Seluruh pejabat dan personil bea cukai Brunei tak hanya harus memiliki integritas tetapi juga memerangi korupsi, yang merupakan musuh negara dan agama, sebuah kejahatan yang harus dilenyapkan, ujar Royal Customs and Excise Controller Brunei, Yahya Hj Idris pada Senin (10/5/2010) lalu. Korupsi sama sekali tak membuat anda menjadi kaya dan bahagia.
Idris seperti dikutip Plaza eGov dari Brudirect.com menekankan kasus-kasus korupsi yang terjadi belakangan ini yang melibatjan sejumlah anggota departemen yang diduga melakukan praktik korupsi. Kejahatan ini memberikan pukulan hebat kepada seluruh karyawan departemen, dimana badan penegak hukum melakukan pemeriksaan terhadap departemen terkait.
Korupsi jelas tak pernah menjanjikan kekayaan atau kebahagiaan, malah dapat membawa prospek-prospek buruk seperti kehilangan pekerjaan dan harta benda. Idris lebih lanjut meminta kepada semua pegawai untuk menolak suap dan melaporkan pembayar suap dan petugas yang menerima suap. Tanggungjawab ini harus dijalankan dengan komitmen dan keberanian yang besar.
Saat berbicara dalam acara pembukaan Kursus Integeritas dan Pencegahan Korupsi, Idris kembali menekankan, salah satu metode terbaik untuk mencegah dan memerangi korupsi adalah dengan mengembangkan ketulusan dan kepercayaan di semua aspek.
Kursus yang diselenggarakan oleh Royal Customs and Excise Headquarters Dewan Kyoto difasilitasi oleh Deputi Direktur Anti-Corruption Bureau (semacam Komisi Pemberantas Korupsi di Indonesia), Hj Md Yassin dan Kepala Investigasi Khusus dan Kepala Hubungan Komunitas unit Pg Emran Pg Hj Metarsad.
Kursus Integeritas dan Pencegahan Korupsi dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan pembacaan Surah al-Fatihah yang dipimpin oleh Custom Assistant Superintendent Hj Junaidi Duhai. Materi utama kursus berjudul : New Methodology of Intelligence: Under Cover Operation, yang akan memastikan semua peserta memahami secara utuh konsep korupsi dan integeritas adalah salah satu karakteriktik utama
(Martin Simamora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar