Seluruh badan pemerintah di Singapura memiliki pusat-pusat data informasi yang sangat besar yang dapat didayagunakan untuk menciptakan berbagai layanan publik. ACRA sebagai sebuah instansi pemerintah yang mengatur perusahaan dan bisnis memiliki rekam jejak sukses dalam membuka data bisnis kepada sektor swasta untuk menyediakan berbagai layanan yang memiliki nilai tambah dalam penyediaam informasi kepada sektor swasta.
+ Rencana Induk E-Government Singapura yang Baru 1
+ Rencana Induk E-Government Singapura yang Baru 2
Salah satu inovasi ACRA (Accounting & Corporate Regulatory Authority)yang terbaru adalah BizFinx sebuah layanan yang menggunakan standar format-format data xBRL untuk dapat berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan sektor swasta untuk menyediakan berbagai layanan analisa bisnis.
Contoh lainnya lagi adalah Land Transport Authority yang berkolaborasi dengan Google untuk mengkombinasikan pasokan-pasokan informasi yang real time dan data transportasi pemerintah yang dikombinasikan dengan Google Maps untuk memberikan sebuah layanan terintegrasi bagi komuter dan motoris dalam merencanakan perjalanannya.
Singapura juga memiliki contoh-contoh pembentukan bersama dan model-model kemitraan pemerintah dengan masyarakat yang inovatif. Ada cakupan yang lebih luas untuk dikerjakan. Ada sebuah kesempatan untuk menjalankan aplikasi-aplikasi bersama. Salah satu contoh adalah SingPass, sebuah otentifikasi tunggal bagi semua layanan pemerintah berbasis elektronik.
Saat ini pengoperasian SingPass telah diperluas hingga ke transaksi-transaksi sektor swasta. Pemerintah Singapura dengan masterplan e-Government baru : ide pemerintah sebagai platform untuk melakukan berbagi data baik spasial dan tekstual akan dapat dilakukan jauh lebih baik. Program-program, skema-skema dan bahkan kontes-kontes akan diselenggarakan untuk memacu penggunaan data pemerintah sehingga melahirkan berbagai layanan inovatif dan memberikan nilai yang lebih besar kepada masyarakat dan bisnis.
Pendorong kedua : Terhubung Untuk Partisipasi Aktif
Selain mengupayakan pembangunan layanan pemerintah secara bersama-sama, pemerintahan yang kolaboratif secara aktif akan berupaya menghubungkan dirinya dengan masyarakatnya dan terlibat didalamnya untuk membentuk berbagai kebijakan pemerintah, Ini adalah pendorong kami yang kedua : Terhubung untuk Partisipasi Aktif.
Berbagai perangkat jejaring sosial seperti; blog, Youtube, Facebook dan Twitter adalah kanal-kanal yang sangat baik untuk membangun kolaborasi masyarakat dan menjangkau segmen-segmen masyarakat yang besar dengan cepat dan efektif. Semua instansi pemerintah Singapura saat ini mulai menggunakan sejumlah perangkat jejaring sosial untuk meluaskan kemampuan pemerintah menjangkau dan terhubung dengan masyarakat- walau cara ini mengandung ketidakpastian, dan bahkan resiko-resiko yang mengikutinya. Bahkan beberapa kementerian pemerintah Singapura kini mendiskusikan rencana-rencana kementeriannya dan berpikir untuk menggunakan blog.
Tetapi seiring dengan semakin berkembangnya upaya untuk mengeksploitasi teknologi, maka pemerintah juga harus memperhatikan perangkap teknologi. Kelak pada suatu saat, teknologi hanyalah sebuah perangkat yang memiliki kemampuan sama baiknya untuk dieksploitasi baik untuk tujuan jahat maupun baik. Misalkan, Internet memang menyedikan sebuah platform yang sangat baik untuk menyebarkan informasi dan menerima respon dari masyarakat, semua pegawai pemerintah perlu mengembangkan semacam intuisi untuk mampu membedakan mana respon yang murni lahir di masyarakat dan mana yang bukan (noise).
Pemerintah juga harus mewaspadai terjadinya kesenjangan digital baru yang memisahkan "digital natives" dan "digital migrants". Ada sejumlah lapisan masyarakat yang tidak dapat dan tidak suka menggunakan teknologi jejaring sosial untuk melakukan interaksi dengan pemerintah. Sehingga pemerintah harus mengeksploitasi media baru agar tidak seorangpun yang tertinggal.
~bersambung~
(Martin Simamora | thegovmonitor.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar