.

Berbagai ketakutan pun mulai meliputi para petugas kepolisian, para dokter dan para anggota keluarga korban yang mungkin terkena paparan radiasi kala mereka melakukan evakuasi semua jenazah korban.

JAPAN TODAY menyatakan bahwa pihak-pihak berwenang telah berencana untuk melakukan inspeksi terhadap semua jenazah setelah dipindahkan dari zona evakuasi, tetapi kini rencana tersebut sedang ditinjau ulang.

Ribuan orang telah dipaksa untuk meninggalkan area sekitar PLTN, yang kini mengalami kebocoran berbagai material radioaktif sebagai akibat tak berfungsinya sistem pendingin reaktor.

Jika jenazah dikremasi maka dapat memperluas radiasi, sementara bila menguburkannya dapat mengakibatkan tanah tercemar radioaktif.

Pihak berwenang di Jepang diyakini sedang mempertimbangkan kembali rencana dekontaminasi mayat korban di lokasi penemuan, sebab dapat menimbulkan dampak baru yang lebih buruk lagi.

Search: Tokyo Metro Police officers in protective suits look for missing people in Minamisoma

Badan Keselamatan Nuklir Jepang telah mengungkapkan tingkat radiasi di perairan sekitar PLTN telah meningkat hingga 4.385 kali dari ketentuan regulator.


Para pejabat juga menyatakan bahwa air bawah tanah dibawah reaktor telah terkena radiasi radioaktif sebesar 10.000 kali lebih tinggi dari standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Juru bicara pemerintah, Naoyuki Matsumo menyatakan berbagai level iodine-131 terdeteksi meningkat pada air bawah tanah pada kedalaman 15 meter pada satu dari 6 reaktor di kompleks PLTN Fukushima Daiichi.



Hal ini terjadi setelah JEPANG AHIRNYA MENGAKUI KEKALAHANNYA dalam pertempuran untuk membendung radiasi di 4 reaktor dalam Kompleks PLTN Fukushima Daiichi. Keempatnya kini akan dimatikan.

Detail lengkap bagaimana hal itu akan dilakukan hingga kini belum diungkapkan, tetapi para pejabat terkait
menyatakan bahwa tindakan itu berarti AKAN MEMATIKAN SEMUA DAYA LISTRIK DAN MENGHENTIKAN SEMUA UPAYA UNTUK MENJAGA  SEMUA BATANG BAHAN BAKAR NUKLIR TETAP DINGIN.


Langkah final akan melibatkan pencurahan berton-ton beton pada semua reaktor dan menyegel 4 reaktor tersebut dengan "batu-batu nisan kuburan khusus" dan memastikan radiasi tidak bocor (hal yang sama dilakukan dalam penanganan Chernobyl).


Pengumuman dramatis bahwa 4 reaktor dalam kondisi tak terkendali dan harus dimatikan disampaikan kemarin oleh Chairman TECPO selaku operator PLTN Fukushima Daiichi.

Sambil membungkuk dalam, Tsunehisa Katsumata akhirnya menyampaikan permintaan maaf sedalam-dalamnya atas  kegagalannya menghentikan kebocoran radiasi.

Mukanya tampak pucat kala ia berbicara di Tokyo, Katsumata menyatakan ia merasa sangat bersalah terhadap seluruh  masyarakat yang harus mengungsi dari rumah-rumahnya ataupun mereka yang harus mengurung diri di dalam rumah sementara  disaat yang sama harus tetap menghadapi dampak gempa 11 Maret dan berbagai tekanan yang mendera yang mengikuti.


Saat mengakui bahwa 4 reaktor bermasalah tersebut harus dimatikan untuk selamanya, ia pun sama sekali tak membantah berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para pengamat bahwa pertempuran untuk mendinginkan batang-batang bahan bakar  nuklir tidak akan dapat dimenangkannya.


"Saya sungguh amat menyesal atas masalah dan kecemasan yang ditimbulkan oleh kebocoran-kebocoran radiasi," jelas Katsumata, kala berbicara kepada publik untuk kali pertama sejak berbagai masalah mengemuka di PLTN setelah gempa  dan tsunami melanda.

"Kami tidak mampu untuk mendinginkan reaktor-reaktor tetapi kami terus mengerahkan segala daya untuk
menstabilkannya,' ujarnya.


Kemarin level radiasi di perairan laut terukur 3.355 kali diatas standar.

Para pejabat berwenang telah berupaya meredakan  dampak nyata berbagai bahaya yang diakibatkan oleh radiasi radioaktif isotop yang  tinggi di perairan, dengan menyatakan bahwa iodin 131 isotop melepaskan separuh radiasinya setiap 8 hari.


Tetapi yang sangat mengkhawatirkan adalah jumlah Cesium 137 isotop yang memiliki paruh hidup 30 tahun juga  terdeteksi sebesar 527 kali dari level normal. Seorang ahli nuklir AS Michael Friendlander kepada CNN  menyatakan'Itu satu hal yang sangat saya khawatirkan.'

"Plankton akan mengabsorsi Cesium, ikan memakan plankton, ikan yang lebih besar memakan ikan yang lebih kecil-hingga

tahap ke rantai makanan yang lebih tinggi, maka konsentrasi Cesium akan semakin tinggi.'

Memancing tidak diizinkan dalam radius 12 mil dari PLTB Fukushima Daiichi, tetapi berbagai pihak berwenang masih  belum tahu darimana air radio aktif itu berasal.

Tokyo Electric Power selaku pemilik PLTN telah bersiap untuk memberikan kompensasi kepada semua orang yang mengalami kerugian dan kehilangan-sebagaimana ditetapkan oleh hukum di Jepang- yang diakibatkan oleh kebocoran radiasi.

Tetapi perusahaan telah mengingatkan bahwa pinjaman bank sebesar USD24 milyar tak akan cukup memadai untuk membayar  bencana nuklir terdahsyat ini tanpa bantuan dana talangan dari pemerintah.

TEPCO -fasilitas PLTN terbesar di Asia sejak gempa dan tsunami 11 Maret telah mengalami penurunan nilai saham yang  dramatis sebesar 80%. Perusahaan ini juga menghadapi berbagai tagihan lainnya yang menumpuk yang nilainnya mencapai USD12 milyar. sebagai akibat kecelakaan nuklir.

Perdana Menteri Jepang dan beberapa tokoh lainnya mengecam berat TEPCO dalam melakukan penanganan bencana. Ketakpercayaan publik terhadap perusahaan setelah rangkaian pembacaan radiasi yang membingungkan dikabarkan menjadi  pemicu kompleksnya masalah.


Kemarin Presiden TEPCO Masataka Shimizu telah dibawa ke rumah sakit akibat hipertensi dan stress. Ia tak pernah lagi  terlihat didepan publik sejak 13 Maret dalam taklimat press untuk menjelaskan kepemimpinan di perusahaan. Chairman

Katsumata telah mengambil alih seluruh tanggung jawab Masataka dan berkata: :Ada banyak diskusi mengenai nasionalisasi tetapi saya akan melakukan upaya terbaik untuk menjamin TEPCO tetap sebagai private company.'

Katsumata juga telah meminta maaf kepada seluruh warga di Pulau Honshu akibat ketaknyaman karena pemadaman listrik  dari PLTN, ia pun mengakui bahwa pemadaman bergilir dalam jangka waktu yang lama tak terelakan- ia juga menyatakan  bahwa perusahaannya akan menjalin kerjasama yang paling baik dengan pemerintah untuk memimalkan atau bahkan menghindarkan pemadaman bergilir selama musim panas mendatang.

Kepada para petani dan nelayan di Fukushima, Katsumata juga meminta maaf. Mereka yang berada di kawasan Fukushima  dengan produk-produk; sayur-mayur, susu dan ikan-ikan pantai- juga dikhawatirkan terkena racun radiasi.

Namun dengan 4 reaktor yang harus dimatikan dan stabilitas 2 reaktor tersisa di kompleks PLTN Fukushima Daiichi yang  juga diragukan, ada banyak pertanyaan apakah pemadaman akan berakhir- hilangnya daya listrik dari PLTN Fukushima Daiichi memberikan tekanan bagi perusahaan-perusahaan elektronik yang beroperasi dengan pasokan daya dari PLTN  lainnya di sekitarnya.

Militer AS telah mengirim sebuah unit dengan spesialisasi respon darurat nuklir yang siaga dan siap bertuga jka  diperlukan, ungkap ABC News.


Sekitar 155 marinir dari CHEMICAL BIOLOGICAL INCIDENT RESPONSE FORCE (CBIRF) dijadwalkan akan tiba di Jepang esok.

Tim ini memiliki personil terlatih untuk melakukan dekontaminasi dan pemantauan lebel radiasi, dan akan memberikan  layanan dekontaminasi dari Pangkalan Udara Yokota yang terletak diluar Tokyo.

Jepang juga akan menggunakan robot-robot milik Amerika Serikat untuk membantu identifikasi sumber kebocoran radiasi.

Robot-robot itu berbentuk seperti tank dalam ukuran mini, memiliki berbagai sensor radiasi dan kamera untuk melihat apa yang sedang terjadi. Robot-robot tersebut akan dikirim dari DEPARTEMENT ENERGI AS di Idaho.

Jejak-jejak radiasi juga telah ditemukan pada susu di negara bagian Washington, dan pemerintah Amerika Serikat telah mengkonfirmasikan hal tersebut.


Badan Proteksi Lingkungan Hidup menyatakan sebuah sampel susu dari kota Spokane mengandung 0.8 pico curies per liter iodin 131- kurang dari satu perseribu batas-batas keamanan. Dikatakan bahwa kandungan itu dapat ditemukan pada produk lainnya, tetapi jumlah seperti itu jauh dibawah level yang memerlu perhatian kesehatan publik, termasuk bagi bayi dan anak-anak.

-dailymail.co.uk | Martin Simamora

Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget