Kemampuan identifikasi biometrik yang bersifat "One to Many" atau mengidentifikasi data biometrik seseorang dengan sebuah database biometrik nasional secara cepat atau seketika di lokasi kini dimiliki oleh kepolisian Inggris melalui alat penyidik jari yang mobile atau portabel. Sebuah teknologi yang seharusnya dimiliki unit-unit anti teroris di Indonesia yang kini harus bekerja keras memerangi terorisme yang nampaknya sudah berjejaring.
Badan pemerintah Inggris, National Policing Improvement Agency (NPIA) yang bertanggung jawab untuk memperbaiki kinerja kepolisian agar selalu berkemampuan optimal dalam menghadapi tantangan yang meningkat, telah menandatangani sebuah kontrak penting yaitu pengadaan alat-alat penyidik jari yang kompak dan dapat dibawa (jinjing).
NPIA akan memperlengkapi kepolisian Kerajaan Inggris dengan sedikitnya 3.000 unit alat yang akan segera dimiliki di tahun pertama, alat penyidik jari kompak dan jinjing ini sangat berguna bagi petugas kepolisian, memungkinkannya dapat melakukan identifikasi seseorang secara seketika di manapun sebab alat ini terkoneksi dengan National Fingerprinting Database dan hanya membutuhkan waktu 2 menit saja untuk mendapatkan hasil identifikasi.
Chief Executive NPIA Constable, Peter Neyroud berujar,"Teknologi sidik jari portabel ini telah memberikan kecepatan yang luar biasa dari, hitungan jam menjadi hanya hitungan menit bagi polisi untuk mengidentifikasi seseorang berdasarkan database sidik jari nasional ( metode "one to many identification").
"Identifikasi adalah hal yang sangat krusial pada semua proses investigasi kepolisiam dan memberikan kemampaun kepada setiap petugas melakukankanya secara langsung di lokasi manapun hanya dalam hitungan menit, dan dengan demikian akan ada lebih banyak waktu bagi polisi untuk bekerja bagi masyarakat yang harus dilindungi, membantu masyarkat memerangi kejahatan, dan menangkap lebih banyak pelaku kejahatan ke pengadilan dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat."
Kepala Deputi Constabel, Peter Goodman yang juga menjabat Ketua Association of Chief Police Officers (ACPO) untuk 'Mobile Identification" berujar, "Kami kini memasuki masa yang sangat menggairahkan dengan kemajuan dan kemampuan baru yang kini ada. Teknologi ini akan memampukan polisi secara mudah mengidentifikasi para tersangka di jalan tanpa perlu menahan mereka terlebih dahulu, lalu kembali ke kantor polisi untuk mengkonfirmasi siapa mereka dan apa yang mereka lakukan saat ini. Kemampuan semacam ini juga memberikan penghematan setara dengan meniadakan 360 petugas yang khsusus ditempatkan melakukan pekerjaan ini dibelakang meja, setiap tahunnya."
(www.publicservice.co.uk | Martin Simamora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar