Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Senin, 21 Juni 2010

Australia Buka Peluang Untuk ASEAN Dalam Proyek Infrastruktur ICT A$43 Miliar

National Broadband Network (NBN) Australia akan memberikan berbagai peluang besar kepada perusahaan-perusahaan ICT di Asia Tenggara. NBN memiliki proyek senilai A$43 miliar atau US$36.7 miliar yang akan dibangun dalam waktu 8 tahun kedepan. ASEAN dan Australia dapat menggunakan infrastruktur tersebut untuk membangun berbagai aplikasi ICT baru.

Hal ini disampaikan oleh Australian Trade Commission (Austrade). Proyek besar ini telah diumumkan sejak tahun lalu. Janelle Casey, Austrade kepada ZDNet Asia (16/6/2010) mengungkapkan, pembentukan NBN selain untuk membangun dan mengoperasikan national network, juga menjadi pelaksana uji coba pada berbagai infrastruktur ICT pemerintah yang telah dibangun. Misalkan, Pemerintah Tasmania harus mengalokasikan anggaran sebesar A$500 juta (US$426.9 juta) untuk menguji infrastruktur teknologi.

Pemerintah Australia yang merencanakan untuk membangun jaringan broadband yang memiliki kecepatan hingga 100 megabit per second (Mbps)," Perusahaan-perusaaan ASEAN dan Australia dapat memanfaatkan infrastruktur tersebut untuk bersama-sama mengembangkan aplikas-aplikasi baru dan menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut untuk kepentingan global,"jelasnya.

Diperkirakan dalam minggu-minggu mendatang, pemerintah Australia akan mengevaluasi 83 rekomendasi yang diperoleh dari studi implementasi."Segera setelah semua rekomendasi diterima atau dimodifikasi, NBN segera melaksanakan semua proyek, menggelar tender-tender, dan meminta perusahaan-perusahaan untuk mengajukan kesanggupan.

"Perusahaan-perusahaan ASEAN, jika mereka bermitra dengan perusahaan Australia, dapat mengajukan "joint-capability expressions of interest," ujar Casey. Australia yang memiliki pasar domestik ICT yang besar, peringkat 5 di Asia Pasifik dengan anggaran mencapai A$120 miliar (US$102,4 miliar) menjadi peluang yang baik bagi dunia bisnis ASEAN untuk menjual produk atau layanan, atau menjalin kemitraan dengan berbagai perusahaan Australia di area-area telekomunikasi, e-health, Green IT dan teknologi layanan finansial.

ASEAN juga dapat menjadikan Australia sebagai mitra penting dalam riset dan pengembangan ICT sebab negara Kangguru ini memiliki infrastruktur riset dan pengembangan yang kuat dengan dukungan 80 institut riset. Perusahaan-perusahaan ASEAN yang ingin mengembangkan berbagai teknologi dan aplikasi baru dapat berkolaborasi dengan institut-institut tersebut dan melakukan testbed terhadap konsep-konsep yang dimiliki di Australia.

Pemerintah Australia memang ingin mengoptimalkan Asean-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA), pakta perdagangan bebas yang telah efektif beroperasi pda 1 Januari 2010 lalu. Hingga kini tercatat 9 dari 12 negara anggota ASEAN ; Brunei, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Filipina telah merampungkan berbagai kesepakatan AANZFTA, sementara Kamboja, Indonesia dan Laos diharapkan dapat bergabung secara formal di akhir tahunini, seperti diberitakan website Department of Foreign Affairs and Trade Australia.

Australia Inginkan Singapura Sebagai Sentra Penghubung Di ASEAN

Austrade juga berharap dapat menjadikan Singapura sebagai "hub" ke Asia Tenggara, membantu firma-firma Australia untuk bermitra dengan pengusaha-pengusaha Singapura, mengembangkan kemitraan ke seluruh kawasan, ungkap Elodie Journet, Australia's Trade Commissioner to Singapore and Asean ICT team leader.

Elodie juga menyatakan bahwa saat ini sedang berlangsung kolaborasi antara dua pasar yang akan memberikan berbagai keuntungan dengan aktivasi AANZFTA. "Juga pada 2015 mendatang akan terbentuk Asean Economic Community, sebuah format yang mirip dengan European Union--sebuah pasar tunggal-- yang memberikan peluang-peluang yang luas," ujarnya.

Bagi Australia, adalah pasar terbesar kedua setelah Eropa, dan kelak ASEAN akan menjadi pasar utama bagi Australia, jelasnya tanpa menyebutkan kapan hal itu akan terjadi. Australi memiliki teknologi-teknologi spesifik berkait smart grid, komputasi awan dan manajemen energi yang dapat ditransfer ke pasar-pasar Asia Tenggara.

Australia juga melihat berbagai peluang besar berkait dengan pembangunan broadband berkecepatan tinggi di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura yang telah memilikinya. Austrade pada Oktober 2010 akan melakukan kunjungan ke Singapura untuk mempelajari Singapore's Next Generation National Broadband Network dan saling berbagi pengalaman. Austrade juga akan memfasilitasi berbagai kunjungan ke Asia Tenggara dan juga ke Australia.

(Martin Simamora |ZDNet Asia)



Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget