Hideaki Sugiura, Direktur Kantor Proyek IT, Biro Kebijakan Informasi dan Perdagangan, Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) menyatakan bahwa pemerintah Jepang memiliki proyek-proyek komputasi awan atau Cloud Computing, diantaranya adalah: Kasumigaseki Cloud, terangnya dalam Government Cloud Forum yang diselenggarakan oleh FutureGov di Singapura. Jepang unggul sebab teknologi komputasi awan yang dikembangkan berformat Green ICT.
Kasumigaseki Cloud mengintegrasikan berbagai pusat data yang tersebar di berbagai kementerian, sehingga mengurangi pengadaan sumber daya dan pemerliharaan yang berlebih pada berbagai ragam sistem terpisah. METI telah mengembangkan sebuah web site untuk kepentingan program nasional : "Eco-Points Programmer" dalam waktu 3 minggu dengan menggunakan teknologi komputasi awan.
Berbeda dengan negara-negara lain yang juga mengembangkan komputasi awan, Sugiura seperti dikutip Plaza eGov dari futuregov.net (21/4/2010) menyatakan : komputasi awan dan Green ICT saling terkait erat satu sama lain. Cloud Computing melayani semua strategi ekologikal pemerintah: "Green of IT" dan "Green by IT". Model utilitasi dan konsolidasi berbagai sumber daya akan menciptakan masyarakat karbon berkadar rendah.
Konsumsi energi perangkat IT diperkirakan meningkat lima kali lipat pada 2025 mendatang dan 12 kali lipat pada 2050, kalkulasi yang mengacu pada angka 2006. Fakta inilah yang menjelaskan kenapa Jepang memiliki agenda hijau yang kuat dan teknologi menjadi kunci yang memampukan Jepang untuk mewujudkannya. Green IT menjanjikan pengurangan CO2 sebesar 130 juta ton pada 2025 mendatang, yang artinya mendekati 10% pengurangan jika dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan pada 2007 sebesar 1374 juta ton CO2.
Pengurangan 20 juta ton akan dikontribusi oleh "Green of IT" - membuat semua sistem IT lebih efisien dalam mengkonsumsi energi- sementara pengurangan terbesar, 110 juta ton akan disumbangkan oleh "Green by IT" yang artinya konservasi energi IT di area-area lainnya seperi; rumah, bisnis, transportasi, industri dan lain-lain.
Sugiura, berkait upaya elaborasi pusat-pusat data pemerintah Jepang, permasalahan utama yang dihadapi saat ini adalah ketidak efisienan konsumsi energi pada hampir semua fasilitas yang ada. Tercatat 33% dari total penggunaan energi diserap oleh pendingin udara yang setara dengan jumlah energi yang digunakan untuk menghidupkan daya perangkat IT itu sendiri. Sebuah pusat data di Jepang yang mampu menghemat konsumsi energi sebesar 40% melakukan atau menerapkan langkah-langkah baru yaitu ; penggunaan pembangkit energi terbarukan seperti energi matahari dan virtualisasi. Jepang jika konsisten akan menjadi sebuah negara dengan ekologi cerdas.
(Martin Simamora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar