Menerapkan e-Goverment 2.0 mempersyaratkan semua instansi pemerintah untuk memandang pengembangan web sebagai bagian yang integral dalam penyediaan layanan publik kepada masyarakat penggunanya, setara dengan pentingnya penyelenggaraan berbagai insiatif lainnya seperti Call Center, sama pentingnya dengan pengadaan rapat-rapat internal dalam sebuah instansi pemerintahan.
Proyek-proyek website seharusnya diperlakukan sebagai sebuah portfolio yang terkonsolidasi dengan fokus yang terarah pada biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan. Harus memiliki sasaran yang jelas, bahwa pengalaman online harus terbangun dan diperkuat , dengan pengenaan biaya yang akuntabel bagi masyarakat penggunanya.
Proyek-proyek pun harus memiliki sasaran-sasaran bisnis yang spesifik dengan proses yang lebih akurat, atau memuktahirkan website dengan kemampuan "self service" untuk mengurangi panggilan telepon masuk, hal ini perlu disepakati terlebih dahulu kala memulai merancang berbagai inisiatif e-Government sehingga sasaran-sasaran yang ingin dicapai dapat diwujudkan melalui perancangan dan implementasi e-Government.
Para pemimpin yang terkait langsung tugas pokok dan fungsi lembaganya harus bertanggung jawab dan akuntabel untuk menjalankan semua inisiatif web, tetapi untuk mendukung peran dan tanggung jawab ini, maka semua instansi pemerintah harus membentuk sebuah tim khusus manajemen produk yang beranggotakan; desainer, arsitek informasi, pengembang, dan editor yang bertanggung jawab tak hanya pada awal proses pembangunan tetapi juga pada proses perbaikan untuk melakukan perbaikan secara bulanan dan bukan dilakukan berbasis tahunan atau multi tahun. Tim khusus ini diharapkan dan berkemampuan membuat berbagai keputusan yang cepat, dan diberi wewenang untuk mengadopsi mentalitas "Test and Learn" sehingga tim ini dapat dengan leluasa untuk menutup berbagai proyek percontohan atau program-program yang tidak memenuhi harapan yang telah ditetapkan.
Manajemen yang bertanggung jawab terhadap implementasi e-Government juga harus mampu mengoleksi data lebih banyak. Berbagai asumsi harus diuji dengan ketat, data yang dihasilkan dari berbagai eksperimen kecil berbiaya rendah digunakan sebagai pandu untuk membuat berbagai keputusan. Dalam praktik-praktik bisnis terbaik di sektor bisnis online, rangkaian eksperimen dilakukan secara berkesinambunagn untuk menghasilkan pengalaman yang lebih menyenangkan kepada pengguna. Google menyatakan, melakukan 50 sampai dengan 200 eksperimen secara simultan pada semua websitenya.
Semua inisiatif pemerintahan berbasis online seharusnya mengadopsi orientasi yang serupa untuk dapat menentukan, misalnya: layanan apa saja yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan bagaimana membuat layanan-layanan tersebut dapat diakses dengan sangat mudah.
Akhirnya semua pemerintah harus mengikuti pendekatan yang terstruktur untuk mengevaluasi berbagai isu keamanan. Semua organisasi pemerintah harus memiliki keseimbangan dalam memperlakukan keuntungan-keuntungan yang dinikmati dengan menerapkan berbagai mekanisme keamanan dan berbagai biaya yang muncul sebagai akibat pembatasan yang dilakukan, termasuk damapak finansial dan efek yang muncul terhadap kemudahan penggunaan website, kenyamanan dan kemampuan pengguna dalam mengadopsinya. Jika satu instansi pemerintah menyadari bahwa tim website, tim IT, dan tim keamanan ternyata memiliki pemahaman yang beragam terhadap kebutuhan legal dan keamanan, hal ini menandakan adanya kebutuhan dan penugasan berbagai tanggung jawab secara spesifik. Tim security diberikan tanggung jawab penuh untuk melakukan asesmen keamanan, sementara tim web bertanggungjawab untuk memahami bagaimana kebutuhan implementasi keamanan dapat mempengaruhi kemudahan penggunaan dan menentukan fitur-fitur mana saja yang dibuat dan diterapkan.
(McKinseyQuarterly.com | Martin Simamora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar