Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Senin, 01 Agustus 2011

e-Government Menghasilkan Pembuat Kebijakan Sosial (Vol2-selesai)

Dan inilah tujuan IMPACT, memfasilitasi berbagai debat terkait proposal-proposal kebijakan. Proyel IMPACT didukung EU Funding dengan dana sebesar €1.6 juta yang memiliki tim beranggotakan universitas-universitas di Leeds, Liverpool dan Amsterdam, serta berbagai mitra sektor swasta.

Gordon menyatakan :" Kami sedang berupaya membangun berbagai perkakas yang akan memberikan anda kemampuan memandang debat yang kompleks dengan menggunakan berbagai metode visualisasi, menciptakan peta debat. "Berbagai tehnik sejenis telah digunakan sebelumnya--misal Debatgraph kerap digunakan oleh stasiun TV CNN Amerika Serikat." Debatgraph adalah instrumen pelacak argument," lanjut Gordon," sehingga anda dapat selalu memantau semua argumen yang masuk dan anda menerima pemberitahuan atas setiap argumen yang terjadi tanpa anda perlu kembali melihat dan mencarinya di peta perdebatan. Jadinya disini idenya peta bukanlah kilasan debat-debat yang terjadi tetapi berisikan perkembang sejalan dengan perkembangan dialog yang berlangsung. Sebuah peta argumen tidaklah berisikan dengan mendetail mengenai siapa yang berkata dan kapan terjadinya, tetapi apa saja isu-isunya, argumen-argumennya dan proposal-proposalnya? Apa saja keunggulan dan kelemahan proposal-proposal itu, siapa sajakah yang menjadi pemangku kepentingannya/stake holders, apa saja yang menjadi kepentingannya?" Peta-peta tersebut akan meliputi semua tautan ke sumber-sumber asli dimana argumen-argumen tersebuat dimuat, dan Gordon melihat potensi bagi teknologi untuk digunakan oleh Komisi Eropa sebab peta-peta ini menjaring seluruh respon untuk konsultasi-konsultasi.

Tim IMPACT juga sedang mengembangkan sebuah sistem berbasiskan peraturan yang akan membantu masyarakat/individu untuk dapat memahami berbagai proposal kebijakan secara lebih baik. "Katakanlah ada sebuah perubahan dalam hal manfaat perumahan yang sedang didiskusikan," jelas Gordon. "Kita dapat membuat model dari peraturan-peraturan yang berlaku sekarang terkait manfaat/benefit perumahan, seiring dengan berbagai peraturan yang diusulkan dan juga sedang didiskusikan. Lalu anda memasukan sebuah informasi anda dan sistem akan memberitahukan kepada anda bahwa informasi yang anda masukan itu diatur oleh peraturan yang sekarang masih berlaku dan juga ada didalam berbagai kebijakan alternatif. Sistem akan menciptakan sebuah peta argumen yang akan membantu anda untuk memahami mengapa berbagai kebijakan yang berbeda ini memiliki dampak. Idenya adalah menolong masyarakat menjadi terinformasikan secara lebih lengkap tentang bagaimana kebijakan-kebijakan itu sesungguhnya bekerja, dan kemudian masyarakat dapat berkontribusi dengan menyampaikan argumen-argumen. Masyarakat juga dapat menyimpan berbagai kasus didalam website sehingga semua orang dapat menemukannya dan mengangkatnya kembali. Kita harus sangat berhati-hati dalam hal privasi, sehingga tidak akan berubah menjadi kasus-kasus yang sesungguhnya, semua kontributor atau masyarakat yang berpartisipasi tetap dengan identitas yang dianonimkan, sehingga seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal yang memiliki seorang anak dapat mengusulkan manfaat perumahan dan sebagainya."

Berbagai tehnik yang lebih tradisional seperti survei-survei masih dapat berguna. Gordon menyatakan :"Ketimbang melalui website dan mendapatkan jawaban tertulis di website terkait subyek dan membuat peta-peta argumen, anda mempublikasikan sebuah survei. Dengans berbagai respon terhadap survei anda mendapatkan berbagai argumen yang tercantum didalam formulir yang telah ditentukan--manusia pengguna survei tak harus mengetahu segala hal terkait teori argumentasi atau berbagai model komputasi, mereka hanya menjawab berbagai pertanyaan dengan cara yang biasa.

Tetapi dibelakang panggung, apa yang sesungguhnya mereka lakukan menarik berbagai pola argumentasi, dan membuat berbagai argumen yang dapat divisualisasikan." Tentu saja semua proyek ini dalam tahap riset, dan seberapa luas tehnik-tehnik yang diuji akan digunakan oleh para pembuat kebijakan masih belum diungkapkan--terutama dikarenakan perkembangan e-Government sejauh ini sangat tak berimbang. Gordon menyontohkan, sangat dikejutkan karena ternyata Jerman hingga kini belum juga menjalankan e-government. "Jerman adalah salah ekonomi utama dunia tetapi tidak menjadi yang terkemuka dalam e-Government." Di beberapa area e-Government--seperti yang ia katakan, ini adalah sebuah "subyek yang besar, ada banyak aspek pada e-Government"--ia menyebut Austria, Inggris dan Belanda adalah negara-nagara yang ada didepan dalam hal e-Government.

Dan, sebagaimana dikaitkan oleh Gordon, Jerman juga menjadi sebuah contoh bagaimana berbagai proyek e-Government dapat berujung menjadi berbagai kesulitan, sekalipun e-Government memang memiliki potensi dalam menghemat waktu dan uang. "Ada sebuah sistem yang dinamia ELENA. Idenya dengan ELENA semua perusahaan dapat mengirimkan informasi tentang semua pegawai mereka ke sebuah database pusat, semuanya berlangsung secara elektronik, dan digunakan untuk mengkalkulasi berbagai manfaat yang diterima pegawai dan lain sebagainya. Sayangnya ELENA dibatalkan. Mereka telah siap untuk menjalankan ELENA, tetapi tidak siap dengan berbagai isu privasi, yang jelas sangat penting, tetapi disini, khususnya di Jerman terjadi konflik. Masyarakat di Jerman telah dikecewakan terkait pengumpulan data yang ditempatkan secara terpusat oleh pemerintah." Gordon menyimpulkan:" Sehingga mereka kembali ke sistem tua membuat database berbasis kertas. " Dan disini Gordon secara bersamaan membicarakan "e-Government as a whole" :"Siapakah yang tahu apa yang akan dibawa oleh masa depan?"

Daniel Mason -  PS Europe | Martin Simamora

Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget