Selasa, 11 Mei 2010
Pemerintah India Akan Ciptakan Sistem Operasi Sendiri Untuk Tangkal Serangan Cyber
Kewaspadaan pemerintah India terhadap risiko-risiko keamanan dalam negeri yang bersumber dari celah keamanan teknologi informasi dan komunikasi ternyata tak sebatas pada pemeriksaan keamanan perangkat telekomunikasi impor, bahkan pemerintah India bersiap menciptakan sistem operasi sehingga tidak perlu bergantung kepada "opearting sistem" dan produk antivirus asing.
Langkah pemerintah India merespon terhadap meningkatnya serangan cyber yang dikhawatirkan akan mengganggu kemajuan ekonomi India. Mewujudkan ambisi besar ini, sejak Februari 2010 lalu pemerintah telah membentuk sebuah Satuan Tugas Tingkat Tinggi untuk menjalankan sebuah rencana strategis untuk membuat software yang diciptakan oleh ahli-ahli India, ungkap seorang pejabat senior intelijen yang juga anggota Satuan Tugas Khusus.
Satuan Tugas Khusus juga akan menyampaikan saran-saran untuk melibatkan pihak ketiga untuk melakukan audit terhadap semua software yang kini digunakan di semua perkantoran pemeintah untuk mencegah berbagai upaya sabotase online hingga software atau sistem operasi buatan dalam negeri resmi digunakan,ukar pejabat intelijen tersebut seperti dikutip Plaza eGov melalui IndiaTimes.
Seluruh pejabat tinggi pemerintah memiliki keyakinan penuh bahwa sebuah sistem operasi yang dibuat sendiri walau dengan grade yang lebih rendah, dapat dijamin kebersihannya. Software rancangan India dapat menutup berbagai peluang negara-negara asing untuk menginflitrasi komputer-komputer di badan-badan pemerintah strategis India dan membahayakan keamanan dalam negeri India.
"Sebuah sistem operasi dan aplikasi yang "bersih" dan lebih sederhana mungkin akan lebih disukai pada versi-versinya yang lebih maju, yang memerlukan akses internet untuk "upgrade"," ungkap seorang pejabat. Software ini dapat dioperasikan di berbagai departemen utama yang selalu mengalami serangan cyber. Satuan Tugas Khusus juga melibatkan para pejabat di Kantor Perdana Menteri seperti kementerian; pertahanan, dalam negeri, dan telekomunikasi dan IT.
Pembentukan satuan tugas khusus dilakukan setelah kementerian pertahanan mengungkapkan keprihatinannya terhadap penggunaan produk-produk anti virus perusahaan asing, ditengah memuncaknya serangan-serangan cyber yang berbasis di China.
Sayap tehnik badan-badan intelijen juga mengungkapkan keberatannya penggunaan berbagai sistem operasi asing. Desember 2009 lalu, PMO Computers telah diserang oleh para hacker yang berdasarkan penelusuran berasal dari China. Serupa dengan hacker dari Pakistan dan organisasi-organisasi teroris yang juga melancarkan serangan ke berbagai website Indai dalam beberapa tahun belakangan ini.
Pembuat sistem operasi dan produk-produk anti virus menyatakan bahwa produk-produknya sangat aman. Tidak satupun pejabat perusahaan yang menyatakannya secara resmi. Pemerintah adalah pelanggan utama, dan menjualnya ke departemen-departemen adalah sumber pendapatan besar. Walu demikian sejumlah departemen tetap menggunakannya.
"Sangat penting bagi pemerintah untuk mengembangkan sebuah sistem operasi berbasis Open Source, yang memberikan kontrol penuh. Bahkan kode-kode software anti-virus dan prosesor-prosesor tersedia yang dapat dikustomisasi," ungkap seorang kepala tehnik perusahaan keamanan jaringan terkemuka di Amerika Serikat.
Langkah pemerintah India tentu saja memancarkan cahaya kepada para pelaku industri teknologi kemananan India. India sekalipun menjadi basis para pengembang dan kontributor 10% software dunia, namun negeri ini kurang memiliki reputasi dalam produk sistem operasi dan keamanan. India kini berupaya mensejajarkan dirinya dengan bangsa-bangsa yang telah memiliki teknologi hardware dan software sendiri.
Pemerintah India bahkan memberikan hadiah uang kepada mereka yang berhasil merancang mikroprosesor untuk menjaga kemampuan pertahanan negara, keamanan udara dan program-program nuklir India. Ketidaknyamanan pemerintah India terhadap teknologi dan hardware buatan asing baru mengemuka dalam beberapa tahun belakangan ini. Pemerintah memperingatkan sektor telekomunikasi untuk mewaspadai instalasi perangkat telekomunikasi asing. Minggu lalu, Menteri Muda Komunikasi dan Teknologi Informasi, Sachin Pilot berujar: pemerintah India telah mengambil sejumlangkah untuk mendeteksi dan menangkal serangan-serangan cyber.
Informasi bernilai sensitif tidak akan disimpan di dalam sistem-sistem yang terkoneksi dengan internet, sementara itu kementerian-kementerian dan semua departemen telah diberitahukan untuk menjalankan rangkaian audit sistem IT secara teratur. Pemerintah India juga telah membangun sebuah Crisis Management Plan menghadapi serangan-serangan cyber yang akan diterapkan oleh semua kementerian pusat,pemerintah negara bagian dan sektor-sektor kritikal, jelas Sachil.
Minggu lalu,Richard Clarke, kepala Counter Terrorism Amerika Serikat era pemerintahan Clinton dan Bush menyuarakan sebuah peringatan penting berkait ancaman cyber yang disebutnya sebagai "electronic Pearl Harbour", serangan cyber berskla hebat yang mampu memadamkan pembangkit listrik, melumpuhkan transportasi, komunikasi dan semua transaksi finansial perbankan. Ia menyatakan : sebuah serangan cyber masif dapat melumpuhkan Amerika Serikat dalam waktu 15 menit.
Menangkap sinyal bahaya sedemikian dahsyat, pemerintah India melangkah kelangkah pencegahaan. Kementerian Pertahanan India telah memindahkan komputernya keluar dari jaringan internet. Semua staf kementerian pertahanan keamanan tidak diperkenankan membawa memory stick ke dalam kantor. Pemerintah juga telah memutuskan untuk menghubungkan semua kementerian dan kantor-kantor utama pemerintah yang cumlah lebih dari 5.000 ke sebuah jaringan komunikasi alternatif eksklusif yang sedangan dibangun untuk kepentingan angkatan bersenjata India. Jaringan komunikasi alternatif yang eksklusif ini akan menyediakan sebuah back up terproteksi saat situasi emergency, atau di saat-saat semua jaringan telekomunikasi milik operator swasta tidak dapat digunakan untuk mentransmisikan informasi yang sensitif.
Perusahaan telekomunikasi milik pemerintah ;BNL dan MTNL saat ini sedang membangun jaringan alternatif serat optik sepanjang 40.000 km, yang akan digunakan oleh angkatan bersenjata India untuk kepentingan komunikasi militer, yang memungkin militer India menguasai frekuensi-frekuensi radia dalam jumlah sangat besar atau bahkan dapat mengkomersialkannya.
Secara global, hampir semua sistem operasi dan software anti virus terhubung melalui internet. Hal ini untuk menjamin untuk secepatnya memperbaiki lubang-lubang keamanan yang ditemukan, perusahaan-perusahaan pembuat sistem operasi dan software akan memperbaikinya secara online. Namun mekanisme semacam ini juga dapat mnciptakan hal fatal lainnya, seperti yang dialami McAfee saat meng-update anti virus, file asli diidentifikasi sebagai palsu dan berakibat pada lumpuhnya jutaan komputer di seluruh dunia.
(Martin Simamora)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar