Senin, 31 Mei 2010
30% Penduduk Uni Eropa Belum Pernah Menggunakan Internet !
European Union memiliki sebuah agenda ICT yang sangat strategis dan akan memberikan keunggulan di sektor teknologi informasi, namun ternyata masih ada serangkaian hambatan serius yang harus diselesaikan, dan salah satunya : sekitar 30% masyarakat Eropa belum pernah menggunakan internet, yang diungkapkan dalam sebuah dokumen.
Eropa harus menciptakan sebuah "virtous Cycle" atau sebuah siklus yang akan memperkuat tahapan berikutnya secara sinambung, agar semua target yang ditetapkan oleh Komisi Eropa dalam Digital Agenda untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan menciptakan sebuah masa depan yang berkelanjutan.Sebuah rencana aksi telah diungkapkan minggu ini, yaitu usulan untuk "menyingkirkan hambatan-hambatan saat ini untuk memaksimalisasi potensi ICT, dengan berbagai investasi jangka panjang untuk meminimalisasi berbagai masalah di masa mendatang.
Dokumen Digital Agenda mengungkapkan sejumlah data statistik yang mengejutkan:
- Sekitar 30% warga Eropa belum pernah menggunakan internet
- Pengunduhan (download) musik di Amerika Serikat, empat kali lebih besar dibandikan dengan European Union yang disebabkan kecilnya penwaran yang legal dan pasar yang terfragementasi.
- Hanya 1% warga Eropa memiliki akses ke jaringan berkecepatan tinggi berbasis serat optik, jumlah yang sangat rendah jika dibandingkan dengan penduduk Jepang : 12% dan Korea Selatan yang mencapai 15%.
- European Union hanya mengalokasi anggaran sebesar 40% dari total anggaran Amerika Serikat untuk melakukan riset dan pengembang ICT
"Dapatkan anda membayangkan bahwa masih ada sekitar 30% penduduk Eropa yang tidak pernah menggunaka internet? Jadi kita dapat mengatakan ada 30% penduduk Eropa yang dapat disebut : "Digital Virgins" atau "Perawan Digital", ujar Wakil Presiden Komisi Eropa yang menangani Digital Agenda, Neelie Kroes. Lebih lanjut Neelie, dikutip Plaza eGov melalui publictechnology.net (20/5) menyatakan:"Kami ingin memastikan semua warga Eropa memiliki kesempatan yang sama untuk menemukan semua keajaiban dunia digital. Strategi yang ambisius saat ini dengan jelas menunjukan kemana
kita harus memfokuskan semua upaya kita dalam beberapa tahun kedepan. Agar mampu memahami seluruh potensi digital Eropa di masa depan, kita membutuhkan komitmen penuh semua negara anggota European Union, sektor ICT dan semua pelaku ekonomi penting lainnya.
Agenda Digital Eropa menggambarkan 7 area prioritas aksi :
(1) menciptakan sebuah Pasar Tunggal Digital
(2) memperbaiki semua kondisi kerangka untuk interoperabilitas antara produk-produk dan layanan-layanan ICT
(3) meningkatkan keamanan dan kepercayaan internet
(4) menjamin kepastian akses internet yang lebih cepat
(5) Memacu investasi di bidang riset dan pengembangan
(6) meningkatkan inklusi, keterampilan dan literasi digital
(7) menggunakan ICT untuk mengatasi berbagai masalah sosial seperti; perubahan iklim, mahalnya biaya kesehatan dan perawatan penduduk usia lanjut
Tentang pasar tunggal, agenda digital mengungkapkan bahwa 92% penduduk Eropa membeli berbagai produk dan jasa melalui internet dari penjual di negaranya sendiri, sementara 60% penduduk Eropa beripaya melakukan transaksi-transaksi e-commerce lintas negara, namun gagal karena alasan-alasan legal atau tehnikal, seperti penolakan penggunaan kartu-kartu kredit non domestik. "Saya tak dapat menjelaskan kepada masyarakat di Eropa bahwa : lebih mudah melakukan pembelian produk atau jasa secara online ke Amerika Serikat ketimbang ke negara-negara tetangga anggota Uni Eropa," jelas Kroes.
Agenda juga menjabarkan berbagai rencana yang akan mempercepat penyelesaian Single Euro Payments Area (SEPA) yang meliputi 32 negara, dan menciptakan sebuah kerangka e-invoicing Eropa yang interoperabel pada 2010 mendatang dan sistem-sistem e-authentication yang aman ditargetkan akan memiliki sebuah kerangka legal yang diakui dan interoperabel di lintas perbatasan negara pada akhir 2011 mendatang.
Komisi Uni Eropa menyatakan, Digital Agenda pada 2012 membutuhkan sejumlah aksi tambahan untuk memperkuat proteksi terhadap pelanggaran hak kekayaan intelektual yang masih terjadi dalam lingkungan online, konsisten dengan jaminan-jaminan yang diberikan oleh hak-hak fundamental dan Kerangka Telekomunikasi pada perlindungan dan privasi data.
"Kita harus mengedepankan semua kepentingan warga dan bisnis Eropa di garis depan revolusi digital dan memaksimalisasi semua potensi ICT untuk mempercepat penciptaan lapangan kerja, penjangkauan sosial dan berkelanjutan,"ujar Kroes
"Pada abad ke 21, teknologi-teknologi komunikasi dan informasi memiliki peran yang krusial dalam penciptaan peluang kerja yang berkelanjutan dan memacu pertumbuhan ekonomi Eropa , sebagaimana terangkum di dalam Strategi Eropa 2020, dan akan berkontribusi ke pemulihan ekonomi kita dan dalam jangka panjang akan memberikan kemakmuran. Sektor ICT berkontribusi sebesar 5% terhadap GDP Eropa dan 50% pertumbuhan produktivitas.
Secara keseluruhan, semua tujuan yang hendak dicapai melalui Agenda Digital terbilang sangat ambisius :
+ pada 2015, 50% populasi EU telah melakukan belanja online, 20% diantaranya menggunakan layanan online lintas negara
+ pada 2015, pengguna internet umum meningkat dari 60% menjadi 75% dan untuk penduduk yang mengalami keterbatasan fisik meningkat dari 41% menjadi 60%
+ pada 2015, mengurangi setengah dari jumlah penduduk yang belum pernah menggunakan internet ( dari 30% menjadi 15%)
+ pada 2020, melipatgandakan jumlah penduduk EU yang menggunakan berbagai layanan publik berbasis online, dan lebih dari setengah penggunanya melakukan pengembalian formulir yang telah diisi melalui internet.
+ pada 2020, melipatgandakan jumlah total pengeluaran tahunan semua negara anggota EU, dibidang riset dan pengembangan ICT, menjadi €11 miliar.
(Martin Simamora)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar