Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Senin, 04 April 2011

KRISIS NUKLIR JEPANG : Butuh Waktu Berbulan-bulan Untuk Hentikan Kebocoran Radiasi

fgordillo.com
Para insinyur Jepang menuangkan zat warna kedalam air radioaktif pada hari senin untuk memeriksa apakah kebocoran air radioaktif dari salah satu reaktor telah berhasil dilakukan. Salah satu pejabat di PLTN Fukushima Daiichi mengingatkan untuk mengendalikan situasi di PLTN ini akan membutuhkan waktu berbulan-bulan.

Dalam hadangan krisis terbesar yang dialami Jepang sejak Perang Dunia II, sebuah jajak pendapat oleh sebuah koran menyatakan hampir 2/3 responden menghendaki pemerintah Jepang untuk membentuk sebuah koalisi dengan partai oposisi utama dan  bekerjasama dalam memulihkan Jepang dari kehancuran hebat akibat gempa dan tsunami 11 Maret 2011.

Memperhatikan situasi yang melanda kekuatan ekonomi ketiga dunia  ini dan dampaknya terhadap dunia, sebuha survei yang dilakukan  oleh Bank Sentral menunjukan berbagai manufatur besar akan  mengalami kondisi bisnis yang memburuk secara signifikan dalam 3  bulan mendatang, sekalipun mereka tak sepesemistik analisa yang  dibuat oleh beberapa ahli lainnya.

Salah satu pembantu PM Naoto Kan menyatakan pada Minggu kemarin  bahwa prioritas pemerintah saat ini adalah menghentikan  kebocoran-kebocoran radiasi dari PLTN Fukushima Daiichi yang  berjarak 240 km (150 mil) utara Tokyo, dan situasinya kini mulai  "agak terkendali".

"Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mewujudkannya  (menghentikan kebocoran-kebocoran radiasi)? Saya pikir dalam  waktu beberapa bulan mendatang satu kebocoran dapat diatasi,"
ujar Goshi Hosono, seorang legislator dari partai berkuasa, dan  menjadi penasehat PM Naoto Kan.


Para insinyur di PLTN Fukushima Daiichi telah disebar untuk  mengupayakan segalas sesuatu yang dapat membantu upaya penyetopan  kebocoran-kebocoran dan mencegah reaktor menjadi "overheating".

Mereka mencampurkan serbuk gergaji dan koran dengan polimer dan  semen untuk menambal retakan pada penampun beton di reaktor no.2,  dimana air radioaktif telah merembes kelautan.

"Kami berharap polimer dapat berfungsi seperti popok bayi tetapi  masih perlu dilihat dulu efeknya," ujar Hidehiko Nishiyama,  deputi Dirjen Badan Keselamatan Nuklir dan Industrial.

Nishiyama menyatakan 3 dari 6 reaktor secara umum dalam kondisi  stabil. TEPCO telah menyatakan akan membongkar 4 reaktor jika  sudah terkendali, tetapi hal ini memerlukan waktu tahunan atau  bahkan berpuluh-puluh tahun.

Krisis nuklir di Jepang telah mengguncang industri nuklir dan Uni  Eropa menyatakan pada hari Minggu kemarin bahwa krisis nuklir  Jepang akan berdampak pada upaya memerangi perubahan iklim,  karena kebijakan energi sedang ditinjau ulang.

Jerman Dan Swiss telah menyatakan bahwa mereka telah menutup  semua reaktor yang sudah tua atau melakukan penundaan semua  persetujuan PLTN, China juga telah menunda persetujuan untuk  membangun PLTN baru, dan Taiwan sedang mempelajari untuk  mengurangi output PLTN.

Jepang mungkin akan meninjau komitmenya : pengurangan emisi gas  rumah kaca sebesar 25% dari level 1990 pada 2020 mendatang, ujar  pejabat senior di kementerian lingkungan Jepang lansir media  Jepang.

"Benar sekali bahwa pengurangan target akan berdampak  signifikan," ujar Hideki Minamikawa, wakil menteri lingkungan  global, dikutip oleh koran Yomiuri.

PERDANA MENTERI DALAM TEKANAN

Gempa dengan magnitudo 9,0 yang diikuti tsunami mengakibatkan  korban jiwa 28.000 orang atau hilang dan kerusakan total di  pantai timur laut Jepang. Bencana ini telah memukul produksi ekonomi dan meninggalkan kerusakan-kerusakan dengan biaya mencapai USD300 milyar.

Perdana Menteri Kan kini dalam tekanan yang sangat hebat untuk  membawa Jepang keluar dari krisis, tetapi setelah 3 minggu  berjalan banyak masyarakat Jepang yang marah sebab bencana  kemanusiaan nampaknya kini beralih lebih menjadi Krisis Nuklir.


Walaupun berbagai kritik melanda manajemen krisis pemerintah,  namun dukungan bagi pemerintah Kan meningkat sebesar 31 persen dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh koran Yomiuri, dari sebelumya hanya 24 persen dalam jajak pendapat yang  dilakukan sebelum gempa.

Tetapi hampir 70 persen responder, percaya Kan tidak menjalankan  kepemimpinannya, 19% menghendakinya untuk mengundurkan diri. Tetapi ada banyaknya sinyal bahwa masyarakat biasa Jepang bersiap  memberikan bantuan kepada pemerintah dari dompetnya  masing-masing, 60 persen responder bahkan bersedia atau menerima  jika pajak-pajak dinaikan untuk membantu dana pemulihan bencana triplet ini.

Kini PM Kan dari partai Demokratik yang berkuasa bersatu padu dengan pihak oposisi utama, Partai Demokratik Liberal (LDP).  Tetapi sejauh masih belum ada kesepakatan bulat diantara keduanya.

Kan bulan lalu mengundang ketua partai LDP, Sadakazu Tanigaki  untuk bergabung kedalam kabinet sebagai deputi utama untuk pemulihan bencana, tetapi menolak.

BERUPAYA MENCEGAH PEMADAMAN TOTAL

Lebih dari 163.710 jiwa berdiam di penampungan -penampungan,  dengan lebih dari 70,000 orang adalah mereka yang dievakuasi dari  zona 20km- area tertutup. Sementara 136.000 jiwa lainnya masih berdiam di zona 10km berikutnya, dan disarankan tinggal didalam rumah.

Pemerintah Jepang memperkirakan kerusakan akibat gempa dan tsunami menyebabkan kerugian sebesar 16 triliun hingga 25 triliun yen (USD190 milyar-USD298 milyar). Perkiraan tertinggi menjadikan bencana ini sebagai bencan alam penyumbang kerugian terbesar di dunia.

Manufaktur Jepang telah terjun ke titik terendah 2 tahun sebagai akibat putusanya aliran listrik dan kerusakan yang ditimbulkan gempa terhadap rantai-rantai pasokan dan produksi.


Survei sentimen bisnis tankan oleh Bank of Japan sekalipun menunjukan hasil negatif, tidaklah seburuk yang diperkirakan  banyak analis, beberapa hasil analisa tidak dapat dipercaya.

"Saya pikir banyak perusahaan yang melakukan pengisian survei  tersebut sebelum gempa dan tsunami, sehingga pembacaan hasil  survei tersebut bisa jadi keliru jika digunakan untuk mengukur  dampak gempa," ujar Masamichi Adachi, ekonom senior JP Morgan Securities Jepang.


General Electric yang membantu pembangunan PLTN Fukushima Daiichi akan membantu TEPCO dalam menyuplai listrik dalam bulan-bulan mendatang saat permintaan melonjak.

Permintaan peningkatan daya listrik di Jepang akan meningkat saat musim panas karena meningkatny penggunaan pendingin ruangan.

Lebih dari 168.500 rumah di Utara masih tak teraliri listrik. Pemerintah telah menyatakan akan membatasi penggunaan listrik oleh perusahaan-perusahaan selama bulan-bulan yang lebih panas sebagai upaya menghindari pemadaman bergilir.

Menteri Kesehatan Jepang pada Minggu lalu menyatakan telah mendeteksi keberadaan substansi-substansi radioaktif yang lebih tinggi dari batas-batas legal pada produk jamur asal Iwaki di Fukushima, ungkap Kyodo.

-reuters.com Mon Apr 4, 2011 6:49am EDT  | Martin Simamora

Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget