Pemerintah Inggris perlu menjalin kerjasama yang lebih erat lagi dengan Nato untuk menangkal berbagai ancaman serangan cyber yang membidik infrastruktur nasional yang bersifat kritikal, terutama dalam menghadapi serangan yang berasal dari Rusia dan China, atau jika tidak Inggris perlu melakukan upaya penangkalan bersifat agresif namun dilakukan secara "bijaksana".
Seputar Perang Cyber Eropa & Nato :
+ Eropa Wapadai Serangan Cyber Berskala Besar (1&2)
+ Dunia Diambang Cyberwar Gobal
+ Estonia Nyatakan Cyber Security Menjadi Agenda Politik Global
+ Iran Bungkam 29 Website yang Diduga Spionase Amerika Serikat
+ Eropa Wapadai Serangan Cyber Berskala Besar (1&2)
+ Dunia Diambang Cyberwar Gobal
+ Estonia Nyatakan Cyber Security Menjadi Agenda Politik Global
+ Iran Bungkam 29 Website yang Diduga Spionase Amerika Serikat
Mengacu kepada laporan terdahulu yang diterbitkan oleh House of Lords kepada European Union bertajuk Protecting Europe Against Large Scale Cyber Attacks, terungkap Inggris adalah negara yang paling siap diantara semua negara-negara Eropa yang memiliki kesiapan rendah dalam pertahanan cyber. Sub Komite Home Affairs EU memuji berbagai upaya Inggris membangun keamanan cyber negaranya. "Negri ini (Inggris) adalah yang terutama diantara negara-negara anggota European Union yang mengembangkan serangkaian langkah-langkah pertahanan cyber yang dapat menjadi patok ukur bagi negara-negara lain untuk mengadopsinya, ungkap sub komite EU diberitakan PublicTechnology.net (18/3/2010).
Kami sangat yakin bahwa Pemerintah Inggris dan EU harus memberikan perhatian yang lebih besar terhadap bagaimana keamanan cyber dapat dikembangkan dalam sebuah basis global. Internet tak mengenal batas negara, dan menjadi sangat penting agar setiap propoasl dari negara-negara anggota EU dipandang sebagai konteks global, ujar Lord Jopling, Ketua Sub Komite Home Affairs EU.
"Sebuah langkah utama yang wajib dilakukan adalah menjalin kerjasama yang lebih baik dengan Nato. European Union dan NATO memiliki kepentingan yang sama dalam membangun pertahanan menghadapi serangan cyber dan berkerja dalam cara-cara yang serupa, namun sayangnya tak ada komunikasi yang terjalin diantara keduanya. Harus ada kerjasama yang nyata ketimbang hanya duplikasi dengan membangun dialog yang lebih luas dengan para pemain-pemain internasional utama seperti; Amerika Serikat, Rusia dan China akan menjadi sangat penting bila kita menjadi lebih tangguh dalam kemampun pertahanan cyber.
Laporan Protecting Europe Against Large Scale Cyber Attacks juga mengkritisi lokasi European Network and Information Security Agency (ENISA) di Heraklion , Kreta Yunani. "Dari bukti yang kami terima, kami diyakinkan bahwa keputusan menempatkan ENISA di Heraklion tidak dilakukan berdasarkan analisa manfaat dan biaya yang seksama, dan hal ini telah menimbulkan berbagai masalah secara terus menerus dalam rekrutmen dan pembinaan staf, dan pelaksanaan jadwal-jadwal pertemuan.
"Kami mendesak pemerintah untuk menjamin, ketika lokasi-lokasi organisasi-organisasi EU mengemuka di suatu masa kelak, negara dimana oragnisasi tersebut berada harus menjadi fokus tinjauan oleh negara-negara anggota EU lainnya untuk dijadikan lokasi baru, dan seluruh keputusan yang dibuat haruslah berdasarkan hanya pada analisa biaya dan manfaat yang kuat.
Inggris pun tak luput dari kritik Sub-Komite EU dimana kebanyakan penyelenggara jasa internet di Inggris tak begitu bersemangat dalam memberikan bukti-bukti insiden keamanan cyber Inggris, bahkan sangat disesalkan para pelaku infrastruktur di Inggris tak menunjukan minat yang besar untuk menyampaikan bukti-bukti terkait cyber security.
(Martin Simamora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar