Salah satu alasan untuk mengajukan konklusi positif semacam ini dalah baik negara-negara atau kawasan-kawasan kecil ataupun besar akan menikmati berbagai keunggulan komparatif jika negara atau kawasan tersebut memiliki jaringan-jaringan sosial yang relatif stabil dalam struktur sosial komunikatif. Hal semacam ini yang akan menjelaskan peran baik keseluruhan yang diperoleh dengan membangun e-Government di negara-negara seperti seperti Estonia dan Selendia Baru.
Menguatnya aksentuasi peran positif dalam pengadaan publik untuk pembuatan kebijakan adalah hal positif lainnya yang dapat menguntungkan negara-negera berkembang yang kecil hingga menengah, sejauh negara-negara itu tetap menjaga sebuah visi yang jelas agar terwujud, sebagaimana pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah Republik Korea untuk membangun jaringan broadband berkecepatan tinggi.
:
+ Bagian 1
+ Bagian 2
+ Bagian 3
+ Bagian 4
+ Bagian 5
+ Bagian 6
+ Bagian 7
+ Bagian 8
+ Bagian 9
+ Bagian 10
+ Bagian 11
+ Bagian 12
+ Bagian 13
+ Bagian 14
+ Bagian 15
+ Bagian 16
Hal-hal yang harus menjadi perhatian negara-negara terkait eGovernment setidak-tidaknya pada hambatan-hambatan alami hingga difusi e-Government dan penekanan yang lebih besar pada sumber daya manusia dan pemberdayaannya, seperti kapabilitas-kapabilitas dalam pembuatan kebijakan,teknologi dan konsumsi, seperti yang ditunjukan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Guida dan Crow yang mengungkapkan hal-hal penting sebagai berikut;
- Dari prespektif seorang praktisi, isu-isu yang paling menantang dalam implementasi layanan-layanan pemerintah yang bergantung pada teknologi, berasal dari aspek-aspek pelaksanaan inisiatif-inisiatif;
- Bagi pemerintah-pemerintah di negara-negara berkembang, keuntungan-keuntungan paling penting dalam mengadopsi standar-standar berbasis arsitektur terletak pada area pengadaan aplikasi-aplikasi dan layanan-layanan berbasis aplikasi.
- telepon selular atau mobile phone, dalam upaya menyediakan akses jaringan-jaringan broadband yang terjangkau, dapat menjadi sarana-sarana bernilai dalam melaksanakan layanan-layanan e-Government.
- Ada resiko tinggi yang dikaitkan dengan investasi-investasi e-Government, dan sekalipun hasilnya memiliki potensi substansial, potensi-potensi tersebut bisa jadi sulit dikuantifikasi.
- Membangun kapasitas dan perubahan formal strategi-strategi manajemen sangat esensial jika ingin membuat e-Government menjadi efektif. Faktor diatas tersebut memiliki rentang yang sangat luas melampaui hal-hal ang dibahas dalam bab ini, termasuk refrensi-refrensi untuk mengelola, standar-standar, resiko dan kapabilitas serta juga teknologi. Kini saatnya untuk menarik kesimpulan dari semua paparan sebelumnya.
E-Government jelas memiliki sebuah peran potensial untuk mengurangi gejala-gejala buruk krisis finansial yang masih berlangsung. Keuntungan-keuntungan dalam perbandingan dengan biaya-biaya selalu mengemuka disepanjang waktu, sebagai sebuah konsekuensi dua kecenderungan yang saling menguatkan; Perbaikan di dalam sistem-sistem e-Government itu sendiri termasuk akses yang lebih luas, pengoperasian yang lebih cepat dan transmisi kecepatan-kecepatan, dan peningkatan kapabilitas-kapabilitas- dan kemauan- publik untuk menggunakan pelibatan teknologi semacam ini.
Pada saat yang sama, kesemuanya ini dapat dengan mudah jatuh kedalam sebuah perangkap mengadvokasi lebih dari sekedar sebuah perbaikan teknologi untuk mengatasi berbagai masalah-masalah yang telah muncul. Dapat dipastikan perbaikan untuk mengatasi problem-problem yang dilakukan tak akan berhasil.
Potensi kebuntuan termasuk kompetensi-kompetensi yang tak memadai misal "pendarahan bakat" dan model-model yang buruk, dan kapabilitas-kapabilitas yang terbatas seperti lemah dalam melakukan penilaian yang tepat. Teknologi sendiri tak akan dapat menyembuhkan kelemahan-kelemahan ini, bahkan apabila teknologi tersebuat sangat mudah untuk digunakan dan toleran terhadap kesalahan. Hal semacam ini akan selalu menjadi tantangan bagi e-Government dalam membangun proses yang lebih transparan dam juga lebih akurat. Sebuah contoh tentang ini misalnya memformulasi pemeringkatan kredit.
Tujuan utama memunculkan sejarah yang terjadi belakangan ini yang memiliki banyak kesamaan dengan Great Depression: tidak ada jumlah tertentu dalam praktek-praktek e-Government atau sarana-sarana lainnya dapat menahan konsekuensi-konsekuensi sebuah permulaan yang dijalankan dengan serangkaian asumsi-asumsi keliru. Termasuk didalam asumsi-asumsi keliru tersebut adalah sebuah pernyataan yang berbunyi bahwa bebas dari pengaturan-pengaturan atau regulasi adalah sebuah solusi. Satu lagi asumsi yang keliru adalah asumsi yang menyatakan bahwa solusi yang didasarkan semata pada self regulation memiliki batasan-batasannya:
“For policymakers and regulators, it should be clear that self-regulation has its limits. At the very least, fixing a system-wide problem, elevating standards or driving the industry to a collective response requires effective central regulation and the convening power of regulators.”
"Bagi para pembuat kebijakan dan regulator, seharusnya hal ini jelas, bahwa pengaturan sendiri atau self regulations memiliki batas-batasnya. Pada batasan yang paling akhir, memperbaiki sebuah sistem dengan masalah yang luas, menaikan standar-standar atau mendorong industri untuk memiliki respon kolektif memerlukan regulasi terpusat yang efektif dan wewenang regulator yang melekat."
Hal semacam ini dalam kalimat CEO Goldman Sachs, memperbolehkan dunia finansial untuk memonitor dan meregulasi dirinya sendiri dapat menjadi sebuah langkah yang didasarkan pada ide yang keliru bahwa efek-efek resiko sistemik dan utamanya cross-systemic risks dapat diabaikan dengan aman.
Mengatasi kepanikan-kepanikan finansial membutuhkan penanggulangan yang segera pada signal-signal yang mengawali krisis. Seruan ini dapat digambarkan dalam kesimpulan ini sebagai "Dynamic Interactive Capabilities" sehingga mencapai suatu sistem keuangan yang kuat dan regulasi yang efektif. Mungkin kita ingat bahwa istilah dinamis mengacu kepada respon-respon yang real time, yang berangkali memerlukan serangkaian sistem yang efektif berorientasi pada kompetensi-kompetensi yang saat ini ada dan telah dimiliki.
Istilah interaktif mengacu pada fungsi simpang susun dua arah yang sudah dilakukan dalam sistem keuangan dan area terkait lainnya. Baik dinamisme dan interaktifitas dapat dikuatkan oleh pendekatan-pendekatan baru yang mengacu kepada teknologi-teknologi berkecepatan tinggi seperti e-Government. Kemungkinan-kemungkinan ini dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa kejatuhan negatif jangka panjang yang disebabkan oleh krisis, khususnya melalui menggunakan e-teknologi.
Semua pemangku kepentingan mengakui ada pertimbangan di luar model ekonomi sebelumnya dan sistem regulasi yang menghancurkan pola pembangunan stabil sebelum krisis keuangan global. Dalam 20 tahun terakhir, respon manusia di masa yang mencekam seharusnya turut diperhitungkan kedalam model dan kerangka-kerangka berpikir , karena mereka setidaknya sama pentingnya dengan mereka yang mengalami euforia "ungkap Alan Greenspan, mantan Ketua Federal Reserve Amerika Serikat.
Namun pandangan ini ternyata tidak disambut luas oleh publik, malah sebaliknya lebih condong kepada komentar Krugman yang menyatakan bahwa resiko sistemik datang dari pengabaian yang dilakukan oleh pihak regulator. Oleh sebab itu menjadi beralasan ketika masyarakat menyuarakan kritik-kritik dan pertanyaan mengenai etika tanggungjawabpara pengembang model-model, dan berangkali juga para regulator itu sendiri.
E-Government memberikan kepada masyarakat sebuah kesempatan untuk dapat mengekspresikan pandangannya sendiri. Apakah pemerintah dapat memperhatikannya, namun masyarakat akan mendapatkan "ruang untuk memberontak " semakin berkurang secara drastis, sebagai akibat dari semakin meningkatnya transparansi dan demokratisasi .Apabila teknologi dioperasikan secara benar dan sistem-sistem tata kelola pemerintah berjalan, masih ada kemungkinan akan menciptakan situasi yang menyenangkan, terlebih bagi intervensi pemerintah yang lebih besar yang dilakukan untuk beberapa saat namun juga ada kebebasan yang lebih besar bagi pasar- organized markets- untuk berfungsi sebagaimana harusnya.
Lalu apa keseimbangan antara kelompok optimis dan pesimis? Sebagai penutup soal kedua kelompok ini pertimbangkanlah pendapat yang diajukan oleh Economist Intelligent Unit, yang dinyatakan pada tahun 2009 lalu sehubungan dengan pembangunan e-Government :
In rich and poor countries alike, however, thorny policy issues arising from the very success of digital developmentremain largely unresolved… The delicatesocial contract between digital consumers and the operators of digital channels will be tested in the coming years, as intensified revenue pressure increases service providers’ need to utilise the Internet for intrusions that are both annoying (for example, inbound advertising) and potentially privacy-infringing (‘deeppacket’ inspection systems).
The environmental impact of ICT usage is also likely to remain a concern for governments as long as climate change and carbon reduction remain high on the global agenda… The expansion of one of the global economy’s most essential resources – information – is having an unintended knock-on effect on other precious resources… [E]-readiness is not fostered in a digital vacuum, but rather in a complex web of social, cultural, economicand political factors, ultimately driven by the usage imperative.
Akan tetapi baik pada negara-negara miskin dan kaya memiliki kesamaan dalam isu-isu kebijakan bermasalah yang muncul dari kesusksesan pembangunan digital yang luar biasa, yang sebagian besar tetap tak terselesaikan...kontrak sosial yang rapuh antara konsumen digital dan operator-operator kanal digital akan diuji pada tahun-tahun mendatang, selaras dengan semakin intensifnya tekanan pada sisi pendapatan yang meningkatkan kebutuhan provider untuk memberdayakan internet untuk melakukan instrusi yang keduanya sangat menjengkelkan (misal terikat dengan iklan) dan berpotensi untuk melanggara hak privat (sistem-sistem inspeksi yang semakin mendalam). Dampak penggunaan ICT terhadap lingkungan akan tetap menjadi perhatian pemerintah selama perubahan iklim dan pengurangan karbon tetap menjadi agenda global... Perluasan salah satu sumber daya ekonomi global yang paling penting - informasi - memiliki efek menjatuhkan yang tak disengaja terhadap sumber daya berharga lainnya yaitu... [E] - readiness yang tidak diperkuat selama masa kevakuman digital, malah lebih terfokus pada web yang kompleks dengan faktor-faktor; sosial, budaya , ekonomi dan politik, dan akhirnya didorong dengan keharusan untuk menggunakannya.
Dengan kata lain cross-systemic risk adalah bukti di tingkat-tingkat nasional dan global dan tak hanya didalam sektor ICT itu sendiri. Jika demikian dapatkah e-Government direkomendasikan untuk menyeimbangkan regulasi finansial? Ya, tetapi bila kebijakan-kebijakan pemerintah membolehkan para pemain finansial melepaskan diri dari pengawasan maka e-Government tidak akan dapat memperkokoh regulasi walau e-Government tetap dapat memperbaiki efisiensi.
Secara umum e-Government dibangun untuk kecepatan dan menangani kompleksitas, kualitas-kualitas yang menyertainya membuat e-Government sangat cocok untuk memantau finansial dan regulasi. Pada saat yang sama, e-Government tidak dipandang sebagai teknologi-teknologi untuk memperbaiki. E-Government khususnya dari semua e-buzzwords hanya dapat dipandang sebagai "dynamic interactive capabilities" bagi para pembuat kebijakan yang menjalankan prinsip-prinsip dan model-model ke dalam desainnya, bersama-sama dengan mereka yang membangun dan mengoperasikan sistem-sistem e-Government.
~selesai~
(Martin Simamora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar