Kasus pencurian 15.000 data rekening nasabah-nasabah kaya HSBC menegaskan kembali kerawanan yang menghantui industri finansial dunia. Identity Theft Resource Center yang berbasis di San Diego telah memperingatkan risiko ini di awal tahun ini. Pemerintah Swiss atau Regulator Perbankan Swiss FINMA pun sedang melakukan investigasi pencurian yang terjadi di negera yang jadi surga bagi orang-orang super kaya namun tak ingin dikenai pajak di negaranya.
Saat ini The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited,salah satu grup perbankan terbesar di dunia yang bermarkas di Menara HSBC London ( sebelumnya di bermarkas di Hongkong), saat ini sedang menghadapi investigasi yang dilakukan oleh regulator perbankan Swiss terkait dengan pencurian 15.000 data nasabah kaya HSBC. Berkait hal ini pihak HSBC disitat Guardian.co.uk (11/3/2010) menjamin data-data tersebut tak akan terlihat oleh para investigator pajak.
Pencurian data nasabah HSBC berdampak kepada nasabah-nasabah yang memiliki rekening HSBC Cabang Swiss sebelum tahun 2006. Semalam HSBC disitat Guardian co.uk mulai diperiksa oleh regulator perbankan Swiss Finma, setelah sebelumnya mengeluarkan permintaan maaf yang terkesan tak utuh kepada 24.000 nasabah elitnya (super kaya), yang diakui terjadi dan dilakukan oleh seorang mantan karyawan HSBC sendiri.
Otoritas Layanan Finansial hingga kini masih menutup rapat informasi perkembangan sekitar pencurian 15.000 data nasabah super kayanya, yang pada awalnya HSBC bersikukuh pencurian data hanya mempengaruhi kurang dari 10 nasabah HSBC Swiss.
Pencuri 15.000 data rekening nasabah HSBC Swiss dituduhkan kepada Hervé Falciani, seorang bekas pegawai konsultan TI HSBC. Pengakuan HSBC atas peristiwa tragis pencurian berskala besar yang menimpanya dilakukan dalam situasi yang tidak mudah sebab berdampak sangat buruk terhadap reputasi industri perbankan Swiss yang terkenal dengan kerahasiannya yang luar biasa, dan jelas besarnya jumlah pencurian itu telah meruntuhkan reputasi tersebut.
Nasabah-nasbah HSBC Swiss yang terdampak kasus ini adalah mereka yang memiliki rekening sebelum tahun 2006 dan pencurian data terjadi pada tahun 2006 dan 2007, walaupun pihak HSBC hanya mengakui permasalahan hanya pada bulan Desember. Walaupun Kemarin, HSBC pun mengakui ternyata ada lebih banyak nasbah yang terkena dampak pencurian data dari pada perkiraan semula, hal ini diketehui HSBC setelah menerima informasi dari pihak berwenang Pemerintah Swiss.
Alexander Zeller, Chief Executive HSBC private Bank berujar:"Kami sangat menyesali peristiwa ini dan meminta maaf kepada semua nasbah kami atas ancaman yang melanda privasi mereka. Kami berupaya keras untuk melindungi semua kepentingan nasabah kami dan mengambil semua tindakan untuk mewujudkannya, kami secara aktif menghubungi semua nasabah yang memiliki rekening di HSBC Swiss.
HSBC pun berupaya keras untuk menghindari kerugian yang lebih besar sebagaimana yang pernah dialami oleh bank Swiss UBS yang sampai membuat nasabah-nasabahnya menarik dana setelah Otoritas AS melakukan intervensi, meminta semua informasi perbankan.
HSBC pun menegaskan bahwa Otoritas Perbankan Swiss tak akan menggunakan data HSBC untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh otoritas negara-negara lain yang mencari informasi nasabah untuk kepentingan penyelidikan penyidik pajak.
HSBC pun menegaskan bahwa Otoritas Perbankan Swiss tak akan menggunakan data HSBC untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh otoritas negara-negara lain yang mencari informasi nasabah untuk kepentingan penyelidikan penyidik pajak.
Pihak bank sendiri mengakui tak menyadari pencurian data ini hingga menerima peringatan bahaya dari pihak berwenang Swiss dan merupakan hal yang menyakitkan untuk memberitahukan kepada nasabah, bahwa HSBC akan melakukan tindakan pencegahan agar peristiwa serupa tak terulang dan akan mengalokasikan SFr100 juta atau setara dengan £62 juta untuk meng-upgrade semua sistem dan keamanan perbankan.
Regulator Swiss, Finma menyatakan telah melakukan kontak dengan HSBC."Kecurigaan bahwa data nasabah yang dicuri ternyata lebih besar telah diakui pada awal Maret 2010, ketika Kantor Kejaksaan Agung memberikan akses ke HSBC untuk penyerahan data melalui Otoritas Hukum Perancis, terang Finma.
Terindikasi telah terjadi serangkaian prosedural adminstratif yang terlihat formal namun dimanipulasi dan bertentangan dengan ketentuan HSBC. Otoritas regulator perbankan Swiss Fima sedang menginvestigasi bagaimana di tahun 2007, sebuah data dicuri dan terus membesar hingga mencapai jumlah yang demikian besar dapat terjadi, dan investigasi juga mencari tahu apakah secara organisasi dan langkah-langkah tehnikal yang diperlukan telah dilakukan dengan kepatuhan penuh oleh HSBC sejak pencurian terjadi, sebagai upaya pencegahan, sesuai dengan semua ketentuan legal yang ditetapkan.
Pihak Bank menyatakan ada 15.000 nasabah yang terpengaruh oleh pencurian data dan HSBC pun telah menutup lebih dari 9.000 rekening yang datanya turut tercuri atau ada dalam data-data yang dicuri. Hanya rekening HSBC Swiss yang terkena risiko, sebab HSBC memilik sistem-sistem yang terpisah untuk setiap bagian bisnisnya.
Data-data HSBC yang tercuri berhasil direbut kembali oleh Otoritas Perancis setelah Falciani dengan diam-diam melarikan diri dari Swiss selagi investigasi berlangsung. Pihak Bank menyatakan telah bekerjasama dengan Otoritas Swiss sementara investigasi pelaku kriminal dilakukan oleh penyelidik Federal Swiss pun tengah berlangsung.
Herve Falciani sebagaimana dikutip Comcast dari AP berhasil ditangkap oleh pihak berwenang Perancis, ia berhasil mencuri data nasabah HSBC Swiss antara penghujung tahun 2006 hingga awal tahun 2007. Rekening-rekening yang dicuri dimiliki oleh semua nasabah individual HSBC Swiss yang berasal dari seluruh dunia yang membuka tekening di HSBC Swiss sebelum Oktober 2006 dan 9.000 rekening lainnya telah ditutup.
Kekahwatiran besar kini menghantui semua nasabah internasional HSBC Swiss, terhadap risiko tuduhan penghindaran pajak oleh Otoritas Pajak di negaranya masing-masing. Swiss dikenal di dunia sebagai negara yang memiliki peraturan hukum yang mengatur kerahasian bank dengan super ketat dan regulator perbankan Swiss: Financial Market Supervisory Authority, atau FINMA kini memulai investigasinnya untuk mengetahui apakah HSBC telah gagal memenuhi semua ketentuan legal untuk mencegah pencurian data.
(Guardian.co.uk | Comcast.net | Orange | Martin Simamora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar