Tempo/Prima Mulia |
Ruangan di lantai dua di kantor Kelurahan Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, itu masih melompong. Hanya ada satu unit kamera, tripod, pemindai digital, satu unit komputer, dan server, yang seluruhnya masih dalam kardus.
. "Sementara kami bantu-bantu di sini dulu," kata Eri, seorang petugas, yang ditemui di lantai satu ketika tengah melayani pembuatan kartu tanda penduduk manual kemarin.
Bukan cuma di Bidaracina, pelaksanaan layanan KTP elektronik mundur dari jadwal yang semestinya per 1 Agustus kemarin di 267 kantor kelurahan di Jakarta. setelah memantau persiapan di kantor Kelurahan Cipinang Cempedak.
Ketidaksiapan yang sama terjadi di kantor Kelurahan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat. "Kami masih menunggu PLN untuk menambah daya. Kalau tidak ditambah, bisa jebol. Pelayanan lain tidak jalan," ujar Yusuf, sang lurah, kemarin.
Di tempat ini, peralatan yang dibutuhkan untuk membuat e-KTP sebenarnya sudah lengkap. Tapi, sama seperti di Bidaracina, semua masih rapi dalam dus, belum dirakit. "Kami tak berani merakit sendiri," kata Yusuf lagi.
Meski setiap layanan disebut-sebut bisa selesai kurang dari lima menit, Yusuf mengatakan, pelaksanaan pembuatan e-KTP tidak akan semudah yang sudah dinyatakan. Dia mencontohkan, di Kemanggisan, jumlah warga wajib KTP sekitar 30 ribu orang. Itu artinya, dalam sehari sekitar 300 wajib pajak harus dilayani. "Tapi kami tak tahu kapan orang-orang itu akan datang, apalagi nanti ada mudik Lebaran," katanya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Purba Hutapea menyatakan baru dua kantor kelurahan yang siap mengoperasikan alat dan jaringan. Pihaknya pun memilih mengejar persiapan utuh di 10 kantor kelurahan terlebih dulu.
Bila layanan e-KTP di 10 kantor kelurahan itu sudah berlangsung efektif, pemasangan alat dan jaringan di 257 kelurahan lain akan diselesaikan. "Jadi, tak bisa serentak seperti yang dijanjikan dulu," kata Purba.
TempoInteraktif.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar