Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Senin, 02 Agustus 2010

Peran E-Government Dalam Mengatasi Krisis Finansial Global (13) : E-Government Sebagai Peredam Efek Liar Produk Finansial Derivatif

Sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya, problem-problem spesifik dapat digambarkan sebagai berikut :

  • Lembaga-lembaga pemeringkat dan ketidakakuratan berbagai pemeringkatan hipotek telah menciptakan gelembung-gelembung di pasar perumahan. Seluruh area pasar perumahan ini mengalami kekeliruan kolektif baik dalam tingkat yang besar atau kecil telah dikecam dengan banyak faktor. Beberapa mempertanyakan model-model bisnis yang dijalankan oleh lembaga-lembaga dan menyatakan bahwa konflik-konflik terselubung dalam prakteknya mendorong mereka memberikan pemeringkatan-pemeringkatan tinggi.


Sebelumnya :

+ Bagian 1
+ Bagian 2
+ Bagian 3
+ Bagian 4
+ Bagian 5
+ Bagian 6
+ Bagian 7
+ Bagian 8
+ Bagian 9
+ Bagian 10
+ Bagian 11
+ Bagian 12
Andrew Lo, juga mengungkapkan hijrahnya para ahli dari lembaga-lembaga pemeringkat ke klien-klien mreka yaitu bank-bank dan sistem perbankan bayangan, yang biasaya menguntungkan lembaga-lembaga pemeringkat dalam jangka pendek, namun dalam jangka waktu menegah keatas lembaga-lembaga ini akan mengalami kekurangan ahli-ahli bertalenta untuk menghadapi situasi kompleks seperti yang dihadapi saat ini.

  • Berkaitan dengan pengawasan terhadap sistem perbankan bayangan, salah satu dari pertanyaan-pertanyaan kunci berkaitan dengan perbaikan kompetensi dan kapabilitas regulator-regulator. Berkaitan dengan kapabilitas-kapabilitas maka regulator-regulator harus memiliki metode-metode yang memadai dan sarana-sarana untuk mengidentifikasi untuk mengawasi peningkatan jumlah dan cakupan aktivitas-aktivitas finansial yang inovatif dalam hal-hal yang terkait dengan kompetensi-kompetensi dan memperlihatkan pemahaman yang lebih baik terhadap dunia yang mereka hadapi, termasuk realisme perbankan bayangan.
Jika tidak maka hukum Goodhart akan berlaku, seperti : pengenaan aturan apapun pada akhirnya akan merusak efektifitas peraturan itu.

  • Mengamati skala dan cakupan pada sektor finansial, terjadi kekurangan sumber daya manusia yang berkualifikasi. Misal pada tahun 2007, Massachusetts Institute Technology hanya menghasilkan empat lulusan PhD di bidang Finansial, bandingkan dengan 337 lulusan diberbagai keahlian tehnik. Untuk mengatasi kekurangan para ahli dalam advanced mathematics dan pemodelan, banyak lembaga keuangan merekrut pegawai-pegawai dengan keahlian di bidang-bidang yang sophisticated seperti; fisika, matematika, ilmu-ilmu komputer dan astronomi untuk bekerja sebagai tenaga-tenaga pendukung tehnik.
Akan tetapi pegawai-pegawai ini pada dasarnya tidak dididik untuk menguasai keuangan, dan memiliki kemampuan terbatas untuk merespon dinamika evolusi pasar yang sangat canggih. Kondisi ini menciptakan kelemahan dalam asesmen resiko, manajemen resiko dan kontrol.


  • Para pembuat model finansial tidak menginformasikan kepada publik mengenai resiko sistemik. Colander berpendapat bahwa resiko sistemik itu ada, dan para pembuat model finansial yaitu para ekonom finansial dan insinyur keuangan, tidak menginformasikan kepada sektor finansial secara umum, atau setidak-tidaknya kepada masyarakat luas.
Lawson dan kemudian diikuti oleh Hodgson berkeyakinan bahwa masalah fundamental bukan terletak pada apakah para pembuat model sudah mendapatkan informasi yang memadai atau belum; tetapi permasalahannya ada pada pra seleksi model-model matematika yang tidak dapat menginterpretasikan kompleksitas, keterkaitan yang sangat tinggi dan dinamika praktek-praktek ekonomi yang berkembang. Interpretasi sebelumnya mengaitkannya dengan kasus-kasus yang melibatkan "informasi yang asimetris", demikian juga kompetensi, sementara posisi Lawson memiliki lebih banyak kesamaan dengan apa yang kita nyatakan sebagai "pengetahuan yang asimetris, dan juga dengan kapabilitas-kapabilitas (yang tidak memadai).

  • Integritas manajer-manajer di sektor keuangan kini dipertanyakan, misal terhadap kompensasi-kompensasi dan "bonus-bonus" yang menjadi perhatian besar bagi banyak pengamat publik yang moderate (termasuk Gubernur Bank of England) yang dinilai sebagai tidak pantas dan dinilai berbahaya dalam hal insentif-insentif yang ditawarkan.
Insentif-insentif yang ditawarkan pada dasarnya menampik adanya sebuah kebutuhan mutlak untuk memperbaiki akuntansi resiko, serta kebutuhan untuk mereformasi persyaratan-persyaratan regulatori pada corporate governance untuk memastikan penerapan manajemen resiko dilakukan efektif di sektor finansial.

Sementara itu transparansi informasi juga diperlukan agar regulator-regulator dapat mengidentifikasi semua transaksi dengan tepat.

  • Produk-produk finansial derivatif sekuritas telah berkembang canggih sehingga mampu merusak koneksi-koneksi efektif informasi antara pemberi pijaman dan peminjam. Produk-produk derivatif secara teori dirancang untuk memperkecil resiko.
Regulator- regulator seperti Department of Treasury mengakui bahwa proses yang sangat tersekuritas menciptakan berbagai konflik kepentingan ; hal ini terjadi dengan meniadakan hubungan tradisional antara pemberi pinjaman dengan peminjam, sehingga disiplin pasar gagal mengkoreksinya. Sebagai telah disebutkan sebelumnya, bahkan manajer-manajer keuangan tidak memahami sepenuhnya produk-produk finansial yang ditransaksikan, sama halnya dengan para investor,yang sangat bergantung pada belas kasih lembaga-lembaga pemeringkat yang kerap gagal menggambarkan resiko-resiko pada masing-masing produk secara akurat.

Sejatinya, motif yang melingkupi pembuatan paket produk-produk finansial derivatif ditujukan untuk menyebar resiko. Akan tetapi selama lebih 20 tahun belakangan ini produk-produk ini lambat laun menjadi luar biasa beresiko, khususnya setelah tahun 1999, ketika produk-produk derivatif menjadi semakin tidak transparan terhadap para pembelinya. Faktanya, mereka menjadi sumber utama penyebaran (krisis finansial).

E-Government dapat membantu menyediakan sebuah platform bagi publik untuk mempertimbangkan kembali harapan-harapannya. Di dalam sistem finansial, sebagaimana adanya, "animal spirits" yang ada pada kebanyakan orang telah menjadi salah satu faktor yang terlibat dalam peciptaan bubble. Hal ini pun dikaitkan dengan pemikiran publik dengan hasrat-hasrat politis dan kesombongan-kesombongan politikus, meskipun defisit perdagangan semakin membengkak yang membuahkan pertumbuhan produktivitas yang lambat atau stagnan secara komparatif.

Ekspansi sektor perumahan yang sangat cepat tercapai karena partisipasi masyarakat yang masif, sementara solusi pemerintah untuk mengadvokasi dan mendukung hasrat-hasrat tersebut juga telah menghasilkan kendaraan-kendaraan investasi terstruktur seperti Fannie Mae dan Freddie Mac ( yang menyediakan akuntansi yang kreatif untuk industri perumahan di dalam negeri Amerika Serikat).

Meluasnya hasrat-hasrat yang kurang tepat tersebut dengan cepat dan terus berlanjut akhirnya berkontribusi menjadi penentu utama krisis, sekalipun secara tehnik disebuat sebagai krisis sistemik. Krisis yang masih berlangsung telah memberikan kesempatan kepada masyarakat dan para pemimpin opini untuk memikirkan kembali berbagai permasalahan pokok sosial, politik dan kehidupan ekonomi.

E-Government dengan transparansi data, analisa dan interaksi yang ditawarkannya, dapat memberikan sebuah instrumen yang valid bagi individu-individu untuk menghubungkan dirinya dengan analisa-analisa makro praktis, yang mungkin dapat menolong mempromosikan sebuah pemahaman terhadap konflik-konflik internal di dalam masyarakat.


~bersambung~

(Martin Simamora)



Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget