Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Rabu, 08 September 2010

Polisi Moskow Tangkap Gerombolan Cybercrime Pemerasan Dengan Gambar Porno

Russia Police Vehicle
Polisi Rusia dilaporkan sedang melakukan investigasi terhadap gerombalan kriminal yang menginstalasi program-program berbahaya yang akan memeras korban-korbannya, yang kini telah memakan korban hingga ribuan komputer pribadi . Para korban dipaksa mengirimkan pesan-pesan SMS untuk membebaskan komputernya yang terkunci.

Program berbahaya yang bersifat penipuan/jebakan (scam) menjadi instrumen utama kejahatan dan telah menyebabkan kerugian finansial hingga jutaan dolar, menurut berita yang dilansir oleh kantor berita Rusia. Polisi Rusia telah menyita peralatan dan menahan sebuah "keluarga kriminal cyber" yang memiliki hubungan dengan kejahatan tersebut, lapor Kantor Berita ITAR-TASS Selasa (31/8/2010).

Keluarga kriminal cyber dengan sengaja menyebarkan virus-virus melalui internet dan meraup uang melalui bantuan SMS, ungkap Itar dari sebuah sumber yang dapat dipercaya di badan-badan penegak hukum di Moskow. Operasi penangkapan pelaku dilakukan bersama dengan Moscow Economic Crime dan para mitra di K section serta didukung oleh para spesialis grup keamanan informasi.

Virus-virus yang disebar pelaku melalui berbagai website termasuk website jaringan pertemanan, memblokir operasi komputer pribadi korban, ungkap sebuah sumber. Lalu korban diminta untuk mengirimkan sebuah SMS untuk mendpatkan sebuah kode untuk membuka blok sistem dengan biaya sebesar 300 rubel, ke sebuah nomor pendek.

Berdasarkan perhitungan awal untuk April saja ada lebih dari 3.000 pengguna internet menjadi korban para penipu termasuk negara-negara anggota CIS. Menurut data polisi para pelaku kejahatan cyber ini berhasil meraup lebih dar 1 miliar rubel.

Berita-berita berbahasa Rusia, dilansir csoonline.com (1/9/2010) menyatakan ada 10 orang yang akan didakwa sebagai pelaku yang menelan korban sebanyak puluhan ribu korban berbahasa Rusia yang mencakup pengguna internet di Ukrainia, Belarus dan Moldova.

Para penjahat cyber dilaporkan mendompleng website-website berita untuk menyebarkan software-software berbahaya uang dikenal sebagai WinLock yang mematikan fungsi komponen-komponen tertentu pada Windows yang menyebabkan komputer pribadi tidak berfungsi dan kemudian menampilkan gambar-gambar porno.

Korban memerlukan kode tertentu untuk membebaskan komputernya dari sandera gambar-gambar porno tersebut dan disinilah korban dipaksa mengeluarkan biaya yang besarnya antara 300 ruble (USD9.72) - 1000 rubel sebagai biaya pengiriman SMS.

Sergey Golovanov, analis malware Kapersky Lab memperkirakan ada 1 juta pengguna

Sergey Golavanov
komputer pribadi di negara-negara berbahasa Rusia yang menjadi korban. "Si penjahat memberikan bayaran sebesar USD3 per infeksi kepada siapapun yang bersedia menyebarluaskan malware melalui blog, banner, eksploitasi dan botnet, dan lain-lain, jelas Sergey.

Scam ini bekerja dengan sangat baik sebab di banyak negara eks blok Soviet, perusahaan-perusahaan telekomunikasi memberi kemudahan kepada para penjahat untuk melakukan registrasi secara anonim pada nomor-nomor telepon berbayar yang digunakan untuk menerima pembayaran, ungkap Golavanov.

Perusahaan-perusahaan telekomunikasi juga senang menerima bagian sebesar 50% dari setiap biaya pengiriman SMS, dan inilah masalah besar yang sulit dicarikan solusinya.


Biasanya para korban yang membayar uang tebusan tersebut berhasil memulihkan komputer pribadinya, namun tidak ada garansi. Para korban sebaiknya menghapus hard drive setelah melakukan pembayaran tebusan tersebut, saran Golovanov."Semuanya bergantung pada si orang jahat tersebut."

Dave Marcus, Direktur McAfee Labs security research communicatios, dilansir csoonline.com menyatakan para pakar telah melacak sofware berbahaya ini lebih dari setahun lalu, dan sangat jarang muncul sebagai sebuah serangan cyber. Software jahat ini tidak dipandang sebagai ancaman yang sangat canggih. "Program jahat ini hanya mengunci layar anda dengan sebuah password yang tak diketahui, dan jelas tidak canggih ketika anda mengikuti petunjukanya."

(Martin Simamora)




Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget