Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Sabtu, 25 Februari 2017

Empat Orang Terkaya Indonesia Berkekayaan Senilai 100 Juta Orang Termiskin



Orang mengais sampah di Medan. Sekitar 93 juta orang Indonesia  saat ini hidup dibawah garis kemiskinan moderat Bank Dunia dengan pendapatan  $3.10 per hari. Photo: Sabirin Manurung/PP/Barcroft Image/Pacific Press / Barcroft Images

Empat orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan senilai 100 juta orang termiskin di negeri ini, sekalipun presiden Indonesia berulang kali menyatakan komitmen untuk memerangi “bahaya” tingkat-tingkat ketaksetaraan.


Oxfam pada Kamis, 23 Februari telah menyorot Indonesia sebagai salah satu negara yang paling timpang di dunia, dimana jumlah miliarder dollar telah meningkat dari satu pada 2002 menjadi 20 pada 2016.

Oxfam menyatakan bahwa empat orang terkaya Indonesia tersebut-dipimpin oleh Hartono bersaudara, Budi dan Michael Hartono yang mengontrol aset senilai 25 miliar dolar, yang secara kasar sama dengan  jumlah kekayaan 40% orang  paling miskin dari 250 juta populasi penduduk Indonesia. Lembaga tersebut juga menyatakan bahwa Hartono bersaudara-yang memiliki perusahaan  rokok kretek-dapat menikmati bunga yang cukup, pada kekayaan mereka dalam setahun, untuk menghilangkan kemiskinan ekstrim di Indonesia.

Sabtu, 18 Februari 2017

Berbagai Perkembangan Di Proyek-Proyek Kota Pintar Tiongkok: Nanjing, Yinchuan, Lijiang (1)



Dengan Tiongkok yang sedang  melaju di atas trek yang akan mencuatkannya sebagai ekonomi  dunia paling kuat, pada tahun-tahun belakangan ini telah memperlihatkan kota-kotanya dalam cara yang sama, telah menunjukan ambisi-ambisi untuk menjadi sejumlah kota tercerdas di bola dunia ini, melakukan maksimalisasi pemanfaat teknologi-teknologi jaringan dan komputasi untuk memajukan kekompetitifan dan memperbaiki kehidupan warga kotanya.

Munculnya kemetropolitan tidak melulu harus sesuai dengan aturan yang keras dan ketat untuk mengatur seperti apakah seharusnya sebuah kota “pintar” terlihat, tetapi kota-kota tersebut memang memiliki sejumlah hal kesamaan-sebuah keantusiasan terhadap pengedepanan keamanan publik dan layanan-layanan warga kota, dengan meruntuhkan menara-menara silo atau penyimpan bahan pangan, yaitu sebuah upaya untuk meruntuhkan berbagai hambatan yang justru ditimbulkan oleh begitu ketatnya hirarki-hirarki yang berorientasi pada tujuan organisasi atau lembaga, dan bukan pada tujuan menciptakan kepuasan masyarakat, sebagai kepedulian utama.

Sabtu, 11 Februari 2017

Bagaimana Teknologi Akan Mentransformasi Industri Dan Masyarakat? (2)


Bacalah lebih dulu: bagian 1
Data Besar Analitik dan “Cloud”
Sebuah perkiraan menyatakan sebesar 25 quintilion byte data dihasilkan setiap hari pada saat ini, dan banyak perkiraan mengatakan 90% data di dunia saat ini telah diciptakan dalam dua tahun belakangan ini. Tetapi banyak dari data ini dalam keadaan tidur: hanya 5% data yang pernah dianalisa, yang berarti  data besar analitik tersebut  memiliki manfaat-manfaat potensial yang begitu besar untuk dihasilkan.

Terima kasih  kepada sistem komputasi teknologi awan atau cloud, organisasi-organisasi sekarang dapat menyewa kapasitas dalam jumlah yang begitu besar, masif dan kompleks untuk menganalisa data kapanpun mereka membutuhkannya, menempatkan “analitik-analitik data besar sebagai sebuah layanan atau servis” di antara layanan-layanan berbasis cloud yang  bertumbuh pesat. Sebagaimana Interkoneksi via Internet bertumbuh secara eksponensial, platform-platform atau arsitektur-arsitektur sistem kerja awan  pasti  esensial dalam mengoneksikan perangkat-perangkat dan hosting yang terkait aplikasi-aplikasi dan data.


Manfaat-manfaat bagi industri analitik-analitik data besar berbasis cloud mencakup:

Rabu, 08 Februari 2017

Bagaimana Teknologi Akan Mentransformasi Industri Dan Masyarakat? (1)



Forum Ekonomi Dunia telah memulai proyek riset “Digital Transformation Initiative” untuk mengeksplorasi dampak digitalisasi pada segenap pelosok 13 industri utama. Riset tersebut mengidentifikasikan sejumlah teknologi yang diharapkan  memiliki dampak paling banyak dalam mentransformasi bisnis dan masyarakat:


Percetakan 3D: Manufaktur berdasarkan permintaan
Dalam percetakan 3D, atau Additive Layer Manufacturing (ALM), obyek-obyek diciptakan dari dokumen-dokumen digital cetak biru dengan menelentangkan lapisan-lapisan material secara bersusun. Rentang material yang dapat digunakan dengan mesin-mesin pencetak telah meluas secara signifikan selama dekade belakangan ini, memampukan solusi-solusi  berdasarkan permintaan atau on demand dan dapat disesuaikan dengan keperluan  yang sangat dioptimasi dengan tambahan kecil biaya per unit.


Industri-industri logistik dan rantai nilai  bisa terganggu, sebab percetakan 3D dapat menolong konsumen dan  usaha-usaha bisnis dalam mencetak obyek atau benda yang mereka inginkan di suatu tempat yang dekat dengan lokasi bisnis mereka sendiri, mengurangi keperluan suku-suku cadang dan barang-barang yang harus dikirimkan.

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget