Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Jumat, 16 April 2010

AWAS! WikiLeaks.org , Penyebar Rahasia Negara & Informasi Korupsi Negara


Pada 15 Maret 2010 lalu sebuah organisasi misterius yang disebut WikiLeaks mengungkapkan analisanya sebuah analisa 2008 terhadap sebuah informasi yang sangat sensitif dari Army Counterintelligence Center. Padahal pada pembukaan dokumen tersebut tercantum peringatan keras "Pengungkapkan tanpa izin akan dikenakan sanksi-sanksi kriminal".

Wikileaks sebagaimana yang dikutip Plaza eGov dari NetworkWorld.com (14/4/2010) menggambarkan misinya : sebagai website yang dirancang untuk mengungkap berbagai praktik yang tidak etis, perilaku ilegal dan perbuatan jahat lainnya seperti korupsi dan rejim-rejim; Asia, negara-negara yang dulu tergabung di dalam blok Soviet, sub- sahara Afrika dan Timur Tengah yang berperilaku opresif terhadap rakyatnya.


Para pengembangan Wikileaks.org menyediakan sebuah forum yang aman dimana para pembocor atau leakers, kontributor atau whistleblower dari negara manapun dapat menyampaikan atau mengirimkan dokumentasi dengan identitas yang anonim dan atau informasi yang mengungkapkan korupsi atau perilaku jahat negara atau korporasi.

Pengembang Wikileaks.org percaya dengan mengungkapkan informasi sensitif dan rahasia yang melibatkan sebuah pemerintahan dari negara manapun atau kejahatan korupsi pada akhirnya akan berujung kepada meningkatnya akuntabilitas sebuah demokrasi, opresif atau tindak korupsi negara terhadap rakyatnya.

Pembocoran dokumen sensitif atau rahasia milik militer Amerika Serikat baik disengaja atau tidak ke WikiLeaks.org dapat berakibat pada meningkatnya ancaman terhadap personil, perlengkapan, fasilitas atau berbagai instalasi milik Departemen Pertahanan. Sebuah laporan mengidentifikasi website tersebut dengan sangat tepat: sebagai rute potensial untuk melakukan kampanye penyebaran informasi atau DISINFO dan operasi-operasi psikologikal atau PSYOP. Laporan tersebut diakhiri dengan saran untuk menghancurkan grup yang mengoperasikan website tersebut melalui tuntutan dan investigasi yang agresif :"Identifikasi, pengungkapan atau pelumpuhan upaya atau aksi legal yang dilakukan oleh para pembocor di dalam tubuh pemerintah dapat merusak atau menghancurkan daya tarik website dan menggentarkan pihak-pihak lain untuk menggunakan WikiLeaks.org sebagai media penyebar informasi.


Namun tidak semua negara memandang upaya pembocoran secara elektronik seperti WikiLeaks adalah perilaku negatif. Badan Legislatif Eslandia berpendapat :jelas WikiLeaks menggelisahkan hukum-hulum perlindungan kebebasan berbicara secara online sebagaimana yang ditulis oleh Mark Tran, Surat Kabar Guardian, Inggris dalam sebuah artikel Februari 2010.

Kelompok oposisi Parlemen Eslandia kini sedang merancang inisiatif media moderen : Icelandic Modern Media Initiative yang bertujuan untuk menugaskan pemerintah menyediakan cara untuk memperkuat kebebasan berekspresi di seluruh dunia dan Islandia, serta menyediakan berbagai bentuk perlindungan yang kuat terhadap sumber-sumber informasi atau leakers dan juga terhadap Whistleblowers.


Mewujudkan rencana tersebut maka lingkungan legal harus dieksplorasi sedemikian rupa agar sebuah jalan untuk mewujudkannya terdefinisikan, dan perubahan-perubahan hukum dan proposal-proposal hukum baru dapat disiapkan. Lingkungan-lingkungan legal di negara-negara lain juga harus dipertimbangkan, dengan tujuan untuk dapat menghasilkan perundang-undangan yang terbaik sehingga menjadikan Eslandia sebagai pemimpin dunia dalam mengartikulasikan kebebasan berekspresi dan menyampaikan informasi. Kami juga merasa ini waktu yang sangat tepat bagi Eslandia untuk kali pertama menyelenggarakan Penghargaan Internasional Islandia : The Icelandic Freedom of Expression Award." ungkah salah seorang anggota parlemen dari pihak oposisi.

Pemerintahan seluruh dunia kini menghadapi ancaman kebebasan berekspresi secara online yang belum pernah ada sebelumnya. 50 Negara telah mengambil langkah untuk membatasi kebebasan semacam ini. Namun Google dan Youtube telah memblok 25 negara diantaranya.

Perancis kini memiliki Award untuk mengapresiasi kebebasan berbicara secara online yaitu : "Le Prix de Net Citoyen" yang diselenggarakan oleh kelompok advokat yang berbasis di Perancis yang bernama : Reporters Without Borders. Luar biasanya Reporter Without Borders memberikan Netizen Prize atau Le Prix de Net Citoyen kepada para kreator web di Iran : Change for Equality yang berdiri pada 2006 untuk memperjuangkan perubahan hukum di Teheran yang dinilai oleh mereka sebagai mendiskriminasi wanita. Website ini sangat terkenal sebagai sumber yang baik untuk mendapatkan informasi hak-hak wanita Iran, website ini juga memampangkan dokumentasi penahanan para aktivis wanita. WikiLeaks dan Reporters Without Frontier kini menjadi jangkar dunia dalam kebebasan berpendapatan secara online tanpa rasa takut.


(NetworkWorld.com | Martin Simamora)



Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget