Selasa, 04 Mei 2010
CampaignReady, Cara Microsoft yang Open Source Untuk Melayani Partai Politik
Ternyata Microsoft menjalin hubungan mesra dengan dunia politik, malah melibatkan diri berpolitik secara aktif! Jangan salah duga, Microsoft tidak memiliki agenda untuk menjadi politisi tetapi sebuah program yang dirancang Micosoft yaitu : CampaignReady dirancang khusus untuk kepentingan kampanye politik dan kelompok-kelompok aktivis.
Microsoft memang bukan partai politik atau politisi, tapi Microsoft salah satu vendor IT dunia yang dikenal memiliki para pelobi ulung yang sangat aktif mendekati pemerintah, kini Microsoft malah semakin mendekatkan dirinya dengan aktivitas politik, tentunya melalui teknologi yang diyakini akan disukai dunia politik.
CampaignReady, sebuah program berbasis interaktif yang disebut TownHall, berjalan diatas komputasi awan Azure, sistem ini menyimpan data di dalam sebuah server SQL Azure. TownHall mencoba mengemulasi sebuah pengalaman aktual berada dalam sebuah rapat di balai kota, tentunya dalam lingkungan virtual.
Sejumlah perangkat CampaignReady dirancang sedemikian rupa untuk memfasilitasi lobi-lobi politik dan kampanye lengkap dengan kemampuan berhubungan dengan beragam basis sistem online, seperti Facebook dan aplikasi-aplikasi iPhone. Townhall juga dapat digunakan secara tersentral untuk mengelola daftar kontak/alamat dan semua respon pengguna dan termasuk berbagai media spsifik yang tersedia (template) untuk berkomunikasi dengan para pengguna pada berbagai topik dan isu spesifik. Pengembang software juga dapat mengunduh (download) kode TownHall tanpa dikenai biaya, dan memodifikasi atau mengembangkannya sesuai dengan kebutuhannya.
"Seiring dengan makin matangnya berbagai media jejaring sosial, web telah memampukan lebih dari sekedar komunikasi dua arah antara para pemimpin dan masyarakat konstituennya, demikian juga antara kandidat dengan pemilihnya. Akibat yang dimunculkan oleh teknologi ini adalah meningkatnya proses partisipasi yang memberikan sebuah cara baru kepada masyarakat untuk didengarkan oleh pemimpinnya," ujar Pamela Passman, Corporate Vice President, Global Corporate Affairs seperti dikutip Plaza eGov melalui PublicTechnology.net (23/4/2010).
TownHall menawarkan sebuah basis pengelolaan yang membantu pemerintah-pemerintah, para kandidat, advokat dan konsumen untuk membangun komunitas online, menciptakan komunikasi-komunikasi yang lebih kaya untuk membicarakan berbagai ide, kampanye, proyek atau berbagai kegiatan. Setiap orang dapat mengajukan pertanyaan, mengungkapkan pemikirannya dan berbagi ide dengan anggota-anggota komunitas, dan menyatakan posisinya, apakah mereka memilih untuk menyetujui atau tidak.
Semua anggota komunitas dapat mempublikasikan partisipasinya pada media jejaring sosialnya, dan dalam prosesnya akan menarik lebih banyak orang ke dalam diskusi, mendiskusikan topik apa saja secara bebas sehingga memudahkan para pemimpin dapat mengidentifikasi dan menangkap tren pembahasan yang berkembang di dalam komunitas tersebut. Organisasi politik juga dapat melakukan riset pada diskusi-diskusi dan mengambil laporan-laporan yang menjadi target isu-isu yang mempengaruhi konstituennya.
Kelahiran TownHall berakar dari kerjasama Microsoft dengan NASA pada tahun lalu yang bekerjasama mengembangkan sebuah website bernama Be A Martian dan TownHall dulunya adalah bagian dari Be A Martian sebagai Crowdsourcing.
Pemerintahan Obama memang sangat fokus untuk menerapkan komputasi Awan dan konsep "Crowdsourcing" sebagai sebuah kesinambungan pada pemilihan presiden tahun lalu dimana tim pemengang Obama-Biden menggunakan Salesforce.com yang berbasis komputasi awan dan berkonsep Crowdsource dan menjadi proritas pemerintahan Obama dalam program 100 hari pertama. Gedung Putih juga menggunakan Google Moderator untuk mengelola pertanyaan-pertanyaan selama konfrensi press kepresidenan. Bagaimana dengan partai-partai politik di Indonesia? Ada yang tertarik untuk membangun komunikasi yang lebih terbuka, aktual dan interaktif? Rasanya untuk menjangkau konstituen partai politik yang berada di kota-kota besar Pulau Jawa atau kota-kota yang memiiki infratruktur ICT yang baik, pendekatan teknologi semacam ini layak dipertimbangkan, namun tentunya dengan konsep yang jelas, sebab tanpa konsep pemengangan yang jelas maka teknologi menjadi sia-sia. Bukankah masih ada waktu sebelum 2014?
(Martin Simamora)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar