Cakupan layanan telepon seluar seluas itu dapat melayani 234 juta penduduk yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia dan dapat memberikan layanan akses internet, terutama di wilayah-wilayah terpencil, ujarnya, dikutip Plaza eGov dari FutureGov (13/5).
Heru Sutadi lebih lanjut menyatakan: mengacu kepada data Asosiasi Penyelenggara Jasa
"Indonesia masih menghadapi masalah kesenjangan digital yang cukup signifikan, terutama di wilayah-wilayah timur dan barat, dan antara kota-kota besar dengan pedesaan. Indonesia juga masih menghadapi masalah-masalah di bidan infrastruktur yang harus ditangani. Sebagai contoh : Indonesia masih lemah pada infrastruktur jaringan serat optik sebagai backbone layanan-layanan telekomunikasi," jelas Sutadi.
Tahun ini pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran sebesar USD38 juta untuk menghubungkan 72.000 desa dengan internet broadband, dan investasinya akan dibantu dengan pendanaan dari Asia-Pacific Economic Cooperation Telecommunications and Information Working Group (APEC TEL) dan World Summit on the Information Society (WSIS).
Penerimaan sektor publik telah menjadi sumber utama pendanaan pada tahap awal pembangunan infrastruktur IT di Indonesia, dan ini menjadi bukti betapa sulit untuk menarik minat sektor swasta untuk mendukung pembangunan proyek-proyek di wilayah terpencil. Akan tetapi, proyek Palapa Ring yang akan menjembatani kesejengan antara kawasan timur dengan barat, akan melibatkan banyak sektor swasta, jelas Sutadi.
Sutadi juga mengungkapkan bahwa pengadaan dana sebagai tantangan utama bagi pemerintah di tahunini, dan berbagi infrastruktur merupakan sarana untuk menekan biaya. Memperbaiki kualitas,dan kemananan pelayanan internet, dan merevisi undang-undang telekomunikasi termasuk penyiaran dan kandungannya temasuk prioritas pemerintah tahun ini.
(Martin Simamora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar