Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Sabtu, 09 April 2011

KRISIS NUKLIR JEPANG : SATU BULAN KEDEPAN, KRISIS MASIH MENAKUTKAN

( David Guttenfelder, Associated Press / April 7, 2011 )
A policeman wearing a protective suit searches for disaster victims near Minamisoma, Japan. Soldiers and police ventured for the first time inside the Fukushima nuclear plant's 12-mile evacuation zone.
LA Times
Yang paling menakutkan adalah apa yang tak dapat dibayangkan, yaitu kerusakan hebat akibat gempa dan tsunami 11 Maret 2011 yang membawa krisis nuklir yang bernama Radiasi. Membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk mempelajari seberapa parahnya kerusakan yang diakibatkan isotop-isotop berbahaya yang terlepas terhadap kesehatan manusia, rantai suplai makanan, kehidupan laut dan seluruh pelosok negeri.


Ketakberdayaan otoritas-otoritas Jepang untuk kembali menguasai situasi PLTN Fukushima Daiichi akan
mengakibatkan desa-desa sekitar PLTN tak akan dapat dihuni kembali untuk jangka waktu yang lama,
membuat masyarakat harus menjauh dan memutuskan hubungan mereka dengan negara-negara tetangga.
Dalam industri nuklir global, kecelakaan yang diakibatkan gempa dan tsunami yang masif akan
menyisakan berbagai duka yang dalam dan susah untuk sembuh. Beberapa proyek akan dibatalkan; beberapa pabrik akan tutup, biaya akan meningkat tajam.

Berbagai pakar nuklir menyatakan bahwa Fukushima akan terekam dalam sejarah sebagai bencana nuklir
terburuk kedua yang pernah terjadi. Tak seburuk Chernobyl yang ada di Ukraina, tetapi jelas lebih buruk dari Three Island di Amerika Serikat.
( Wally Santana, Associated Press / April 9, 2011 )
People, forced to evacuate because of the radiation hazard from the crippled nuclear plant, sift through donated clothing at a shelter in Fukushima.



"Fukushima bukanlah bencana nuklir terburuk yang pernah terjadi tetapi paling kompleks dan dramatis," ujar James Acton, Associate of The Nuclear Policy Progra, di Carnegie Endowment for International Peace.

"Ini adalah krisis yang ditayangkan dalam program TV secara aktual. Chernobyl kala itu tidak. Krisis selalu dan selalu menjadi perhatian."


Satu bulan lalu, setelah gempa dan tsunami bermagnitudo 9,0 SR dan gelombang setinggi bangunan 2  tingkat menghantam PLTN Fukushima Daiichi sehingga kehilangan kendali terhadap kandungan reaktor berupa ratusan ribu batang bahan bakar nuklir.

Pasokan eksternal daya listrik mati, semua sistem cadangan rusak total, dan PLTN tersebut tidak didesain untuk tetap mampu mendinginkan semua reaktor dan batang bakar nuklir tanpa dukungan listrik.

Situasi ini tak segera diketahui dan betapa tak berdayanya opeartor PLTN pada hari-hari pertama. Tetapi ketika semua terdokumentasi, situasinya dapat lebih menakutkan dari apa yang disadari oleh semua orang.


PELELEHAN PARSIAL DAN LEDAKAN-LEDAKAN

Jelas telah terjadi pelelehan inti di semua reaktor secara parsial, ada ledakan-ledakan yang menghancurkan bagian-bagian utama reaktor, dan masih belum diketahui pasti apakah ada inti-inti reaktor yang seluruh pelindung bajanya telah meleleh.


( Toru Yamanaka / AFP/Getty Images / April 5, 2011 )
A broker walks between fish at the Hirakata Fish Market in Kitaibaraki, Japan,
trading for the first time since the March 11 earthquake and tsunami disaster.
Pada saat yang sama, setidaknya satu kolam penampungan yang digunakan untuk mendinginkan batang-batang bahan bakar nuklir telah rusak, air yang melindungi batang-batang itu telah bocor, dan bahaya radioaktif yang sangat berbahaya pun terjadi.


Disepanjang bulan lalu setiap langkah yang dilakukan oleh berbagai pihak berwenang untuk mengendalikan salah satu bagian dari PLTN Fukushima Daiichi maka yang terjadi adalah terciptanya berbagai problem dimana-mana.

Hanya waktu yang akan mengizinkan perusahaan untuk mengungkapkan sebanyak mungkin berbagai pertanyaan yang belum terjawab : Bagaimana struktur PLTN dapat bertahan terhadap guncangan gempa?

Bagaimana para pekerja berupaya mencegah eskalasi bencana? Dan apa yang terjadi seandai Jepang melakukan "upgrade" pada semua PLTN buatan 1970-an dibandingkan dengan PLTN serupa yang ada di
Amerika Serikat?


Dengan jumlah pekerja yang sedikit kurang dari 400 pekerja di PLTN raksasa dengan 6 reaktor didalamnya yang berperang menghadapi multi krisis,para pakar menyatakan akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membuat PLTN-yang berjarak 240km dari Jepang- tersebut dapat kembali dalam kendali, dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membersihkan puing-puing yang terkontaminasi radiasi.

"Membutuhkan waktu berbulan untuk dapat segera menangani berbagai resiko kesehatan masyarakat yang menerima paparan radiasi dari PLTN dan kebocoran berbagai material radioaktif, dan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk membersihkan berbagai material yang berasal dari kebocoran dan puing-puing disekitar kompleks," Jelas Eric Moore, seorang pakar keamanan nukli pada FocalPoint Consulting Group yang berbasis di Washington DC.

Pemerintah Jepang telah menetapkan zona eksklusif 20 km disekitar PLTN, melarang penangkapan ikan
diseluruh pantai timur Jepang dan membangun berbagai pusat evakuasi bagu puluhan ribu warga yang
terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka.

BERBAGAI KONSEKUENSI GLOBAL

Namun konsekuensi-konsekuensinya tak hanya sebatas Jepang. China dan Korea Selatan telah meningkatkan kewaspadaannya terhadap resiko radiasi yang berasal dari PLTN Fukushima Daiichi.


( Carolyn Cole / Los Angeles Times )
Tatsuhiro Karino and his wife, Masako Karino, grieve over the body of their son, Tetsuya, age 11. Their daughter, Misaki, 8, was still missing. More than 80 students and 10 teachers died at Ookawa Elementary School in Ishinomaki, Japan, when the tsunami swept through the school.
Kecelakaan Nuklir di Fukushima juga meningkatkan kepedulian dunia terhadap keamanan terutama di Amerika Serikat, yang memiliki lebih banyak reaktor nuklir, dan di Eropa Jerman kini telah mematikan pengoperasian 7 reaktor nuklir tertuanya.



Dan industri nuklir, yang sebelum Fukushima dipandang sebagai serdadu untuk memerangi Pemanasan
Global, kini harus berupaya keras untuk dapat kembali memiliki kepercayaan publik.



"Di berbagai pasar modal negara-negara demokratik dimana opini publik adalah hal penting dan industri swasta harus masuk ke pasar modal untuk mendulang modal, pertumbuhan industri nuklir dapat terjun dari pertumbuhan yang lebih lambat secara signifikan ke tak bertumbuh sama sekali," jelas Acton.


"Namun di negara-negara dimana demokrasi bukanlah ideologi dan pemerintah dapat dengan mudah
membelanjakan uangnya, penggunaan energi nuklir dapat dikatakan bertumbuh tapi melambat, namun tak
akan banyak dipengaruhi oleh krisis nuklir Fukushima," jelas Acton.



Di China, ada 27 reaktor nuklir yang sedang dibangun dan pemerintah masih berharap banyak untuk dapat menambah lusinan reaktor lagi dalam beberapa dekade mendatang.

PLTN ONAGAWA "BOCOR" SETELAH GEMPA KEDUA


In Japan, radioactive water is reported to have leaked from fuel pools at the Onagawa nuclear power plant following a violent aftershock measuring seven point one. The plant is less than a hundred kilometres from the stricken Fukushima plant, which is still to be made safe following last month's devastating double hit of earthquake and tsunami.
-REUTERS   Fri Apr 8, 2011 5:14pm EDT  | Martin Simamora




Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget