Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Jumat, 18 Juni 2010

Rencana Induk E-Government Baru, Singapura Membangun Interaksi Inovatif Dengan Masyarakat (Bagian 2)

Menghadapi ketidakpastian dan perubahan, Kementerian Keuangan dan CIO Kantor IDA pemerintah telah mulai mengembangkan rencana induk implementasi e-Government fase selanjutnya. Singapura telah melalui perjalanan panjang dalam implementasi e-Government. Negeri Singa ini telah memulainya 30 tahun, sebuah usia yang cukup dewasa tentunya.

Pada tahun-tahun awal pembangunan e-Government, proses komputerisasi menjadi fondasi yang memampukan pemerintah Singapura untuk selalu berada diatas kurva. Kami mampu mewujudkan berbagai keunggulan yang dihasilkan e-Government ketika internet telah terbangun dengan utuh.

Kini, semua pelaksanaan layanan publik di Singapura telah berlangsung secara elektronik. Sehingga pertanyaan di dalam benak setiap orang adalah : "Apa Selanjutnya?" Kami kini sedang menuju lautan perubahan, sebuah perubahan yang akan diperkuat oleh teknologi-teknologi jejaring sosial yang telah digunakan secara luas saat ini. Perubahan ini akan menciptakan lompatan quantum pada bagaimana sektor pemerintah melayani dan berinteraksi dengan stakeholder.

Masterplan e-Government Singapura selanjutnya akan memfasilitasi dan memampukan pergeseran besar pola pemikiran dari pola pikir "Govt-to-You " atau "Pemerintah Untuk Anda" menjadi pola pikir "Govt-With-You" atau "Pemerintah Bersama dengan Anda" untuk mendorong inovasi dan mendorong proses "co-creation" atau membangun bersama-sama (pemerintah dengan rakyatnya).

Visi Masterplan e-Government Singapura adalah sebuah pemerintahan yang kolaboratif yang bersama-sama membangun dan terhubung dengan rakyat. Untuk Mweujudkan visi ini, Masterplan e-Government Singapura masa depan akan terfokus pada 3 pendorong strategis.

Pendorong 1 : Bersama-sama menciptakan nilai yang lebih tinggi

Pertama-tama, sektor pemerintah akan berkerja sama dengan sektor swasta dan sektor-sektor masyarakat untuk secara bersama-sama menciptakan nilai yang lebih tinggi. Saat ini semua pelayanan pemerintah masih didominasi pelayanan yang bersifat satu arah - dari pemerintah kepada warganya. Walau ada banyak proses konsultasi publik dan saran-saran yang disampaikan oleh masyarakat. namun hampir semua bagian sektor-sektor pemerintah telah terkonseptualisasi dan dibangun di dalam dan oleh sektor pemerintah. Akan tetapi pola pikir bahwa "Pemerintah tahu yang terbaik" tidak lagi relevan sebab masyarakat dan bisnis dapat dengan mudah mengakses banyak informasi dimana informasi-informasi tersebut dahulu dimonopoli dan dikontrol oleh pemerintah.

Futurulog terkenal, Alvin Toffler pengarang buku 'Future Shock" pada 1980 menulis sebuah buku yang sangat terkenal berjudul : "The Third Wave" atau "Gelombang Ke Tiga" memperkenalkan sebuah istilah baru : "prosumer". Alvin dalam buku terrbitan 1980 memprediksikan bahwa peran produsen dan konsumer akan kabur dan melebur. Kini pernyataan Alvin terbukti, masyarakat dan konsumen menjadi sangat cerdas dan pintar dibandingkan dengan masa lalu.

Masyarakat dewasa ini tidak lagi dapat dipuaskan hanya dengan menerima begitu saja atau pasif terhadap layanan-layanan dan produk-produk yang umum atau generik/biasa. Masyarakat kini memiliki pengetahuan yang lebih baik dan memiliki tuntutan yang juga lebih baik- dan masyarakat memiliki pendapat tersendiri bagaimana semua hal harus dikerjakan. Hal semacam ini adalah fakta yang akan dihadapi oleh semua instansi pemerintah.

Pada akhirnya, berbagai instansi pemerintah harus dapat menyerap wisdom atau kebijaksanaan yang ada di masyarakat, menyerap pengetahuan dan berbagai kapabilitas yang berdiam atau hidup di dalam sektor swasta dan sektor-sektor masyarakat. Bersama-sama - pemerintah beserta sektor swasta dan masyarakat- membangun dan melahirkan layanan-layanan yang efektif untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumen pemerintah.

~bersambung~

(Martin Simamora)


Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget