Kanselir Jerman Angela Merkel telah mengumumkan sebuah "measured exit" dari tenaga nuklir merespon krisis pada empat reaktor PLTN Fukushima Daiichi di Jepang. Mempertahankan kebijakan Pemerintah Jerman yang menutup sementara 7 reaktor tertua di Jerman, Merkel menyatakan bencana yang terjadi di Jepang berarti penggunaan tenaga nuklir tak dapat lagi diperlakukan sebagai hal yang lazim.
thelocal.de : Retreat from nuclear energy can no longer be halted, Germany’s new Environment Minister Norbert Röttgen told daily Bild on Wednesday.
Merkel kepada parlemen menyatakan tujuannya adalah "untuk memasuki era energi terbarui secepat mungkin".
Sendai Japan, Kapal Pendarat Tank "Osumi" bersandar di pelabuhan Sendai yang porak-poranda, membawa bantuan- LA Times |
Merkel menyatakan bahwa kedua negara memiliki hubungan diplomatik 150 tahun dan meminta Jerman menyumbangkan uang. "Ini menolong sesama teman," ujar Merkel.
Minamisanriku, Jepang : Tentara Jepang berdoa bagi korban yang ditemukan di reruntuhan-LA Times.com |
Walaupun Merkel menekankan bahwa semua reaktor nuklir Jerman adalah yang teraman di dunia, Merkel menyatakan bahwa "Ketika, di Jepang, sesuatu nampaknya tak mungkin terjadi menjadi mungkin dan sesuaty yang sangat mustahil menjadi kenyataan, maka situasinya berubah."
Misato, Jepang : Pemadaman Bergilir - LA Times.com |
Kanselir Merkel menerima rentetan kecaman dari pihak oposisi politik dan industri nuklir akibat perubahan sikap yang tiba-tiba terhadap energi atom dan ia pun dicemooh kala membahasnya di Majelis Rendah (Bundestag) pada Kamis.
Tahun lalu, pemerintahan Merkel telah memperpanjang usia operasional 17 PLTN selama 12 tahun tetapi telah ditunda selama 3 bulan terkait krisis nuklir Jepang. Keputusan tersebut kemudian diikuti dengan dimatikannya untuk sementara 7 reaktor tertua.
Reaktor Isar-1 di Bavaria ditetapkan untuk dipadamkan dalam waktu dekat ini, diikuti dengan Neckarwestheim sebuah reaktor yang menjadi fokus para pemrotes di Baden-Wuerttemberg, dimana partai Kristen Demokrat Merkel menghadapi pertarungan pemilu yang ketat pada 27 Maret lalu.
-bbc.co.uk | Martin Simamora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar