Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Selasa, 21 September 2010

IMF Sorot Tajam Bahaya Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

International Monetary Fund (IMF) pada Jumat (17/9/2010) lalu telah memperingatkan pemerintah Indonesia bahwa negeri ini harus sungguh-sungguh memerangi korupsi sebagai prioritas utama, jika pemerintah ingin membangun pertumbuhan ekonomi sebagai yang terbaik di dunia.

Indonesia menurut IMF, dilansir TheJakartaGlobe.com adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar :4.5% di kawasan Asia Tenggara pada 2009 lalu, ketiga terpesat pertumbuhannya dalam G20, dan siap untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun mendatang, ungkap IMF dalam laporan tahunannya.

IMF Juga memperingatkan kepada semua investor asing yang harus mengucurkan dana sebagai upaya ekspansi sehingga menjadi sebuah kekuatan regional agar bersikap waspada hingga pemerintah Indonesia rampung memerangi korupsi yang merajalela dan memulihkan supermasi hukum.

"Sebuah respon yang menentukan dan sukses, serta kebijakan-kebijakan yang tepat selama satu dekade dan reformasi struktural telah menolong Indonesia untuk pulih dengan cepat dari krisis global 2008," ungkap laporan tersebut.

"Akan tetapi terkait dengan lemahnya penegakan hukum atau peraturan, transparansi, dan isu-isu tata kelola pemerintah, membebani persepsi pasar. Menangani kelemahan-kelemahan ini harus menjadi prioritas."

IMF memuji berbagai pencapaian luar biasa yang diraih oleh pemerintah selama satu dekade terakhir, sejak Indonesia bertranformasi dari pemerintahan Suharto yang diktator ke pemerintahan yang sangat demokratis dan berhasil pulih dari ambang kebangkrutan kala krisis finansial Asia 1998-1999.

Indonesia dipaksa untuk menerima dana talangan sebesar 43 miliar dolar dari IMF pada 1998, dan baru keluar dari program pengawasan IMF pada 2003.

Namun IMF mengemukakan bahwa Indonesia masih menghadapi banyak tantangan untuk menjaga stabilitas finansial dan membangun sistem finansialnya, terutama pada area-area seperti; pengawasan dan pengembangan sektor non bank.

"Para pelaku pasar memandang Indonesia sebagai sebuah negara dengan potensi yang besar, didukung oleh basis konsumen yang besar dan sumber daya alam yang berlimpah," ungkap laporan ini yang disitat TheJakartaGlobe.com dari Agence France-Presse.

"Namun produk sekuritas Indonesia masih terus diperdagangkan dengan harga yang  didiskon, sehingga lebih rendah daripada negara-negara tetangga dan banyak orang kaya Indonesia yang lebih suka menyimpan dananya di luar negeri.

"Sektor finansial indonesia jauh tertinggal dari negara-negara yang sebanding/ setara dalam hal kedalaman dan kontribusinya terhadap ekonomi. Hal ini disebabkan oleh kelemahan-kelemahan dalam kerangka legal/hukum dan tata kelola pemerintah (yang cenderung korup) yang melemahkan kepercayaan investor."

IMF menyatakan salah satu dari banyak konsekuensi yang ditimbulkan oleh ketidakpastian hukum adalah "peminjam dari korporasi besar- perusahaan besar memiliki kekuatan/pengaruh ekonomi untuk menantang atau mengabaikan kontrak-kontrak (yang telah ditetapkan).

Akibatnya, bank-bank kini lebih berfokus pada pemberian pinjaman kepada konsumen (kredit konsumsi) dan Usaha Kecil Menengah.

(Martin Simamora)


Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget