Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Jumat, 30 Juli 2010

Peran E-Government Dalam Mengatasi Krisis Finansial Global (12) : Menempatkan E-Government Sebagai Pusat Pemulihan Krisis Ekonomi

Berbagai keinginan yang semakin tidak rasional tidak dapat dihilangkan brgitu saja dengan komunikasi atau transparansi yang  efektif, melalui implementasi e-Government, walau demikian hasrat untuk mengejar kehidupan yang lebih baik tetaplah sebuah hal yang bernilai.


Sebelumnya :

+ Bagian 1
+ Bagian 2
+ Bagian 3
+ Bagian 4
+ Bagian 5
+ Bagian 6
+ Bagian 7
+ Bagian 8
+ Bagian 9
+ Bagian 10
+ Bagian 11


Pengejaran untuk mencapai kehidupan yang lebih baik adalah motivasi dasaragar  kelangsungan pembangunan ekonomi dapat diraih. Sebesar apakah  hasrat-hasrat itu sehingga  mampu memperbaiki kemampuan-kemampuan sosial dalam proses pembangunan yang berkelanjutan secara mandiri?

Untuk memecahkan masalah dan isu-isu sejenis terkait dengan  mengimplementasikan e-Government, kita harus menggali lebih dalam sifat alami kapabilitas-kapabilitas- ini sebuah subyek yang lazimnya ada di banyak studi serta dipandang sebagai sesuatu yang sudah diterima apa adanya (take for granted).

Tidak ada besaran  input teknis yang  murni terhadap e-Government  dapat  bekerja tanpa adanya keterampilan (kompetensi dan kemampuan) yang diperlukan untuk penyediaan, produksi dan menggunakan peralatan dan teknologi input. Sebaliknya dengan banyaknya literatur-literatur manajemen, yang cenderung menggunakan terminologi-terminologi ini secara  bergantian, kita berupaya melakukan pembedaan yang tajam - setidaknya di dalam teori - sifat alami "kemampuan " yang dimiliki mereka yang "berkompetensi atau "kompetensi-kompetensi".

Jika masalahnya pada individual-individual yang tidak berkompetensi bisa jadi dikecam karena krisis finansial disebabkan oleh  kegagalan mereka untuk melakukan tindakan-tindakan minimal yang dibutuhkan dalam situasi-situasi tersebut, meskipun mereka menunjukan kualifikasi-kualifikasi yang menunjukan mereka mampu untuk menanganinya, sebagaimana yang direfleksikan di dalam resume-resume dan standar-standar pengukuran modal sumber daya manusia. Jika, pada sisi sebaliknya : bila permasalahannya terletak pada ketidakmampuan, maka faktor-faktor lainnya termasuk banyak masalah yang terletak diluar kewenangan individual-individual untuk berbuat banyak, dapat dikaitkan dengan krisis yang terjadi saat ini dan dapat dimintai pertanggungjawabannya terhadap situasi krisis ekonomi.


Studi-studi yang terus berkembang oleh Wesley Cohen dan Daniel Levinthal telah mengeksplorasi pengembangan "kapasitas absorbsi", misal kemampuan sebuah firma atau organisasi lainnya untuk menguasai dan menggunakan teknologi-teknologi yang dibuat oleh pihak lain. Mereka berpendapat bahwa hal ini tergantung sepenuhnya kepada tingkat tertentu pada upaya untuk mereplikasi temuan-temuan yang dihasilkan oleh penelitian-penelitian terdahulu dan upaya-upaya pengembangannya yang dilakukan oleh pihak lain, sebagian besar  penyebab keseluruhan masalah  nampaknya diakibatkan oleh mengkopi ide-ide sebelumnya begitu saja yang dikembangkan di tempat lain.

Dalam sebuah laporan terakhir, kedua ahli ini berpendapat bahwa kemampuan semacam ini ( kapasitas untuk menyerap- absorptive) tak hanya memampukan sebuah firma mengeksploitasi ilmu pengetahuan yang berkembang di luar sekolah, tetapi untuk memprediksi dengan lebih tepat berbagai sifat alami kemajuan-kemajuan teknologi di masa depan.

Ada dua jenis kapabilitas utama dalam kaitannya dengan pembangunan e-Government secara khusus dan memang untuk praktek-praktek di semua kalangan.

Jenis pertama adalah "interactive capabilities", jenis ini melibatkan pertukaran pengetahuan dengan entitas-entitas lainnya. Pertukaran pengetahuan ini dapat terjadi di sepanjang rantai suplai (sebuah perusahaan nampaknya akan dilibatkan dalam banyak proses semacam ini); baik bekerjasama atau tidak bekerjasama dengan organisasi-organisasi; riset, finansial, marketing dan lain-lain; dan dengan organisasi-organisasi transnasional dan kerjasama-kerjasama dengan berbagai negara lain (transfer teknologi internasional atau pertukaran).

Jenis kedua berkait dengan kapabilitas yang kini sangat populer dengan sebutan "dynamic capabilities", mengandalkan kemampuan untuk merubah kapabilitas tertentu dalam basis waktu seketika atau real time misal; dalam periode waktu tertentu menjadi sangat perlu dan tepat untuk berhadapan dengan komptesi yang ketat (eksplisit atau implisit) yang dapat saja muncul dalam sejumlah lini/ front di saat yang bersamaan. Agar berhasil dalam "kompetisi dinamis" semacam ini biasanya akan melibatkan kemampuan beradaptasi, fleksibel dan memiliki berbagai sumber daya komunikasi di dalam sistem.

Haruslah ditanamkan dalam pikiran bahwa semua hal yang baru saja dinyatakan diatas mengenai kapabilitas-kapabilitas dan kompetensi-kompetensi yang dimiliki firma-firma juga berlaku sama pada organisasi-organisasi nir laba seperti lembaga-lembaga dan universitas-universitas pemerintah.

Di titik inilah e-Government kembali menjadi pusat panggung. Ini adalah perpaduan antara fleksibilitas dan agilitas dengan transparansi, integeritas dan efisiensi yang menjadi kunci sukses di dalam arena ini, tetapi diatas semua elemen ini, memerlukan keterlibatan orang dengan kemampuan kerja yang baik pada peralatan-peralatan yang baik.

Sementara itu di dalam indutri finansial, aktor-aktor tertentu disalahkan sebagai dalam krisis finansial, telah diprediksi bahwa e-Government dan semua e-technology terkait dapat membatasi hal-hal negatif semacam ini di masa mendatang.

~bersambung~

(Martin Simamora)


Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget