Der Spiegel lebih lanjut menuliskan : pemerintah Yunani telah mendorong negerinya ke bibir jurang kebangkrutan nasional, mengancam seluruh zona Euro. Namun para elit
Para elit pemerintahan Yunani dari kelompok konservatif dan sosialis yang menjalankan pemerintah Yunani mengandalkan pinjaman seolah tidak ada lagi harapan dan cara lain. Para pemimpin tidak memimiliki manajemen yang baik dan nepotisme yang kuat dan kondisi ini mendorong negeri ini ke ambang kebangkrutan. Masyarakatnya di sisi lain pun bereaksi sama dengan juga melakukan korupsi dan kejahatan keuangan.
Sejak European Union menerapkan mata uang tunggal : Euro sebagai mata uang bersama maka masalah yang dihadapi Yunani bukan semata masalah Yunani, negara kecil
Sementara itu sebuah media online Asia: Joongandaily.com pada Februari 2010 lalu yang dikutip Plaza eGov, memberitakan bahwa krisis kebangkrutan Yunani telah memunculkan ketakutan dunia. Sangat sulit bagi Yunani untuk luput dari
Salah satu alasan terbesar bagi Uni Eropa tidak dapat segera memberikan bantuan keuangan kepada Yunani karena infrastruktur negeri ini terbelenggu korupsi yang sangat hebat. Eropa sangat peduli tindakan bail out dapat seperti membendung ombak laut dengan pasir. Bukan hal yang berlebihan untuk mengatakan bahwa sumber krisis Yunani adalah "fakelaki" artinya amplop kecil.
Kantor Pajak Yunani merupakan kantor paling korup dan diperkirakan 30% penerimaan pajak bocor ke tempat lain. Semua orang mengetahui jika korupsi adalah sebuah
Korupsi mendistorsi siklus ekonomi dan merusak kesehatan budaya wira usaha, tak heran negara-negara yang membiarkan korupsi merajalela akan menghadapi masalah. Ketidakefisienan pada sektor publik yang erat kaitannya dengan struktur politik yang kolusif dan serikat buruh yang dekat dengan budaya amplop.
Tak ada cara lain untuk memberantas korupsi dan menyelematkan negara dari kebangkrutan selain presiden bersama-sama dengan seluruh rakyat membangun komitmen yang kuat memberantas "budaya memberi amplop suap", bila hal ini tidak dilakukan maka tragedi Yunani akan terulang kembali.
Sebuah negara dapat maju bukan hanya karena bersih, tetapi pasti tidak dapat maju bila negara tak memutuskan dirinya dari hubungan dengan korupsi. Corruption Perception Index Korea Selatan berada di peringkat ke-39, jauh lebih baik dari Yunani, tetapi capaian Korea belum dapat dijadikan standar.
Jika kita ingin meningkatkan martabat bangsa dengan pemerintahan yang kokoh dan menjadi negara yang maju, kita harus menghapus semua perilaku korupsi sebagai sebuah solusi. Biarlah tragedi Yunani menjadi pelajaran bagi kita dan menjadi hal yang terakhir.
(Martin Simamora | Der Spiegel | Joongangdaily)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar