Ucapan Marzuki Alie agar koruptor dimaafkan membuktikan bahwa dia pro koruptor. Semangatnya ingin membubarkan KPK bertentangan dengan semangat reformasi yang bertekad memberantas korupsi.
Hal itu disampaikan Prof. Dr. Sofjan Siregar, MA kepada detikcom (1/8/2011), menyikapi opini Ketua DPR RI Marzuki Alie yang dinilainya semakin mengaburkan semangat dan amanat reformasi untuk memperbaiki negeri ini.
"Jika logika Marzuki dipakai, maka semestinya DPR harus dibubarkan lebih dulu, karena lembaga paling korup adalah DPR, selain itu kebanyakan gerombolan DPR adalah penipu, calo anggaran dan penguras uang rakyat," ujar Sofjan.
Lanjut Sofjan, delik pidana yang dilakukan para gerombolan DPR bukan delik aduan, sehingga KPK harus proaktif berinisiatif menangkap terlebih dulu para gerombolan itu, termasuk Marzuki pentolannya.
Ditengarai Sofjan, Marzuki bukan figur pro reformasi yang dapat membawa perbaikan dan perubahan. Antara lain kegigihannya mewujudkan pembangunan gedung baru DPR yang sarat indikasi korupsi dan ucapan-ucapannya juga tidak merefleksikan semangat rakyat yang ingin negeri ini bersih.
"Setelah skandal korupsi Nazarudin-Kemenpora-Wisma Atlet meledak, isu gedung baru DPR yang semula gencar langsung tiarap, setelah terlebih dulu satu perusahaan peserta menarik diri," papar Sofjan.
Menurut Sofjan, dalam kaitan ini Marzuki terdepan dalam melakukan pembohongan data dan informasi. Semula dibilang Rp 9 miliar telah dibayarkan ke konsultan, kemudian berubah lagi Rp 14 miliar.
"Kebohongan itu tambah jelas lagi ketika Marzuki berbohong bahwa semua fraksi telah setuju, ternyata beberapa fraksi di DPR tidak setuju," tambah Guru Besar pada Islamic University of Europe, Rotterdam.
Sofjan berpendapat, sebelum KPK dibubarkan oleh Marzuki dan gerombolannya, maka KPK telah cukup memiliki alat bukti dan fakta untuk terlebih dulu menjadikan Marzuki sebagai tersangka. Berdasarkan logika, mestinya pembubaran DPR duluan itu lebih relevan dan pas sebelum KPK.
"Jika KPK terlambat menangkap Marzuki, maka sebaiknya rakyat jangan hanya bicara, tapi harus ada terobosan yang bisa dan sah bertindak membantu KPK demi menyelamatkan NKRI. Kita harus malu sama Cina dan negara-negara sekitarnya," pungkas Sofjan.
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar