Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Jumat, 30 Juli 2010

Peran E-Government Dalam Mengatasi Krisis Finansial Global (12) : Menempatkan E-Government Sebagai Pusat Pemulihan Krisis Ekonomi

Berbagai keinginan yang semakin tidak rasional tidak dapat dihilangkan brgitu saja dengan komunikasi atau transparansi yang  efektif, melalui implementasi e-Government, walau demikian hasrat untuk mengejar kehidupan yang lebih baik tetaplah sebuah hal yang bernilai.


Sebelumnya :

+ Bagian 1
+ Bagian 2
+ Bagian 3
+ Bagian 4
+ Bagian 5
+ Bagian 6
+ Bagian 7
+ Bagian 8
+ Bagian 9
+ Bagian 10
+ Bagian 11


Pengejaran untuk mencapai kehidupan yang lebih baik adalah motivasi dasaragar  kelangsungan pembangunan ekonomi dapat diraih. Sebesar apakah  hasrat-hasrat itu sehingga  mampu memperbaiki kemampuan-kemampuan sosial dalam proses pembangunan yang berkelanjutan secara mandiri?

Untuk memecahkan masalah dan isu-isu sejenis terkait dengan  mengimplementasikan e-Government, kita harus menggali lebih dalam sifat alami kapabilitas-kapabilitas- ini sebuah subyek yang lazimnya ada di banyak studi serta dipandang sebagai sesuatu yang sudah diterima apa adanya (take for granted).

Tidak ada besaran  input teknis yang  murni terhadap e-Government  dapat  bekerja tanpa adanya keterampilan (kompetensi dan kemampuan) yang diperlukan untuk penyediaan, produksi dan menggunakan peralatan dan teknologi input. Sebaliknya dengan banyaknya literatur-literatur manajemen, yang cenderung menggunakan terminologi-terminologi ini secara  bergantian, kita berupaya melakukan pembedaan yang tajam - setidaknya di dalam teori - sifat alami "kemampuan " yang dimiliki mereka yang "berkompetensi atau "kompetensi-kompetensi".

Jika masalahnya pada individual-individual yang tidak berkompetensi bisa jadi dikecam karena krisis finansial disebabkan oleh  kegagalan mereka untuk melakukan tindakan-tindakan minimal yang dibutuhkan dalam situasi-situasi tersebut, meskipun mereka menunjukan kualifikasi-kualifikasi yang menunjukan mereka mampu untuk menanganinya, sebagaimana yang direfleksikan di dalam resume-resume dan standar-standar pengukuran modal sumber daya manusia. Jika, pada sisi sebaliknya : bila permasalahannya terletak pada ketidakmampuan, maka faktor-faktor lainnya termasuk banyak masalah yang terletak diluar kewenangan individual-individual untuk berbuat banyak, dapat dikaitkan dengan krisis yang terjadi saat ini dan dapat dimintai pertanggungjawabannya terhadap situasi krisis ekonomi.


Studi-studi yang terus berkembang oleh Wesley Cohen dan Daniel Levinthal telah mengeksplorasi pengembangan "kapasitas absorbsi", misal kemampuan sebuah firma atau organisasi lainnya untuk menguasai dan menggunakan teknologi-teknologi yang dibuat oleh pihak lain. Mereka berpendapat bahwa hal ini tergantung sepenuhnya kepada tingkat tertentu pada upaya untuk mereplikasi temuan-temuan yang dihasilkan oleh penelitian-penelitian terdahulu dan upaya-upaya pengembangannya yang dilakukan oleh pihak lain, sebagian besar  penyebab keseluruhan masalah  nampaknya diakibatkan oleh mengkopi ide-ide sebelumnya begitu saja yang dikembangkan di tempat lain.

Dalam sebuah laporan terakhir, kedua ahli ini berpendapat bahwa kemampuan semacam ini ( kapasitas untuk menyerap- absorptive) tak hanya memampukan sebuah firma mengeksploitasi ilmu pengetahuan yang berkembang di luar sekolah, tetapi untuk memprediksi dengan lebih tepat berbagai sifat alami kemajuan-kemajuan teknologi di masa depan.

Ada dua jenis kapabilitas utama dalam kaitannya dengan pembangunan e-Government secara khusus dan memang untuk praktek-praktek di semua kalangan.

Jenis pertama adalah "interactive capabilities", jenis ini melibatkan pertukaran pengetahuan dengan entitas-entitas lainnya. Pertukaran pengetahuan ini dapat terjadi di sepanjang rantai suplai (sebuah perusahaan nampaknya akan dilibatkan dalam banyak proses semacam ini); baik bekerjasama atau tidak bekerjasama dengan organisasi-organisasi; riset, finansial, marketing dan lain-lain; dan dengan organisasi-organisasi transnasional dan kerjasama-kerjasama dengan berbagai negara lain (transfer teknologi internasional atau pertukaran).

Jenis kedua berkait dengan kapabilitas yang kini sangat populer dengan sebutan "dynamic capabilities", mengandalkan kemampuan untuk merubah kapabilitas tertentu dalam basis waktu seketika atau real time misal; dalam periode waktu tertentu menjadi sangat perlu dan tepat untuk berhadapan dengan komptesi yang ketat (eksplisit atau implisit) yang dapat saja muncul dalam sejumlah lini/ front di saat yang bersamaan. Agar berhasil dalam "kompetisi dinamis" semacam ini biasanya akan melibatkan kemampuan beradaptasi, fleksibel dan memiliki berbagai sumber daya komunikasi di dalam sistem.

Haruslah ditanamkan dalam pikiran bahwa semua hal yang baru saja dinyatakan diatas mengenai kapabilitas-kapabilitas dan kompetensi-kompetensi yang dimiliki firma-firma juga berlaku sama pada organisasi-organisasi nir laba seperti lembaga-lembaga dan universitas-universitas pemerintah.

Di titik inilah e-Government kembali menjadi pusat panggung. Ini adalah perpaduan antara fleksibilitas dan agilitas dengan transparansi, integeritas dan efisiensi yang menjadi kunci sukses di dalam arena ini, tetapi diatas semua elemen ini, memerlukan keterlibatan orang dengan kemampuan kerja yang baik pada peralatan-peralatan yang baik.

Sementara itu di dalam indutri finansial, aktor-aktor tertentu disalahkan sebagai dalam krisis finansial, telah diprediksi bahwa e-Government dan semua e-technology terkait dapat membatasi hal-hal negatif semacam ini di masa mendatang.

~bersambung~

(Martin Simamora)


Kamis, 29 Juli 2010

Peran E-Government Dalam Mengatasi Krisis Finansial Global (11) : E-Government Memfasilitasi Transparansi Sebagai Dasar Pemulihan

Kepanikan yang melanda kalangan investor dan bahkan di kalangan manajer-manajer keuangan dan lembaga-lembaga investor dapat dipahami sebagai sebuah reaksi alami manusia merespon turunnya gelembung ekonomi, sebagaimana yang pernah terjadi pada 1930-1933, 1997-1998 dan 2000-2011. Namun tidak seperti yang terdahulu, kepanikan-kepanikan kali ini juga muncul sebagai akibat ketidakmampuan masyarakat untuk menangani kompleksitas produk-produk finansial dan pasar.


Sebelumnya :

+ Bagian 1
+ Bagian 2
+ Bagian 3
+ Bagian 4
+ Bagian 5
+ Bagian 6
+ Bagian 7
+ Bagian 8
+ Bagian 9
+ Bagian 10

Sepeti yang telah terlihat sebelumnya, produk-produk derivatif sekuritas yang tersedia akhir-akhir ini telah mengalami kerusakan total pada kanal informasi efektif antara debitor dan kreditor. Masyarakat dilanda rasa takut yang luar biasa dalam menghadapi potensi-potensi keruntuhan yang sama sekali tak mampu mereka ukur dan kenali dengan baik.

Mengacu pada hal-hal ini maka kepanikan-kepanikan yang terjadi nampaknya lebih cenderung sebagai konsekuensi daripada penyebab dari struktur industrial dan ketiadaan regulasi yang efektif. Natur kerumunan pasar-pasar juga berkontribusi pada kepanikan-kepanikan karena ketika signal penurunan diidentifikasi, semua orang tahu bahwa tidak mungkin bagi siapa pun untuk dapat segera keluar dari situasi tersebut.

Kepanikan dikalangan pelaku keuangan dan investor berakibat munculnya perilaku kerumunan seperti beramai-ramai memindahkan kepemilikan asset ke yang berkualitas. Oleh karena sektor finansial sangat terkait satu sama lain maka ketakutan ini menyebar dengan cepat ke bagian-bagian lain di industri keuangan.
Akhirnya, daya ungkit produk-produk derivatif yang besar berubah menjadi "spiral kematian" yang mengancam investor-investornya, dan seluruh sistem finansial pun runtuh. Produk-produk derivatif yang dikenal sebagai produk-produk "super sfe" dan "super senior" seperti obligasi-obligasi utang kolateral dengan cepat berubah menjadi sekuritas level sampah.
Banyak pelajaran bagi operasi pasar-pasar. Sehingga Head of Goldman Sachs secara implisit berpendapat terhadap apa yang sering kali disebut sebagai "organized markets":


“To increase overall transparency and help ensure that book value really means book value, regulators should require that all assets across financial institutions be similarly valued. Fair value accounting gives investors more clarity with respect to balance sheet risk. How can one justify that the same instruments or risks are priced differently because they reside in different parts of the balance sheet within the same institution?

“But, if we abandon, as opposed to regulate, market mechanisms created decades ago, like securitization and credit default swaps, we may end up constraining access to capital and the efficient hedging and distribution of risk, when we ultimately do come through this crisis.”

"Untuk meningkatkan transparansi secara keseluruhan dan untuk membantu menjamin bahwa nilai buku benar-benar berarti nilai buku, regulator-regulator harus mempersyaratkan bahwa semua aset di seluruh institusi keuangan dinilai dengan cara yang sama. Nilai wajar akuntansi akan memberikan kejelasan yang lebih terang bagi investor dalam membaca resiko neraca. Bagaimana seseorang dapat membenarkan bahwa instrumen-instrumen atau resiko-resiko yang sama dihargai secara berbeda karena instrumen-intrumen atau resiko-resiko tersebut berada pada posisi yang berbeda di dalam neraca di dalam institusi yang sama?

"Tetapi, jika kita menolak,  seperti  menolak untuk meregulasi, mekanisme-mekanisme pasar yang sudah mapan terbentuk sejak puluhan tahun lalu, seperti sekuritas dan credit default swap, kita mungkin pada akhirnya akan  membatasi akses ke modal dan hedging atau lindung nilai yang efisien, apabila kita akhirnya melalui krisis ini."

Pihak berwenang menarik kesimpulan bahwa pasar tidak dapat pulih tanpa keyakinan :

"We have to safeguard the value of risk capital… while enhancing investor confidence through meaningful transparency, effective oversight and strong governance. But, there should be no doubt:markets simply cannot thrive without confidence.”

"Kita harus menjaga nilai resiko modal...sementara melakukan pemulihan kepercayaan investor melalui penerapan transparansi, pengawasan yang efektif dan tata kelola yang kuat. Tetapi, tak perlu diragukan lagi : pasar-pasar pada dasarnya tak dapat pulih tanpa kepercayaan."

E-Government menawarkan transparansi informasi sistem finansial dan memperbaiki kemampuan masyarakat dalam melakukan asesmen resiko dan mengontrol resiko- ini adalah kunci kembar untuk mengangkat kepercayaan pasar dan kepercayaan publik, yang dipandang sebagai hal kritikal untuk memulihkan sektor finansial.


~bersambung~

(Martin Simamora)


Malware "Stuxnet" Ancam Infrastruktur Kritikal Di Indonesia Dan Iran


Microsoft baru-baru ini menyatakan bahwa sistem-sistem Windows menghadapi resiko serangan malware yang dinamai "Stuxnet". Malware ini tak hanya berbahaya namun dapat menciptakan situasi serius di negara-negara yang mengalami serangan malware ini sebab Stuxnet memanipulasi sebuah celah keamanan Windows untuk menginfiltrasi infrastruktur kritikal dan siste-sistem lainnya di sejumlah negara, diantaranya adalah; India, Iran, Amerika Serikat dan Indonesia.

Stuxnet terpantau beraksi hebat di negara-negara tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Microsoft dalam blognya pada Senin (19/7/2010) dilansir Zdnet.co.uk. Salah satu media serang Stuxnet melalui USB stick, dan malware ini tidak memerlukan interaksi user untuk menginfeksi sistem. Sistem operasi akan menciptakan sebuah icon yang meluncurkan malware tersebut.

Nama Stuxnet diambil dari beberapa nama file/strings yang ada di dalam malware tersebut-mrxcls.sys,mrxnet.sys, dan pihak Microsoft dalam blognya yang diposkan di tchnet.com menyatakan telah mengeluarkan satu signature tambahan untuk ancaman ini dan mendorong pengguna Microsoft untuk memastikan telah memiliki update anti malware definition terkini.



Pihak Microsoft juga menyatakan jumlah serangan terbanyak yang dilaporkan datang dari Amerika Serikat, Indonesia, India dan Iran. Jika mengacu pada angka yang ditampilkan oleh Microsoft Malware Protection Center per tanggal 16 Juli 2010 maka Iran dan Indonesia menjadi target serangan Stuxnet tertinggi, melampau rata-rata global.


Stuxnet dalam upaya-upaya serangan yang dilakukannya, sekitar 13% terdeteksi melalui pertukaran email atau dowload dari website-website hacker. Apa yang unik dari Stuxnet, malware ini menerapkan sebuah metode propagasi baru.

Secara khusus malware ini mengambil keuntungan dari file-file pintas (short cut yang dikenal sebagai file-file .lnk) yang ditempatkan pada drive-drive USB yang akan mengekseskusi malware secara otomatis segera setelah file .lnk dibaca oleh sistem operasi.

Dengan kata lain, hanya dengan melakukan browsing pada media drive removable dengan menggunakan sebuah aplikasi yang menampilkan icon-icon pintas (seperti windows explorer), malware tersebut sudah bekerja tanpa adanya interaksi dengan user.

Perusahaan keamanan IT, F-Secure menggambarkan malware ini sebagai "advanced,persistent threat" yang telah menginfeksi mesin-mesin Siemens WinCC Scada. Sementara itu perusahaan keamanan IT Rusia Kapersky menyatakan bahwa ini untuk kali pertama para peneliti melihat sebuah malware yang bergantung sepenuhnya kepada file-file pintas (shortcut) untuk meluncurkan dan menyembunyikan dirinya.

Stuxnet pertama-tama akan menyuntikan sebuah backdoor kedalam sistem, kemudian menjatuhkan 2 trojan; sebuah rootkit dan berbagai keping kode termasuk driver-driver. VeriSign dan Microsoft bekerjasama untuk menyingkirkan sertifikat-sertifikat kaduluarsa yang digunakan oleh 2 trojan tersebut yang telah ditandatangani oleh RealTek Semiconductors, ungkap Saade.

Stuxnet memanfaatkan fasilitas pintas/shorcut dalam sejumlah sistem operasi Windows termasuk versi-versi; Windows 7 sebagaimana dinyatakan dalam Security Advisory. Windows Vista, Windows Server 2008 dan Windows XP SP3 adalah versi-versi yang juga terkena dampak malware ini.

Microsoft menyatakan bahwa Stuxnet dapat memungkinkan seorang penyerang untuk mengambil alih kendali sebuah sistem, dan untuk sementara, Microsoft menyarankan kepada semua profesional IT untuk mematikan fungsi shortcut icon untuk memitigasi ancaman.

(Martin Simamora)

Rabu, 28 Juli 2010

Peran E-Government Dalam Mengatasi Krisis Finansial Global (10) : E-Government Vital Sebagai Penyedia Informasi Untuk Pasar Finansial


Memperhatikan kompleksitas sektor finansial saat ini, penggunaan data statistik dalam sudut waktu tertentu tidak cukup memadai untuk menghadapi dinamika transaksi-transaksi. Untuk menghindari krisis kredit lainnya maka regulator-regulator harus merancang proses desain-desain produk finansial derifatif. Dengan kata lain persyaratan transparansi harus mencakup pemeringkatan kredit, model-model paket produk, penetapan harga di antara pihak-pihak dan lain sebagainya.


Sebelumnya :

+ Bagian 1
+ Bagian 2
+ Bagian 3
+ Bagian 4
+ Bagian 5
+ Bagian 6
+ Bagian 7
+ Bagian 8
+ Bagian 9
Apabila regulator-regulator dapat memperoleh data semacam ini maka akan meningkatkan level kompetensi regulator. Kenyataannya, reformasi-reformasi yang dijalankan bertujuan membangun jaringan kapiler informasi untuk memenuhi semua kebutuhan informasi sektor finansial baik dalam hal kedalaman dan keluasan informasi.

Hanya dengan jaringan informasi berbasiskan ICT target semcam ini dapat tercapai. Tak hanya memerlukan pembangunan infrastruktur ICT tetapi juga membangun kesepakatan-kesepakatan baru yang terlembagakan. Prosedur-prosedur wajib regulasi baru akan dapat saling terkoneksi ke sebuah jaringan ICT.

E-Government menjadi penting apabila regulator-regulator secara efektif melakukan supervisi terjadwal. Memperbandingkan dengan aktivitas-aktivitas tradisional perbankan, kebutuhan-kebutuhan untuk meregulasi aktivitas-aktivitas finansial derivatif memiliki karakteristik-karakteristik khususnya produk-produk Over The Counter Derivative.

Transaksi OTC Derivative dapat terjadi tanpa memerlukam kontrak-kontrak standar, dan dapat berlangsung tanpa transparasi dan tempat yang diatur dalam regulasi. Fitur-fitur semacam ini memungkinkan sistem perbankan bayangan memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan dinamika industri-industri yang ditargetkan dan fluktuasi harga transaksi.

Transaksi-transaksi OTC Derivative dapat dilakukan dalam cara yang felksibel dalam hal waktu dan tempat (bahkan sebelum krisis terjadi, transaksi dilakukan di laut lepas. Fleksibilitas memjadi sumber daya penting bagi daya saing sistem perbankan bayangan dimana Inggris dan Amerika Serikat menjadi yang terdepan dalam hal ini.

Akan tetapi bagi para regulator menjadi sangat sulit untuk menguasai kompleksitas proses rekayasa finansial. Pengawasan yang terencana menjadi hal yang kritikal. Hanya dengan sebuah jaringan regulator digital yang dapat bekerja secara kompatibel dengan data regulasi yang terpasok secara otomatis.

Melalui kerangka Web2.0 dan akun-akun internet lembaga-lembaga finansial, data transaksi-transaksi dapat dikumpulkan secara otomatis dan dengan input terjadwal yang diterima dari pelaku-pelaku finansial untuk digunakan para regulator sebagai dasar untuk menganalisa dan mengawasi.

Solusi utama untuk mencegah agar gelembung-gelembung ekonomi tidak berpotensi terbentuk- sebuah kesimpulan telah ditarik berdasarkan gelembung-gelembung dan kehancuran-kehancuran ekonomi yang terjadi beberapa dekade belakangan ini, ketika negara-negara utama menerapkan kebijakan-kebijakan moneter yang agresif.

Sebuah ekonomi biasanya hasil dari sebuah interaksi antara perubahan-perubahan teknologi dan industrial dan investasi finansial. Ini merefleksikan reaksi alami manusia dengan modal dan keterbatasan rasionalitas, dalam upayanya untuk mengejar peluang-peluang untuk meraih keuntungan tinggi.

Akan tetapi menyaksikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam dekade-dekade belakangan ini, beberapa gelembung ekonomi terbentuk dalam konteks "kemakmuran" yang terlalu panas, yang diikuti dengan kebutaan demi kebutaan dan pengabaian terhadap para analis dan regulator. Oleh karena itu sebagai bagian tak terpisahkan dari

kesepakatan-kesepakatan lembaga, intervensi yang dilakukan oleh pemerintah harus diupayakan memiliki kapabilitas untuk mempengaruhi terbentuknya gelembung-gelembung semacam ini secara lebih langsung dan efektif apabila diperlukan.

Faktanya, metode-metode e-Government yang ada saat ini memiliki potensi untuk mempengaruhi pasar-pasar finansial, sebagaimana yang didemonstrasikan dalam sebuah studi kasus di Rusia. Intervensi yang dilakukan oleh pemerintah haruslah dikaitkan dengan sebuh struktur regulasi yang koheren ke semua komponen sistem finansial, serta sistem komunikasi dengan publik (investor) yang efektif.

Sistem yang potensial perlu dieksplorasi melalui e-Government. Pertanyaannya adalah bagaimana mengekspresikan informasi yang disuplai ke dan dari regulator secara jelas dan langsung ke pasar, dan bagaimana membangun jembatan untuk informasi dan feedback pasar agar sampai kepada publik, namun disaat bersamaan menekan gangguan minimum terhadap operasional pasar finansial.

Standar-standar umum diperlukan untuk mewujudkan komunikasi informasi yang efektif melalui e-Government. Standar-standar umum dalam pengumpulan dan pemrosesan data diperlukan untuk lembaga-lembaga yang berbeda dalam hal tempat dan peran dan fungsi yang diemban.

Hanya melalui kerjasama yang kohesif saja, regulator-regulator dapat membangun sebuah kapabilitas terintegrasi untuk mampu menanggulangi resiko-resiko sistemik yang diakibatkan oleh semakin kompleksnya sektor finansial.


~bersambung~


(Martin Simamora)

Selasa, 27 Juli 2010

India Fasilitasi Pelajar Untuk Memiliki Laptop Linux

Pemerintah India memiliki rencana besar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia,dengan memfasilitasi kepemilikan laptop dengan sistem operasi Linux. Ini adalah cara India memberikan komputasi berbiaya murah bagi semua pelajar India. Harganya diperkirakan hanya sebesar $35.

Prototipe laptop telah diperlihatkan oleh Menteri Pembangunan Sumber Daya Manusia India, Kapil Sibal yang menyatakan laptop yang berwujud tablet akan dapt dimiliki oleh anak-anak sekolah dan siswa dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Peramgkat berbasis Open Source Software Linux memiliki fitur-fitur antara lain; layar sentuh, PDF reader, wi-fi, memori 2 Gigabita, USB, Open Office, dan content viewers & interfaces. Laptop ini tidak memiliki hard drive, tetapi akan dilengkapi, sebagai opsi, dengan panel surya sehingga dapat digunakan di tempat-tempat yang sangat lemah ketersediaan listriknya.

Perangkat ini dikembangkan oleh lembaga pendidikan prestisius di India yaitu : Indian Institute of Technology di Delhi dan Indian Institute of Science di Bengalooru. Pihak pemerintah dilansir dari itp.net (25/7/2010) menyatkan bahwa laptop ini dapat dimiliki oleh siswa-siswa di pendidikan tingkat lanjut pada 2011. Sibal menyatakan tujuan akhirnya adalah menurunkan harga perangkat tersebut hingga hanya $10.

"Kami telah mencapai tahap pengembangan saat ini, motherboard, chip, prosesor, konektivitas, semuanya berharga sekitar $35, termasuk memori, display, dan semuanya," jelasnya.

Namun ada banyak kritik yang melingkupi proyek ini menyangkut feasibility proyek, dan informasi yang menyatakan bahwa biaya material pembuatan perangkat prototipe mencapai $47, dan target $35 akan sangat bergantung pada diskon besar yang diberikan untuk pembelian-pembelian dalam jumlah besar.

Pemerintah India juga masih harus mencari perusahaan untuk membuat perangkat tersebut, dan sebelumnya pemerintah telah mengumumkan inisiatif serupa tahun lalu ; proyek laptop $10 namun mengalami kegagalan saat menindaklanjuti prototipenya.

(Martin Simamora)



Peran E-Government Dalam Mengatasi Krisis Finansial Global (9) : E-Government Dapat Menjadi Metoda Yang Tepat Bagi Para Regulator Finansial

Akan tetapi di dalam dunia yang sangat cepat berubah dan sangat maju, nampaknya regulasi sektor finansial yang diterapkan itu tidak akan dapat memulihkan situasi sektor keuangan 
seperti situasi pertengahan tahun 1980-an, yang akan menurunkan secara dramatis spekulasi melalui sekuritas dan atau hedge fund. Akan lebih baik jika pemerintah dan regulator mengupayakan peningkatan efektifitas dan efisiensi pemantauan.


Sebelumnya :

+ Bagian 1
+ Bagian 2
+ Bagian 3
+ Bagian 4
+ Bagian 5
+ Bagian 6
+ Bagian 7
+ Bagian 8
Artinya target reformasi setidaknya harus ditujukan kedalam 2 hal pokok, yang melibatkan promosi aktivitas transaksi derivatif yang amanmeminimalkan efek-efek depresif dengan menjalankan reformasi inovasi-inovasi finansial dan . Titik kritikal reformasi tidak untuk menyurutkan inovasi finansial, tetapi mempersyaratkan adanya transparansi informasi, dan meningkatkan kemampuan-kemampuan menjalankan pengawasan yang menjadi wewenang para regulator.Saat ini, nampaknya serangkaian reformasi sedang dijalankan dan dalam pengawasan para regulator di seluruh dunia dunia dalam beberapa bulan belakangan ini.

E-Government dapat memberikan perangkat-perangkat efektif untuk melaksanakan reformasi sektor keuangan sebagai sebuah platform untuk menopang komunikasi diantara berbagai aktor pemerintah, industri dan masyarakat.


( klik pada gambar untuk memperbesar)
 

Hal penting lainnya, untuk mempromosikan regulasi, serangkaian peran tanggungjawab harus dilekatkan pada lembaga-lembaga regulator pemerintah tertentu akan memperkuat pelaksanaannya. Sejumlah entitas pemerintah seperti; Departemen Keuangan Amerika Serikat,mengusulkan bahwa regulasi semacam ini dapat dijalankan secara terpisah melalui representasi departemen-departemen dan lemabaga-lembaga profesional.
Akan tetapi pelaksanaannya harus seimbang agar tidak seperti fungsi tambahan pada-pada badan-badan regulator terkait. Dalam konteks "regulasi yang ramping" atau dalam istilah Obama "regulasi yang cerdas", mengakselerasi ICT sebagai fondasi regulasi untuk mempromosikan transparansi informasi dan proses supervisi akan berpeluang berjalan dengan baik.

Membangun sistem e-Government, akan sangat menolong untuk membentuk kapasitas analisa sistematik oleh unit yang bertanggungjawab melakukan pengawasan di negara bersangkutan sehingga dapat merepon nainaik dan turun serta proses-proses umum dalam krisis.


E-Government dapat menyediakan perangkat-perangkat informasi yang berguna bagi regulator untuk mengembangkan dan kemudian mengimplementasikan regulasi-regulasi yang dirancang untuk sistem perbankan bayangan. Reformasi pada sistem perbankan bayangan haruslah ditujukan untuk memulihkan sistem ini kembali terlihat di dalam layar radar para regulator.

Semua persyaratan mutlak yang dikenakan pada bank-bank tradisional akan diterapkan pada sistem perbankan bayangan, seperti keharusan memenuhi ketentuan kecukupan cadangan modal, likuiditas, dan lain sebagainya. Regulator-regulator harus mengungkapkan lebih banyak informasi dibandingkan dengan apa yang telah disediakan saat ini yang mengacu kepada regulasi-regulasi yang berlaku saat ini.


Aktivitas-aktivitas perbankan saat ini sangat terkait satu sama lain, dan sebagaimana dinyatakan sebelumnya, semua transaksinya tidak berlangsung dalam cara tradisional misal berlangsung di tempat-tempat yang diatur didalam regulasi dan melalui penyelenggara-penyelenggara yang transparan.

Oleh karena itu kategor-kategori informasi baru harus dieksplorasi dan dikumpulkan untuk mendukung analisa-analisa regulator, dan hal semacam ini diakui sebagai sebuah upaya yang efektif oleh para pelaku industrial dan regulator-regulator. Misal Otoritas Layanan Finansial Inggris, Verena Ross menyatakan, ketersedian sumber daya yang lebih banyak bagi 

pengawasan terhadap firma-firma yang memiliki dampak besar, dan fokus detail harus ditujukan pada akutansi bank.

Dengan kata lain, data sangat mungkin perlu diungkapkan kepada para regulator, terkait dengan  keterhubungan, sensitivitas, konsentrasi, korelasi, likuiditas dan daya ungkit sistem perbankan bayangan. Informasi umum harus dieksplorasi dan dianalisa oleh para regulator, sebab informasi berkembang cepat baik dalam keluasan dan kedalamannya.

E-Government dapat menjadi metoda yang sangat sesuai bagi para regulator untuk melakukan pengumpulan data.




~bersambung~

(Martin Simamora)



Senin, 26 Juli 2010

Peran E-Government Dalam Mengatasi Krisis Finansial Global (8) : Tanpa Reformasi Total, Implementasi E-Government Tidak Relevan!


Skala sistem finansial non bank (atau disebut juga sistem perbankan bayangan) telah bertumbuh pesat jauh sebelum krisis finansial melanda. Menurut Timothy F. Geithner, ukuran keseluruhan sistem perbankan bayangan, termasuk didalamnya berbagai bentuk investasi terstruktur, tender opsi surat-surat berharga, Demand Note dengan variabel
rate, asset-aset dengan pembiayaan overnite dengan kesepakatan pembelian kembali, serta hedge fund telah mencapai jumlah aset setara dengan deposit tradisional pada sistem perbankan diawal tahun 2007.



Sebelumnya :

+ Bagian 1
+ Bagian 2
+ Bagian 3
+ Bagian 4
+ Bagian 5
+ Bagian 6
+ Bagian 7

Pengabaian regulasi yang dilakukan oleh sistem perbankan bayangan tersebut diatas, telah menjadi pemicu atau faktor utama yang mendorong terjadinya krisis finansial sebagaimana yang dinyatakan oleh Geithner dan Krugman.

Sistem perbankan bayangan ini tidak memiliki regulasi ketat yang mengaturnya, sebagaimana halnya sistem perbankan tradisional, khsususnya dalam hal modal yang dicadangkan dan likuiditas.

Kondisi semacam ini memungkinkan sistem perbankan bayangan mampu mengumpulkan kapital dalam jumlah yang luar biasa, terutama melalui pinjaman short term, pasar uang yang sangat likuid, hingga ke sepekulasi jangka panjang, dan pasar-pasar yang kurang likuid.

Sejak pertengahan tahun 1980-an, sejumlah upaya telah dilakukan untuk meluaskan regulasi agar dapat mengatur sistem perbankan bayangan yang sedang bertumbuh. Namun bertolak belakang dengan upaya untuk mengatur sistem perbankan bayangan, sejumlah langkah malah menegasinya. Bahkan regulator-regulator, sebelum krisis finansial terjadi, tak dapat memprakirakan seberapa besar kapital yang ada di dalam sistem perbankan bayangan, bahkan tak memiliki pengetahuan yang jelas bagaimana praktek di dalam sistem transaksi tersebut berproses.

Direktur Regulasi Bank Sentral Spanyol menyatakan : kendaraan investasi terstruktur dan berbagai kanalnya bagaikan bank-bank tanpa modal dan pengawasan. Tanpa disertai regulasi yang efektif, produk-produk derivatif terstruktur yang semakin kompleks dan ditawarkan sebagai produk-produk keuangan yang dipromosikan sebagai alokasi sumber daya (untuk spekulasi), dalam hal ini  Warren Buffet menyatakan produk-produk finansial derivatif  sebagai: "financial weapons of mass destruction".

Berlanjutnya ketiadaan reformasi fundamental yang seharusnya dilakukan , maka dapatlah diprediksi dengan tingkat keyakinan yang tinggi bahwa memperkenalkan dengan membangun praktek-praktek e-Government akan tetap sangat tidak relevan.

Hal ini disebabkan begitu besarnya proporsi aktivitas spekulasi yang  jauh dari jangkauan radar regulasi. Namun pada sisi lain kekosongan ini menawarkan prospek-prospek besar bagi e-Government ketika kesenjangan di dalam regulasi dapat teratasi dengan sukses.

Pada tahap ini, implementasi e-Government secara utuh dapat dilaksanakan, baik dalam membantu implementasi peraturan-peraturan dan memonitor konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya.


Peran-Peran e-Government dalam Pemantauan Keuangan

Komunikasi yang efektif haruslah dipandang sebagai dasar bagi semua langkah untuk melakukan pemulihan layanan-layanan finansial, terutama untuk mengurai kompleksitas keluasan dan kedalaman isu-isu yang menyertainya.

Transparansi dalam finansial engineering adalah penting bagi para regulator dalam mengupayakan pembentukan sebuah sistem pengawasan yang kuat. Pengungkapan informasi juga kritikal untuk memulihkan kepercayaan seluruh pasar, dan untuk menjaga rasionalitas perilaku konsumen kepada pasar dalam jangka panjang setelah krisis berakhir.

E-Government dapat menambah kegesitan dan fleksibilitas dalam merespon secara real time berbagai kejadian tak terhindarkan yang akan muncul, dan ini menjadi penting untuk membentuk lebih banyak regulasi yang dinamis. Sebagaimana yang dinyatakan oleh CEO Goldman Sachs dalam sebuah pidato :

“Capital, credit and underwriting standards should be subject to more ‘ dynamic regulation’. Regulators should consider the regulatory inputs and outputs needed to ensure a regime that is nimble and strong enough to identify and appropriately constrain market excesses, particularly in a sustained period of economic growth.”

"Kapital, kredit dan standar-standar underwriting harus mengacu kepada regulasi yang lebih dinamis. Regulator-regulator harus mempertimbangkan berbagai input dan ouput untuk menjamin sebuah rezim yang gesit dan cukup kuat untuk mengidentifikasi ekses-ekses pasar tertentu secara tepat, terutama dalam sebuah periode pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


Reformasi aktivitas-aktivitas finansial akan dilakukan di sejumlah negara, sebagaimana yang saat ini sangat ditekankan oleh para pemimpin global. Fokus reformasi adalah regulasi yang lebih ketat pada sistem-sistem perbankan bayangan dan selaras dengan langkah ini adalah meningkatkan keamanan produk-produk finansial derifatif. Misal pada Juli 2009 lalu, pemerintahan Obama telah mengusulkan legislisasi atau perundang-undangan yang mewajibkan manajer-manajer; hedge fund, private equity fund dan venture capital fund untuk meregistrasi di Securities and Exchange Commission.




~bersambung~

(Martin Simamora)


Jumat, 23 Juli 2010

Waspada! Mesin Fotokopi Mampu Menyimpan Ribuan Data Rahasia Anda : Bagaimana Melindungi Informasi Sensitif (Bagian 2- akhir)


Mengapa kita memerlukan perangkat keamanan data jika kita tidak menyimpan data dalam format digital? Evens menjawab : bahwa kita menyimpan informasi sensitif pada mesin-mesin MFP pada Address Book di MFP.  Nama-nama, alamat-alamat email, nomor-nomor faks adalah beberapa diantaranya. Mesin-mesin fotokopi multifungsi juga mampu menciptakan server-server dokumen dimana para karyawan dapat menyimpan dokumen-dokumen yang sudah dicetak, dipindai atau dikopi.


Sebelumnya :

+ Bagian 1

Evens juga mengungkapkan ada beberapa hal yang harus dicermati, dan ia menunjukan sejumlah hal menarik yang patut kita ketahui :

  • Physicall access : Pikirkanlah siapa saja yang dapat mengakses ke mesin-mesin fotokopi berkemampuan MFP, mereka adalah; karyawan, pelanggan dan para tehnisi perwatan. Apabila mesin-mesin tersebut menyimpan data-data yang sensitif maka harus diproteksi.

  • Network access : Hampir semua mesin fotokopi MFP menggunakan sistem-sistem operasi proprietary, yang membuatnya cukup kebal terhadap upaya-upaya eksploitasi. Tetapi, akan lebih baik untuk memeriksa data di National Vulnerability Database untuk mengetahui berbagai problem yang terjadi pada mesin fotokopi MFP anda sesuai dengan mereknya.

  • Web-based configurations : hampir semua produk MFP memiliki interface website untuk konfigurasi dan akses ke buku alamat. Biasanya dilengkapi dengan proteksi password. Pastikan password yang digunakan bukan "default" atau password yang diset oleh pabrikan.

  • Public MFP : Sangat disarankan untuk tidak menggunakan mesin fotokopi MFP yang disediakan oleh layanan-layanan umum komersial apabila dokumen yang hendak difotokopi berisikan informasi sensitif. Sangat tidak mungkin untuk mengetahui apakah mesin fotokopi MFP yang digunakan oleh layanan fotokopi umum dikonfigurasi dan apakah mesin itu menyimpan setiap dokumen yang dikopi menjadi dokumen digital.

Setiap mesin MFP yang digunakan atau yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan MFP harus mempertimbangkan aspek keamanan dengan seksama. Aspek keamanan fisik dan digital mesin-mesin MFP harus memenuhi kebijakan keamanan IT perusahaan pemakai. Pada akhirnya, mari kita perhatikan apa-apa saja yang dianggap penting oleh perusahaan pembuat MFP :

  • Memenuhi sertifikasi industri : Ketika memutuskan merek dan model mesin MFP apa yang hendak dibeli atau disewa, pastikan bahwa mesin MFP memenuhi standar-standar keamanan industri. Dua sertifikasi utama harus dimiliki yaitu ; ISO 15408 Level 3 Certification dan IEEE-2600-2008. 
  • Kemudahan penggunaan versus keamanan : Manajemen perusahaan harus memutuskan kontrol-kontrol akses apa saja yang harus digunakan, apabila memilikinya. Mekanisme kontrol akses terhadap MFP secara khusus terdiri dari; otentifikasi pengguna, kode-kode account, dan perlindungan password.
  • Perangkat pengamanan data : sebagaimana disebutkan di dalam video CBS News, distributor-distributor MFP harus memberitahukan kepada semua pelanggannya paket-paket pengamanan data dan pentingnya paket-paket tersebut bagi mereka. Jika menghadapi masalah keamanan data, menggunakan sebuah data security kit akan menyelesaikan permasalahan.
  • Pertimbangan Akhir masa pakai atau End-of-Life : Ketika membeli atau menyewa mesin-mesin MFP, tentukan sedari awal, apa yang akan terjadi pada hard drive ketika mesin tersebut berakhir masa operasinya. Opsi-opsi yang biasanya digunakan adalah ; menghancurkan hard drive, membiarkannya tetap di mesin, atau memberikan akses kepada distributor MFP untuk melenyapkan data di dalam hard drive dengan proses yang telah disetujui.

Apakah sebuah mesin MFP menyimpan semua dokumen dalam format digital atau tidak, nampaknya bergantung pada merek mesin MFP dan bagaimana mesin tersebut dikonfigurasi. Hal ini pasti memerlukan sejumlah usaha, tetapi Michael Kassner telah memutuskan untuk mengkonfigurasi mesin MFP agar tidak menyimpan image sebagai default. Ini hal yang baik, sekarang saya akan memastikan bahwa manajemen memahami informasi apa saja yang ada di dalam MFP dan bagaimana melindunginya.

(Martin Simamora)


Kamis, 22 Juli 2010

Rutgers University : Web Portal E-Government Seoul Terbaik di Dunia

Sebuah survei global terhadap website kota-kota se-dunia telah menetapkan kota Seoul, Korea Selatan 
sebagai pemerintah kota dengan performa e-Government terbaik. Riset atau survei global ini dilakukan bersama oleh E-Governance Institute, School of Public Affairs and Administration - Rutgers University-Newark dan Global e-Policy e-Government Institut- Sungkyunkwan University (SKKU), Korea.

Survei mengevaluasi website-website pemerintah kota di seluruh dunia dengan penilaian pada :

  • Privasi 
  • Penggunaan
  • Isi
  • Layanan
  • Partisipasi Masyarakat
dan memeringkatkan kota-kota dalam skala global. Survei yang dilakukan tahun 2009 juga didukung oleh UN Division for Public Administration and Development Management  dan American Society for Public Administration. Hasil evaluasi dalam survei tersebut, dilansir rutgers.edu (13/7/2010) menempatkan kota-kota dibawah ini dalam 10 kota terbaik dalam e-Government :

 

  1. Seoul.............     84.7 
  2. Prague..........     72.84
  3. Hong Kong...     62.83
  4. New York......    61.10
  5. Singapore....      58.81
  6. Shanghai......      57.41
  7. Madrid...........   55.59
  8. Vienna...........    55.48
  9. Auckland.......    55.28
  10. Toronto.........    52.87


Seoul melanjutkan  keunggulannya dalam e-Government pemerintah kota, sebagaimana yang ditunjukan dalam survei-survei sebelumnya pada tahun ; 2003, 2005 dan 2007. Capaian istimewa ini dapat diraih oleh  Seoul dengan beragam implementasi e-Government yang inovatif.

Pemerintah Kota Seoul terus berupaya memberikan berbagai peluang kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses-proses di dalam pemerintah, termasuk dengan memberikan 



kesempatan-kesempatan yang tersitematis dan terorganisasi dengan baik kepada masyarakat untuk dapat mengajukan pemikiran-pemikiran dan saran dengan mengajukan  e-kebijakan (e-policies) melalui forum-forum kebijakan.

Forum-forum semacam ini  memampukan penyelenggara pemerintah dan pejabat-pejabat terpilih merespon masyarakat secara langsung ketika harus membuat berbagai kebijakan publik. Seoul dalam survei ini juga menduduki peringkat tertinggi untuk  kategori-kategori; privasi, isi dan layanan. 


(Martin Simamora)

Peran e-Government Dalam Mengatasi Krisis Finansial Global (Bagian 7) :lalu Bagaimana E-Government Membantu Mengatasi Resiko Sistemik?


Ekonom di sektor finansial lainnya berpendapat bahwa resiko sistemik semacam ini sangat esensial terhadap resiko relevan lainnya yang  terkait dengan model-model econometric. Akan tetapi para penggagas model-model ini tidak mampu memberitahukan kepada publik mengenai resikonya, atau ada kemungkinan mereka tidak menjalankan etika tanggungjawab yang melekat. Namun demikian poin utamanya bukan pada : apakah pembuat model sudah pernah menginformasikannya atau belum mengenai resiko-resiko sistemik yang dapat terjadi.


Sebelumnya :

+ Bagian 1
+ Bagian 2
+ Bagian 3
+ Bagian 4
+ Bagian 5
+ Bagian 6

Hal pokok terpenting adalah : model-model matematika formal pada dasarnya tidak dapat membantu untuk memahami mekanisme-mekanisme dan relasi struktur-struktur yang kompleks dikarenakan adanya bias analisa yang melekat didalam model-model tersebut.

Posisi ini memiliki kesamaan besar dengan para penganut pandangan Keynesian seperti Eichengreen dan Temin dalam memandang Depresi Besar 1930-an. Namun sikap lain diambil oleh Peter Gowan, yang menyarankan bahwa kedua model tersebut dan regulator-regulator telah memperhitungkan resiko sistemik sebelumnya, namun mereka berpikir dapat mengontrol resiko.

Kebutuhan inovasi-inovasi tehnik finansial telah lama dikembangkan dan mulai dilakukan sebelum tahun 2001, sebelum munculnya gelembung perumahan (housing bubble) yang menggiring keuangan global kedalam krisis yang hingga kini masih berlangsung. Jadi sesungguhnya, gelembung yang membesar itu berlangsung dalam kondisi yang diizinkan terjadi, dan dalam beberapa kasus regulator-regulator dan pengembang-pengembang model terlibat dalam proses ini, sebagaimana halnya dengan gelembung-gelembung lainnya yang terjadi di masa lalu.

Merosotnya sektor jasa perumahan dan real estate dengan cepat, dalam hal ini sektor jasa keuangan, yang kemudaian diikuti oleh sektor-sektor utama dan akhirnya sektor industri pendukung telah menegaskan bahwa secara individual sektor-sektor tidak terisiolasi satu sama lain, bahkan tidak terhadap faktor yang lebih luas yaitu interaksi-interaksi level makro.

Kondisi ini memunculkan kemungkinan adanya dinamika deflasi dalam bentuk seperti digambarkan oleh Kindleberger di akhir tahun 1920-an dan setelahnya, bentuk deflasi yang terjadi di level Cross Systemic. Apa yang hendak dikatakan baris kalimat ini adalah keterkaitan - atau terkadang benturan - yang terjadi di antara sistem-sistem yang sudah sangat teragregasi.

Penanganan situasi semacam ini bisa jadi terdengar sebagai tindakan klasik dalam aplikasi manajemen resiko dan pencegahan, tetapi keberhasilan bergantung pada kesegeraan untuk mengetahui bagaiamana kebijakan-kebijakan regulasi finansial dipilih. Namun hal ini jauh dari dapat memberikan jaminan penangan resiko, malah memunculkan berbagai isu "ketidakpastian" atau lebih buruk lagi : "Ketiadaan pengetahuan" (atau sepenuhnya "pengabaian") terhadap masalah-masalah apa yang sebenarnya terjadi saat ini.

Tanpa memiliki detail masalah seutuhnya baik berkait dengan penyebab-penyebab atau arah perjalanankrisis finansial yang berlangsung saat ini, maka tidaklah terlalu sulit untuk mengarahkan situasi ini dengan cepat menjadi sistemik, dan pastilah kita dapat menilai akan bergulir menjadi cross-systemic.

Jadi, sebagaimana terjadi di Amerika Serikat atau Eropa di tahun 1930-an atau di Asia Tenggara di akhir tahun 1990-an berbagai kesulitan dengan cepat meliputi sektor real maupun aspek ekonomi moneter yang berorientasi global. Diawali dengan hilangnya kepercayaan dan yang lainnya mengingatkan kembali pernyataan yang dikemukakan oleh Kindleberger mengenai (interaksi) "dinamika deflasi", dan keduanya bekerja seperti penjepit resiko sistemik yang semakin membesar dan ketidakpastian.

Lalu perbaikan-perbaikan apa saja yang dapat dilakukan oleh e-Government terhadap resiko sistemik? Atau apa yang dapat dilakukan oleh e-Government di masa medatang apabila situasi semacam ini terulang kembali? Jawabannya sangat bergantung pada seberapa besar penekanannya pada aspek psikologi sosial dan pada keyakinan-keyakinan alami manusia yang cenderung tidak logis atau sulit dipahami seperti perilaku individual yang cenderung ditiru shingga menjadi perilaku kolektif atau disebut herd mentality (atau mentalitas kawanan).

Menggunakan internet memungkinkan pengaksesnya memperoleh informasi yang tepat namun juga informasi yang salah, kemudian disebarkan secara lebih cepat; lalu bagaimana penerima informasi dapat menentukan posisinya untuk dapat memilah pokok-pokok tertentu dalam sebuah informasi sebagai yang benar atau tidak benar, khususnya dalam realitas dimana ada tersedia banyak alternatif sumber informasi yang kadang bersifat kabur sulit untuk menentukan apakah "hitam" atau "putih".

Menggugah kesadaran-kesadaran bahwa ada sebuah masalah yang patut diupayakan penyelesaiannya, walaupun sayangnya banyak pemerintah baru berani mengambil tindakan jika sudah terdesak, yaitu setelah semuanya terlanjur semakin berat. Jadi jelas dalam banyak hal akan sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lemabaga atau pejabat-pejabat pemerintah


~bersambung~

(Martin Simamora)


Rabu, 21 Juli 2010

Waspada! Mesin Fotokopi Mampu Menyimpan Ribuan Data Rahasia Anda (Bagian 1)


Mesin fotokopi masa kini semakin memiliki unjuk kinerja yang canggih dan multi fungsi, namun kemajuan teknologi mesin fotokopi tak hanya memberikan kemudahan dan keleluasaan bekerja karena bisa jadi menjadi titik awal kebocoran data rahasia yang tak dikehendaki. Fakta ini diungkapkan oleh Bill Detwiller, Head Technology Editor TechRepublic.

Bill menyatakan, sangat tertarik dengan sebuah laporan investigasi yang diungkapkan oleh Chief Investigative Correspondent CBS News Armen Kateyian berjudul : "Digital Photocopiers Loaded with Secrets". Artikel ini juga dibubuhi tag line: " Your office copy machine might digitally store thousands of documents that get passed on at resale" (Mesin fotokopi anda sangat mungkin menyimpan ribuan dokumen digital yang dapat jatuh ke pihak lain saat dijual kembali).

Mata saya segera tertuju pada kata "might" (mungkin atau dapat saja), baiklah,apakah mesin-mesin fotokopi tersebut menyimpan informasi atau tidak?

Merujuk kepada video John Juntunen mengenai Digital Copier Security :

"Nearly every digital copier built since 2002 contains one of these, a hard drive. Like the one in your personal computer; it stores an image of every document scanned, copied, or emailed by the machine."

"Hampir setiap mesin fotokopi digital yang dibuat sejak tahun 2002 memiliki salah satu perangkat-perangkat ini, yaitu; sebuah hard drive seperti yang ada di dalam komputer personal, yang menyimpan sebuah citra dari setiap dokumen yang dipindai, dikopi atau yang di-email oleh mesin."


Multi-function peripherals (MFPs)

Saya bertanggungjawab atas beberapa jaringan MFP. Jadi, saya mulai melakukan pekerjaan rumah saya dan, tak perlu dikatakan lagi, hal ini jauh lebih sulit dari apa yang saya bayangkan untuk mampu memahami perihal ini. Kini waktunya untuk melibatkan para ahli. Saya memutuskan untuk memanggil Marco, perusahaan dimana kami menyewa MFPs, untuk melihat apakah saya dapat mempelajari apapun. Saya bicara dengan Dale Evens, veteran DS Service Manager Marco.


Evens menjelaskan bahwa merek-merek mesin MFPs yang mereka jual atau sewakan tidak menyimpan citra-citra secara otomatis atau by default. Evens menunjuk ke sebuah dokumen PDF Mesin Fotokopi Konica Minolta, yang digunakan oleh Kevin Kern, Sr VP Marketing Konica Minolta Business Solutions, USA untuk merespon hasil investigasi yang disampaikan oleh stasiun tv CBS News.

Dokumen PDF tersebut diantaranya menyatakan :

"A recent CBS News broadcast raised the issue of security of hard drive data in digital multifunction products. Konica Minolta would like to assure you that we are a leader in the area of MFP security. Our MFPs can ensure documents that are copied, scanned, faxed or otherwise transmitted do not remain stored on the hard drive or in DRAM memory as a standard feature".


"Sebuah pemberitaan yang baru-baru ini disampaikan oleh CBS News telah membangkitkan isu keamanan data yang tersimpan di dalam hard drive data yang ada di semua produk mesin-mesin fotokopi berteknologi digital multifuctions. Konica Minolta ingin memberikan jaminan bahwa kami adalah pemimpin dalam bidang keamanan MFP. Semua produk MFPs kami dapat menjamin semua dokumen yang dikopi,dipindai,difaks atau dengan kata lain ditransmisikan tidak akan tersimpan pada hard drive atau memori DRAM, sebagai sebuah fitur standar."


Pada riset yang dilakukan,ditditenemukan beberapa merek produk mesin fotokopi MFP memberikan pernyataan yang serupa. Namun mereka masih menawarkan sebuah opsi: kit keamanan data yang disediakan dengan kemampuan-kemampuan sebagai berikut;

  • Mengacak (encrypt) semua data terlebih dahulu sebelum disimpan di DRAM
  • Mengacak semua data yang tersimpan di dalam hard drive
  • DRAM segera dibersihkan setelah melakukan proses fotokopi, pemindaian, dan pencetakan
  • Secara otomatis bekerja tanpa campur tangan pengguna
  • Memiliki kemampuan overwriting secara rutin untuk menjamin semua data yang telah dihapus tidak dapat dipulihkan kembali.

 ~bersambung~
(Martin Simamora | ZDNet Asia)

Sistem Data Base Tunggal & Interoperabilitas Tingkatkan Kemampuan Kerja Kepolisian Inggris


Enam kesatuan polisi di Timur Inggris telah menjalin kerjasama dengan Kementerian Pertahanan untuk membangun sistem perekaman atau penyimpanan data bersama dengan membangun Pusat Data tunggal. Data Base tunggal ini meliputi ; Essex, Cambridge, Hertfordshire dan Bedfordshire constabularies. Platform data base tunggal semacam ini akan membantu perbaikan keamanan publik, mendeteksi kriminal dan membawa lebih banyak pelaku kriminal ke pengadilan.

Data base bersama akan membantu upaya untuk melenyapkan banyaknya pusat-pusat data yang terpisah atau parsial, yang selama ini menggunakan berbagai sistem berbeda di setiap kesatuan polisi. Database bersama akan memberikan kemampuan bagi pihak kepolisian untuk melakukan pertukaran referensi/data dengan cepat.


Chief Inspector, Andy Gratrix, seorang CIO yang memimpin pelaksanaan inisiatif ini di kota-kota yang berada di dalam Cambridge Constabulary, dilansir dari Public Technology (14/7/2010) menyatakan :"Kami bersama-sama dengan MoPI mulai membangun Unified Database sebagai bagian dari pelaksanaan Bichard Enquiry, dengan tujuan untuk untuk meninjau dan memperbaiki efektifitas penyimpanan rekaman/data intelijen polisi. Kesatuan-kesatuan polisi di kawasan Timur Inggris kini telah menerapkannya dan pelaksanaan inisitaif ini menjadi permulaan pendekatan gabungan yang akan menjadikan semua data yang ada akan digunakan sebagai bukti vital untuk mencegah kejahatan dan terorisme".

Penggabungan data base kesatuan- kesatuan polisi di enam constabulary, tak hanya memberikan kemampuan layan yang memenuhi skala ekonomi, tetapi juga dapat menciptakan sebuah sistem yang sangat akurat dan efektif yang pada puncaknya membuat polisi dapat melindungi masyarakat jauh lebih baik.


"Selama ini departemen-departemen di kepolisian harus berupaya keras untuk berkomunikasi dengan berbagai sistem yang tidaka dapat saling berkomunikasi satu sama lain (interoperabel), yang menghambat pembentukan sistem akses informasi yang tunggal", ujar Andy

"Untuk kali pertama, kesatuan-kesatuan polisi di kawasan Timur berhasil melakukan kerjasama kolaboratif dengan menjalin kontrak-kontrak dengan Kementerian Pertahanan, DE&S ISS, via sebuah vendor : Akhter Computers Plc yang telah menjalin kontrak dengan kementerian pertahanan sejak tahun 1980."

(Martin Simamora)


APEC Bangun Kepercayaan Publik Dalam Penggunaan E-Commerce Di Kawasan Asia Pasifik


Sebuah inisiatif baru telah diluncurkan pada Jumat (16/7) lalu oleh Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dalam e-Commerce di kawasan Asia Pasifik. Inisiatif ini akan menyediakan sebuah platform yang yang akan menjamin perlindungan hukum terhadap privasi data di seluruh wilayah kerjasama kawasan APEC yang lintas batas negara.

APEC melalui Cross-border Privacy Enforcement Arrangement (CPEA) berupaya membangun sebuah kerangka yang memungkinkan semua partisipan (pihak berwenang) dapat saling berkomunikasi untuk membantu mengumpulkan bukti dan berbagi informasi mengenai organisasi atau hal-hal yang sedang dalam investigasi.

Lembaga-lembaga berwenang yang berkait dengan Privasi juga dapat memperoleh pendampingan dari mitra-mitra lainnya untuk melakukan tindakan penegakan hukum dan mengalihkan berbagai keluhan ke pihak berwenang lainnya, sebagaimana diatur di dalam sebuah statement yang dikeluarkan oleh oleh Sekretariat APEC yang berkedudukan di Singapura.


CPEA sebagaimana dilansir dari ZDnetAsia, juga memfasilitasi kerjasama antara lembaga-lembaga hukum pelindung privasi di APEC dan mitra-mitra non APEC, sesuai dengan rancang bangunnya, CPEA dapat dengan mudah menjalin kerjasama dengan skema-skema lainnya baik global dan regional, jelas Sekretariat APEC.

Kesepakatan ini dikembangkan oleh sebuah grup voluntir yang beranggotakan negara-negara anggota APEC yaitu; Australia, Kanada, Hong Kong, Jepang, Selendia Baru, Filipina, Taiwan dan Amerika Serikat, yang terbentuk dengan masukan dari kelompok-kelompok sipil dan bisnis. Saat ini hanya ada 3 partisipan CPEA yaitu ;Office of the Privacy Commissioner Australia; Office of the Privacy Commissioner New Zealand; dan United States Federal Trade Commission.

Colin Minihan, Ketua Sub Group Data Privacy - APEC's Electronic Commerce Steering Group, menyatakan bahwa CPEA adalah sebuah "terobosan yang paling mendasar", dalam sebuah pernyataan.

"CPEA mendemonstrasikan bahwa semua lembaga berwenang penegak hukum privasi sedang berhadapan dengan berbagai realitas berbagai arus data global dan dikaitkan dengan resiko-resiko pelanggaran-pelanggaran privasi yang terjadi melampaui batas-batas nasional dan hukum," ujar Colin.

CPEA terlahir dari sebuah inisitaif yang dibentuk pada tahun 2007 lalu yaitu : Data Privacy Pathfinder inisiatif yang dibentuk untuk mengakselerasi implementasi APEC Privacy Framework. Inisiatif Pathfinder melibatkan multi proyek untuk mempromosikan tingkat kepercayaan konsumer dan keyakinan bisnis terhadap alur data lintas negara. Inisiatif ini juga meliputi berbagai komitmen untuk mengembangkan Sistem Cross Border Privacy Rules.

APEC juga berharap dimasa mendatang, CPEA akan berkontribusi dalam penerapan APEC Cross-Border Privascy Rules System bagi dunia bisnis, ungkap Sekretariat APEC.

(Martin Simamora)


Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget