Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Inggris mengungkapkan bahwa pembangunan akses broadband next generation access (NGA) di hampir dua per tiga kawasan pemukiman pertanian membutuhkan upaya yang lebih besar lagi untuk merampungkan dan mengatasi permasalahan di lapangan. Fakta yang sungguh berbeda bila dibandingkan dengan pembangunan NGA di kawasan perkotaan.
Pembangunan akses broadband Next Generation Access (NGA) di kawasan perkotaan akan dapat dirampungkan sepenuhnya dalam waktu 5-10 tahun mendatang, dan pemerintah pun mengidentifikasi bahwa pembangunan NGA akan menghadapi tantangan yang lebih berat.
Laporan pemerintah seperti dikutip dari PublicService.co.uk (8/3/2010) menyatakan," Perbandingan hasil-hasil risiko unit-unit spasial di kawasan perkotaan dan pertanian (pedesaan) menunjukan bahwa 87 persen unit-unit spasial kawasan pertanian ( 17 persen dari keseluruhan popilasi rumah tangga di Inggris) diklasifikasikan sebagai merah, atau area yang memerlukan tindakan mitigasi berprioritas tinggi hingga tahun 2012 mendatang . Lalu sampai dengan tahun 2015 masih terdapat 65 persen kawasan yang masih berada di dalam klasifikasi ini.
Anggaran untuk membangun NGA, yang telah diajukan di dalam Digital Britain Report, dapat memperbaiki pembangunan NGA sebesar 70-90 persen yang akan tercapai pada 2017 mendatang, demikian prediksi laporan tersebut. Tindakan intervensi pemerintah diperlukan agar dapat mereduksi jumlah masyarakat yang tertinggal, dari 43 persen menjadi 31 persen.
Laporan tersebut juga mengingatkan bahwa baik kawasan perkotaan dan pertanian yang dinilai sebagai yang akan terluput oleh pembangunan NGA, jelas akan menjadi daerah tertinggal dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh investasi NGA. Namun demikian risiko-risiko tersebut bukannya tidak dapat dikelola dan untuk menjamin daerah-daerah yang terlewatkan tak menjadi daerah tertinggal, sepenuhnya dapat diupayakan.
Keterisolasiaan digital juga telah diidentifikasi sebagai masalah yang terus bertumbuh, sebagai akibat masyarakat yang tak dapat menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dan dengan demikian menjadi komunitas yang tak dapat bertumbuh lebih lanjut dimasa mendatang. "Realitasnya "pasar menentukan pelaksanaannya" , bahwa ada persentasi atau jumlah signifikan rumah tangga yang tak dapat mengakses layanan internet berbasis digital yang diperlukan oleh NGA. Bebarapa akan mengalami situasi ini untuk sesaat, tetapi lainnya akan mengalami dalam jangka waktu beberapa tahun mendatang. Apabila keterbelakangan digital pada individu dan komunitas dikombinasikan dengan ketertinggalan lainnya, seperti keterbelakangan; ekonomi, pendidikan, sosial dan geografi, maka dua fakta keterbelakangan ini jelas akan memperberat masalah dan tantangan pembangunan.
"Dalam berbagai diskusi, kreatifitas penggunaan teknologi dikatakan dapat membantu mengatasi isolasi sosial dan geografi, membangun kemandirian dan berbagai keterampilan untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat yang amat rapuh dan sangat membutuhkan pertolongan," ungkap laporan tersebut.
Tak kalah pentingnya, laporan pemerintah pun mengingatkan, penundaan pembangunan NGA tak hanya akan memberikan ruang berkembangnya risiko menajamnya kesenjangan sosial, tetapi hilangnya sebuah kesempatan bagi para penyelenggara layanan publik untuk menghadirkan berbagai layanan yang efektif, efisien dan adil.
Posisi E-Government Readiness Inggris 2010 versi PBB
+ E-Government Index : 0.815
+ Online Service Index : 0.775
+ Infrastructure Index : 0.716
+ Human Capital Index : 0.954
+ E-Participation Index : 0.771
+ Website : www.direct.gov.uk
+ Peringkat E-Government Global : 4/184
+ E-Government Index : 0.815
+ Online Service Index : 0.775
+ Infrastructure Index : 0.716
+ Human Capital Index : 0.954
+ E-Participation Index : 0.771
+ Website : www.direct.gov.uk
+ Peringkat E-Government Global : 4/184
(Martin Simamora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar