Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Kamis, 29 Juli 2010

Peran E-Government Dalam Mengatasi Krisis Finansial Global (11) : E-Government Memfasilitasi Transparansi Sebagai Dasar Pemulihan

Kepanikan yang melanda kalangan investor dan bahkan di kalangan manajer-manajer keuangan dan lembaga-lembaga investor dapat dipahami sebagai sebuah reaksi alami manusia merespon turunnya gelembung ekonomi, sebagaimana yang pernah terjadi pada 1930-1933, 1997-1998 dan 2000-2011. Namun tidak seperti yang terdahulu, kepanikan-kepanikan kali ini juga muncul sebagai akibat ketidakmampuan masyarakat untuk menangani kompleksitas produk-produk finansial dan pasar.


Sebelumnya :

+ Bagian 1
+ Bagian 2
+ Bagian 3
+ Bagian 4
+ Bagian 5
+ Bagian 6
+ Bagian 7
+ Bagian 8
+ Bagian 9
+ Bagian 10

Sepeti yang telah terlihat sebelumnya, produk-produk derivatif sekuritas yang tersedia akhir-akhir ini telah mengalami kerusakan total pada kanal informasi efektif antara debitor dan kreditor. Masyarakat dilanda rasa takut yang luar biasa dalam menghadapi potensi-potensi keruntuhan yang sama sekali tak mampu mereka ukur dan kenali dengan baik.

Mengacu pada hal-hal ini maka kepanikan-kepanikan yang terjadi nampaknya lebih cenderung sebagai konsekuensi daripada penyebab dari struktur industrial dan ketiadaan regulasi yang efektif. Natur kerumunan pasar-pasar juga berkontribusi pada kepanikan-kepanikan karena ketika signal penurunan diidentifikasi, semua orang tahu bahwa tidak mungkin bagi siapa pun untuk dapat segera keluar dari situasi tersebut.

Kepanikan dikalangan pelaku keuangan dan investor berakibat munculnya perilaku kerumunan seperti beramai-ramai memindahkan kepemilikan asset ke yang berkualitas. Oleh karena sektor finansial sangat terkait satu sama lain maka ketakutan ini menyebar dengan cepat ke bagian-bagian lain di industri keuangan.
Akhirnya, daya ungkit produk-produk derivatif yang besar berubah menjadi "spiral kematian" yang mengancam investor-investornya, dan seluruh sistem finansial pun runtuh. Produk-produk derivatif yang dikenal sebagai produk-produk "super sfe" dan "super senior" seperti obligasi-obligasi utang kolateral dengan cepat berubah menjadi sekuritas level sampah.
Banyak pelajaran bagi operasi pasar-pasar. Sehingga Head of Goldman Sachs secara implisit berpendapat terhadap apa yang sering kali disebut sebagai "organized markets":


“To increase overall transparency and help ensure that book value really means book value, regulators should require that all assets across financial institutions be similarly valued. Fair value accounting gives investors more clarity with respect to balance sheet risk. How can one justify that the same instruments or risks are priced differently because they reside in different parts of the balance sheet within the same institution?

“But, if we abandon, as opposed to regulate, market mechanisms created decades ago, like securitization and credit default swaps, we may end up constraining access to capital and the efficient hedging and distribution of risk, when we ultimately do come through this crisis.”

"Untuk meningkatkan transparansi secara keseluruhan dan untuk membantu menjamin bahwa nilai buku benar-benar berarti nilai buku, regulator-regulator harus mempersyaratkan bahwa semua aset di seluruh institusi keuangan dinilai dengan cara yang sama. Nilai wajar akuntansi akan memberikan kejelasan yang lebih terang bagi investor dalam membaca resiko neraca. Bagaimana seseorang dapat membenarkan bahwa instrumen-instrumen atau resiko-resiko yang sama dihargai secara berbeda karena instrumen-intrumen atau resiko-resiko tersebut berada pada posisi yang berbeda di dalam neraca di dalam institusi yang sama?

"Tetapi, jika kita menolak,  seperti  menolak untuk meregulasi, mekanisme-mekanisme pasar yang sudah mapan terbentuk sejak puluhan tahun lalu, seperti sekuritas dan credit default swap, kita mungkin pada akhirnya akan  membatasi akses ke modal dan hedging atau lindung nilai yang efisien, apabila kita akhirnya melalui krisis ini."

Pihak berwenang menarik kesimpulan bahwa pasar tidak dapat pulih tanpa keyakinan :

"We have to safeguard the value of risk capital… while enhancing investor confidence through meaningful transparency, effective oversight and strong governance. But, there should be no doubt:markets simply cannot thrive without confidence.”

"Kita harus menjaga nilai resiko modal...sementara melakukan pemulihan kepercayaan investor melalui penerapan transparansi, pengawasan yang efektif dan tata kelola yang kuat. Tetapi, tak perlu diragukan lagi : pasar-pasar pada dasarnya tak dapat pulih tanpa kepercayaan."

E-Government menawarkan transparansi informasi sistem finansial dan memperbaiki kemampuan masyarakat dalam melakukan asesmen resiko dan mengontrol resiko- ini adalah kunci kembar untuk mengangkat kepercayaan pasar dan kepercayaan publik, yang dipandang sebagai hal kritikal untuk memulihkan sektor finansial.


~bersambung~

(Martin Simamora)


Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget