Tidak dapat diketahui sejak kapan “cek status NIK” pada situs resmi kemendagri ini tak berfungsi baik, namun, saat penulis memasukan data NIK, tidak mengeluarkan informasi yang diharapkan, sebagaimana diperlihatkan melalui salinan gambar di bawah ini:
Padahal database NIK ini, digambarkan canggih sebagaimana situs kemendagri.go.id
menyatakannya:
Karena kerahasiaan data,
penjagaan ruang database ini cukup ketat. Untuk masuk, pengunjung harus
melewati dua pintu. Setiap pintu dipasang kunci otomatis dengan sistem finger
print. Hanya petugas yang sidik jari sudah direkam yang bisa membuka ini. Dua
orang petugas keamanan juga berjaga setiap saat di belakang daun pintu.
Pusat database sendiri terdapat
dalam ruangan khusus berukuran 9x10 meter persegi. Belasan lemari kabinet
setinggi dua meter berjejer dipenuhi server dengan lampu yang kedap-kedip.
Untuk menjaga server bekerja normal, suhu ruangan diatur maksimal 23 derajat
celcius.
“Ada 257 buah server di sini,”
ujar Ketua Tim Teknis Teknologi Informasi e-KTP Dirjen Kependudukan dan
Pencatat Sipil, Husmi Fahmi.
Di depan dan samping ruangan ini
terdapat tiga ruang kaca. Di sana, beberapa operator sedang sibuk dengan laptop
masing-masing. “Setiap ship itu 20 orang. Mereka ada yang bertugas mengontrol
server, ada juga yang mengimput data,” jelas Fahmi.
Database ini tidak tunggal. Di
Jakarta, Kemendagri punya dua database. Satunya lagi ada di Gedung Ditjen
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kalibata, Jakarta Selatan. Selain itu,
Kemendagri juga memback-up semua data dan disimpan di Batam untuk berjaga-jaga
jika di Jakarta terjadi bencana. “Back up di Batam, namanya disaster recovery
centre,” imbuh Fahmi.
Sementara, untuk pengecekan
keakuratan data ada di ruang tamu yang terletak paling belakang. Di ruangan ini
terdapat satu unit komputer, satu unit pembaca iris mata, satu unit penindai
sidik jadi, dan sebuh menitor berukuran 52 inci.
Juga dikatakan:
Kapasitas total database pusat ini sebesar 724
terabyte. Yang sudah terpakai 550 terabyte. “Kami punya 3 set server yang
menerima data seluruh kecamatan dan kabupaten. Satu set terdiri 2 unit,”
jelasnya.
File perorang yang melakukan
perekaman sebesar 600 kilobyte. Dengan kecepatan koneksi sebesar 128 kilobyte
per detik, data dari daerah sudah masuk hanya 37 detik. “Kalau jaringannya lagi
tidak stabil, paling lama 1 menit,” jelasnya.
Untuk mencegah peretasan, data
base ini dibuat secara tertutup. “Keamanan data menggunakan virtual private
network, bukan umum. Jadi, tidak bisa diakses umum, kecuali oleh pihak yang
kerja saja,” terang Adi Nugroho, pengelola keamanan e-KTP dari Lembaga Sandi
Negara.
Namun demikian,
justru ada sebuah aplikasi yang dapat diunduh melalui aplikasi, dan dapat
memberikan informasi secara cepat dengan hanya memasukan NIK. Penulis sendiri sudah mencobanya:
-
[Martin Simamora]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar