Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Jumat, 15 April 2011

KRISIS NUKLIR JEPANG : PARA PEKERJA DIMINTA UNTUK MENYIMPAN Stem Sel



Para pekerja di PLTN Fukushima Daichi yang mengalami bencana nuklir akibat gempa bermagnitudo 9,0 Sr dan disertai dengan tsunami hebat diminta untuk menyimpang sel-sel darah, mengantisipasi bila diperlukan dalam perawatan paparan radiasi berlebihan, demikian disarankan pakar-pakar Jepang.

Para pekerja PLTN kini masih terus berjuang untuk mengontrol kebocoran radiasi di kompleks Fukushima Daiichi, yang mengalami kerusakan sangat parah pada bencana gempa dan tsunami 11 Maret 2011. Level-level radiasi tercatat sangat tinggi dan berbahaya di sejumlah area di dalam kompleks, dan para ahli mencatat bahwa pekerjaan mereka akan berlangsung selama bertahun-tahun, yang memunculkan resiko kecelakaan.




Radiasi dalam dosis-dosis tinggi dapat menghacurkan sel-sel pembuat darah tulang sumsum, yang dapat menyebabkan bahaya fatal dan dapat disembuhkan dengan transpalansi stem sel-sel darah. Transpalansi semacam ini kini menjadi standar terapi untuk berbagai penyakit darah seperti Leukiumia. Mendapatkan donor sel-sel darah akan memakan waktu lama, dan berpeluang mengalami penolakan karena ketakcocokan antara sel-sel donatur dan penerima. Ini berakibat komplikasi-komplikasi berbahaya, jelas para ahli.


Sehingga mereka menyarankan agar para pekerja PLTN Fukushima Daiichi untuk menyimpan stem sel darah di bank darah. Penyimpanan akan meliputi serangkaian penyuntikan selama beberapa hari untuk mengambil stem sel dari tulang belakang yang akan bercampur aliran dalam darah. Kemudian darah diambil dari salah satu lengan, diproses untuk mengekstrasi stem sel, lalu dikembalikan melalui lengan yang lain. Semua proses ini akan memakan waktu beberapa jam.





Jika stem sel tersimpan di bank, bila pekerja bersangkutan mengalami kecelakaan terpapar radiasi dalam dosis besar maka akan diberikan infus sel-selnya sendiri.


Para pakar dari berbagai institusi termasuk Toramon Hospital dan Japanese Foundation for Cancer Research di Tokyo, mendiskusikan ide ini dalam sebuah surat yang dipublikasikan secara online pada Kamis lalu.

Para ahli mencatat bahwa reaksi atas ide ini beragam sejak ide ini dimunculkan bulan lalu. Beberapa kelompok medis mendukungnya, sementara para ahli lainnya menyatakan hal ini akan menyebabkan beban psikologis dan non psikologis yang tak perlu, jelasnya. Bila diperlukan, beberapa tim transpalansi siap untuk mengumpulkan dan menyimpan sel-sel.


Dalam sebuah penjelasan melalui telpon kepada Associated Press, seorang pakar transpalasi stem sel menyatakan penggunaan stem sel itu terbatas.


Dr. Nelson Chao dari Duke University menyatakan bahwa usulan tersebut cukup beralasan untuk para pekerja yang memasuki zona-zona radiasi tinggi untuk membersihkan kompleks PLTN.





Tetapi manfaat stem sel akan menjadi terbatas bagi mereka yang hanya terpapar radiasi dalam dosis yang relatif menengah, jika mereka menerima paparan radiasi kurang dari itu, mereka akan pulih sendiri. Jika mereka terpapar lebih tinggi maka pekerja tersebut juga akan mengalami kerusakan pada usus dan organ-organ lain yang mematikan dan tak dapat disembuhkan. Stem sel tak dapat menolong kondisi ini.


Telegraph | Martin Simamora

Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget