Radiasi yang berasal dari PLTN Fukushima Daiichi kini mulai mencemari daratan dan laut sekitar kompleks PLTN, membuat para pejabat khawatir telah terjadi pelelehan inti reaktor secara parsial.Para pejabat pengelola PLTN mengakui kemarin (28/03/2011) telah menemukan PLUTONIUM di daratan sekitar PLTN, walau demikian pejabat tersebut menekankan bahwa jumlah material PLUTONIUM sedikit dan bukan ancaman bagi masyarakat,seperti dilaporkan Associated Press. Radiasi juga terdeteksi sejauh satu mil utara PLTN.
People work in the control room of reactor No. 2 with restored lighting at the earthquake and tsunami affected Fukushima Daiichi nuclear power plant
Didalam PLTN, video menangkap asap mengepul dari reaktor-reaktor no.2 dan no.3, terlihat juga terjadi upaya keras dilakukan. Seluruh reaktor sejauh ini mampu menahan tekanan, walaupun ada retakan-retakan pada beton dan komponen-komponen baja.
Air yang teradiasi radioaktif telah ditemukan pada 4 reaktor yang ada di PLTN tersebut, dimana para pekerja masih terus berupaya memompanya keluar. Para pejabat menyatakan bahwa bahwa air yang terkontaminasi harus dikeluarkan sebelum para pekerja dapat menghidupkan dan memulihkan kembali sistem pendingin reaktor. Para pekerja yang bertugas di dalam PLTN tidur di lorong-lorong dan ruang-ruang rapat dengan menggunakan lembaran-lembaran Timah sebagai pelindung terhadap radiasi.
Fisikawan Amerika Serikat Michio Kaku menyatakan " Nampaknya ada sebuah retakan, retakan pada inti reaktor yang menjadi jalan keluarnya radiasi. Ini artinya jika inti mulai meleleh, kita kemungkinan besar akan menghadapi resiko ledakan akibat tekanaan, ledakan hydrogen seperti yang terjadi di Chernobyl.
Kabar semacam ini diketahui hanya berselang satu hari setelah para pejabat meminta maaf atas ketakakuratan pembacaan level aktivitas radiasi radioaktif yang meningkat tajam, yang mengakibatkan kepanikan sehingga para pekerja berhamburan lari keluar dari PLTN.
Angka pengukuran radiasi kemarin itu tak akurat, jelas juru bicara Tokyo Electric Power, Takashi Kurita."Kami minta maaf". Kesalahan ini memunculkan kecaman tajam terhadap pemerintah.
"POINT OF NO RETURN"
"Kesalahan semacam itu bukanlah sesuatu yang harus dimaafkan atau dapat diterima," ujar Yuki Edano, Juru bicara pemerintah.
ABC News pun mendatangi markas Tokyo Electric Power Co untuk menanyakan langsung kepada Kurita perihal situasi terakhir sesungguhnya sehubungan berita-beriata yang saling bertentangan satu sama lainnya dari PLTN Fukushima Daiichi.
Kurita kepada ABC News menyatakan " Kami meminta maaf atas ketaknyamanan yang dialami semua pihak." "Kami terus berupaya untuk menstabilkan situasinya. Kami berupaya untuk menyampaikan informasi yang paling akurat."Mempertanyakan mengapa kenapa tidak ada bantuan pertolongan dalam pemulihan PLTN, Kurita berkata," saya sepakat dengan anda, sesungguhnya kami sedanng melakukan upaya yang terbaik. Tetapi disaat yang sama, pemerintah dan juga perusahaan-perusahaan dan para palaku ekonomi dan angkatan bersenjata dan pemadam kebakaran dan seluruh pihak telah memberikan seluruh dukungannya kepada kami untuk menenangkan situasi.
AIR RADIOAKTIF BERPOTENSI BOCOR KE LAUTAN
Hidehiko Nishiyama, seorang juru bicara Badan Keamanan Nuklir dan Industrial mengungkapkan kepada para wartawan bahwa air radioaktif berpotensi telah bocor ke perairan laut.
Pengukuran tingkat radiasi terakhir mengindikasikan bahwa kontaminasi di laut telah menyebar sejauh 1 mil ke arah utara dari PLTN, ungkap Associate Press.
Pada Minggu malam, Nishiyama mengakui tantangan-tantangan yang sedang dihadapi dalam berbagai upaya pemulihan tetapi ia berkeyakinan bahwa hingga kini masih dapat distabilkan.
"Permasalahannya hingga kini tak seorang pun yang dapat menjangkau turbin-turbin pembangkit dimana sumber utama elektrikal harus diperbaiki. Ada kemungkinan kita harus melupakan rencana tersebut," ujarnya.
Sementara itu, para pakar di PLTN Fukushima Daiichi dan Badan Keamanan Nuklir dan Industrial menyatakan bahwa material-material radioaktif yang ditemukan sangat mungkin bocor langsung dari Inti Reaktor, dan ini menunjukan adanya kebocoran.
Fisikawan Kaku menyatakan Jika level radiasi meningkat terlampau tinggi, maka tidak ada lagi titik untuk kembali.
-ABC News | Martin Simamora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar