Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Kamis, 18 Februari 2010

Malaysia Menimbang Pemilu Bersistem e-Voting


Electronic Voting atau e-Voting atau pemilu yang terelektroniksasi pada prosesnya terbukti sukses di sejumlah negara seperti AS, Eropa dan di Asia: India di sejumlah negara bagiannya sukses diterapkan. Negeri Jiran di Malaysia termotivasi mengadopsinya namun Malaysia wajib mengatasi sejumlah masalah yang fundamental sebelum beranjak dari pemilu konvensional ke mekanisme elektronik.

Sejumlah analis menyatakan Malaysia harus menyelesaikan sejumlah hal seperti; isu terkait kepercayaan (trust), integeritas dan infrastruktur.Wong Chin Huat dosen dan ahli politik di Monash University bilang, kalau problem yang dihadapi dalam melaksanakan e-Voting tidak terletak pada masalah feasibility atau kemudahan bagipara pemilih, tetapi lebih kapada soal integeritas dan soal tehnikal untuk mencegah manipulasi.

Seperti halnya internet banking maka e-voting pun harus memenuhi aspek kepercayaan atau "trust" yang teramat mutlak."Jadi kata kuncinya adalah kepercayaan atau "trust". Anda percaya dengan perbankan online karena anda percaya kepada sistemnya. Jika anada punya maslah dengan integeritas sebuah bank, masihkan anda akan menggunakan bank tersebut?

"Pun dengan Malaysia,belum siap untuk melaksanakan e-Voting sebab, kita orang Malaysia tidak percaya kepada pihak berwenang. Kita tidak menolak teknologi tetapi kita jelas punya masalah dengan pihak berwenang," ujar Wong kepada TheSun.

Wong yang juga anggota Koalisi untuk pemilu yang bebas dan adil (Bersih) bilang memang e-Voting sangat memudahkan dan memberdayakan para pemilih, namun juga harus ada komitmen yang lebih kuat dan transparansi pelaksana/pemerintah.

KPU Malaysia harus terlebih dahulu menguraikan dan menyelesaikan sejumlah masalah seperti; pemilih fiktif/siluman dan membersihkan Daftar Pemilih sehingga akurat dan muktahir agar memperoleh kepercayaan publik.

E-Voting di lingkungan kampus-kampus Malaysia telah dilaksanakan sejak 2004 dan ada keinginan untuk menerapkannya pada skala yanglebih luas. Pada tahun 2009 lalu, dilaporkan ada 6 negar termasuk Malaysia yang ingin memiliki mesin e-Voting yang dibuat oleh Bharat Electronic.

Media India Press Trust mengungkapkan para pejabat negara-negara; Mauritius, Malaysia, Singapore, Namibia, Afrika Selatan, dan Sri Lanka melakukan pendekatan ke perusahaan tersebut.

Prof Datuk Dr Shamsul Amri Baharuddin, akadmisi Institute of Ethnic Studies Universiti Kebangsaan Malaysia percaya tak ada alasan secara teknologi yang membuat kita harus menghindari e-Voting."Saya tak melihat ada sebuah alasan kenapa e-voting tak dapat dilaksanakan, terkecuali ada pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti ketersediaan fasilitas dan konektivitas yang tak teratasi, maka menerapkan e-Voting akan selalu menghadapi hambatan.

"setengah masyarakat Malaysia tak dapat menggunakan komputer dan di sejumlah temapt seperti Sabah dan Sarawak, tidak ada tenaga listrik, sehingga bagaimana mungkin kita dapat mengimplementasikan e-Voting jika sejumlah isu pokok tidak teratasi," tanyanya.

Koordiantor Uni Pemilih Malaysia, Ong Boon Keong berujar, tidaka ada sebuh kebutuhan mendesak untuk menerapkan e-Voting di Malaysia mengingat jumlah pemilih tak sebesar negara-negara seperti India, Bangladesh dan Pakistan."Negara-negara seperti India jelas akan diuntungkan dengan e-Voting, sebab ada jumlah pemilih yang sangat besat dan membutuhkan waktu berhari-hari untuk melaksanakan pemilu dan menghitung suara.

"Kenapa kini ingin melakukan e-Voting jika perhitungan hasil pemilu hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja?Kita tak punya jumlah pemilih yang terlampau besar, jadi kenapa harus berboros anggaran untuk laksanakan e-Voting, jelasnya kepada TheSun.

Ketimbang memilih menerapkan e-Voting, sebaiknya KPU Malaysia memperbaiki sistem yang ada dan menghasilkan daftar pemilih yang lebih komprehensif, sehingga tak perlu lagi melakukan proses pendaftaran pemilih. Deputi Ketua KPU Malaysia, Datuk Wira Wan Ahmad Wan Omar menyatakan belum ada rencana untuk menerapkan e-voting saat ini, sepulang dari India kami masih dalam tahap dengan pemerintah dan seluruh parpol soal penerapan e-Voting. Lagian jumlah penduduk kita kecil dan rakyat merasa nyaman dengan sistem pemilu yang berlaku.



(The Sun Daily |Martin Simamora)


Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget