Asia Tenggara dan China harus meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan sebesar USD1.6 triliun untuk memperlambat pertumbuhan emisi gas karbon dioksida untuk jangka waktu 20 tahun, jelas World Bank pada Senin (19/4/2010) lalu. Bank Dunia desak Indonesia, Malyasia, China dan negara-negara lain mengurangi subsidi bahan bakar minyak dan mengembangkan energi terbarukan.
Seputar Green Energy :
Kawasan ini telah memiliki sejumlah rencana untuk menginvestasikan USD100 miliar per tahun untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengembangkan berbagai sumber energi terbarukan atau non fosil dan mengembangkan teknologi-teknologi yang mendukung pengembangan energi yang bersih. Upaya ini juga tidak lantas cukup untuk membatasi emisi gas karbon dioksida, yang oleh banyak ilmuwan dinyatakan sebagai penyebab pemanasan lobal yang dalam 20 tahun kedepan akan meningkat, ungkap Bank Dunia seperti dikutip Plaza eGov dari TaiwanNews.com.
China sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia dan produsen terbesar gas karbon dioksida harus menanggung 80% dari ekstra USD80 miliar pertahun yang diperlukan untuk menstabilkan penggunaan karbon pada 2025 dan menurunkan emisi pada 2030, ungkap Bank Dunia.
"Jendela kesempatan menutup dengan sangat cepat apalagi penundaan aksi akan menjerembakan kawasan ini untuk selamanya menggunakan infrastruktur berbahan bakar karbon tinggi," ungkap laporan Bank Dunia.
Bank Dunia berharap investasi tambahan tahun sebesar USD25 miliar akan dapat dikucurkan sebagai pinjaman dengan suku bunga rendah dari negara-negara maju dan berbagai lembaga multinasional.
China pada tahun lalu tercatat sebagai investor energi bersih terbesar di dunia walau nilainya masih dibawah harapan Bank Dunia. Investasi China dan pembiayaan energi bersih meningkat menjadai 34.6 miliar dolar pada 2009, diluar investasi global sebesar 162 miliar dolar, sementara itu menurut laporan Pew Charitable Trusts sebuah lembaga nirlaba, Amerika Serikat berada di peringkat kedua dengan pengeluaran sebesar 18.6 miliar dolar.
World Bank mendesak semua negara untuk segera beralih ke sumber-sumber energi terbarukan seperti; tenaga air, angin, bio gas dan tenaga matahari untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil ; minyak bumi dan batu bara.
Bank Dunia mendesak negara-negara; China, Indonesia, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Thailand untuk memotong berbagai subsidi bahan bakar minyak untuk mengurangi konsumsi energi. Bank Dunia berharap pengurangan kosumsi energi bahan bakar minyak akan mencapai dua kali lipat dalam 20 tahun mendatang.
(Martin Simamora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar