Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Jumat, 25 Maret 2011

Inilah Jajaran 'Dewan Revolusi Islam'

Forum Umat Islam merupakan organisasi Islam yang menempatkan sejumlah nama dalam jajaran Dewan Revolusi Islam. Soal dewan ini juga dimunculkan dalam laporan Al Jazeera, Selasa 22 Maret 2011 lalu. Nama-nama itu ditempatkan dalam posisi Dewan Fuqoha, kepala negara dan wakil kepala negara,

menteri, serta DPRS/MPRS. Sebagian nama itu merasa dicatut dan tak pernah dihubungi. Inilah susunannya:
*Dewan Fuqoha:

KH. Council fuqoha: KH. Abu Bakar Ba'asyir, KH, Makruf Amin, KH. Abu Bakar Ba'asyir, KH, Makruf Amin, KH. Abdur Rasyid AS., KH. Abdur Rashid USA., KH. Syukran Makmun. Syukran Makmun. KH. KH. Luthfi Basori Alwi, KH. Lutfi Basori Alwi, KH. A Hamid Baidowi.KH. A Hamid Baidowi.KH. Hasym Muzadi. Hasym Muzadi.
news.okezone.com

*Kepala Negara: Habib Riziq Sihab

*Wakil Kepala Negara: Abu Jibril

*Para menteri:

Menhankam: Munarman
Menko Ekuin& BUMN: Hendri Saparini.
Menteri Keuangan: Ichsanudin Noorsy
Menteri Agama: KH. Cholil Ridwan .
Mendiknas: KH. Maman Abdurrahman .
Menteri Perburuhan: Eggy Sujana.
Menteri Kesehatan: Jose Rizal.
Menpora: Alfian Tanjung.
Menteri ESDM: Ahmad Daryoko.
Mendagri: MS Kaban
Menlu: Ali Mochtar Ngabalin.
Menkopolkam: Tyasno Sudarto.
Menteri Kebudayaan: Ridwan Saidi,
Menkominfo: Aru Seif Asadullah.
Menteri PDT: Ahmad Sumargono.
Menkumham: Wirawan Adnan.
Jaksa Agung: M Luthfie Hakim.

Ketua DPRS/MPRS: Dien Syamsuddin.


Sejumlah tokoh membantah daftar ini. Tyasno Soedarto adalah salah satunya. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku belum pernah mendengar adanya rencana kudeta.

Dewan Revolusi Islam

Forum Umat Islam merupakan organisasi Islam yang menempatkan sejumlah nama dalam jajaran Dewan Revolusi Islam. Soal dewan ini juga dimunculkan dalam laporan Al Jazeera. Nama-nama tersebut ditempatkan dalam posisi Dewan Fuqoha, kepala negara dan wakil kepala negara, menteri, serta DPRS/MPRS. Rabu 23 Maret 2011 kemarin, Tempo mewawancarai Al Khaththath di kantor Tim Pengacara Muslim di Jalan Fatmawati, Jakarta. Berikut petikannya:

Bisa jelaskan soal Dewan Revolusi Islam itu?
(Dewan) itu kalau (pemerintahan) kosong, kita, umat Islam siap kapan saja memimpin. Bukan hanya (ormas) Nasional Demokrat. Kan waktu Itu Nasdem juga mengeluarkan daftar, ada Sri Sultan, Surya Paloh, kami juga siap.

Nama-nama itu saya yang menyusun. Saya yang mengeluarkan pada bulan Maret tahun lalu. Waktu itu kan lagi rame-rame (kasus) Century, tiba-tiba kita dengar bahwa Nasdem menyatakan siap mengambil alih kekuasaan kalau terjadi kevakuman. Ya, kita kasih tahu, bahwa umat Islam juga siap mengambil alih kekuasaan kalau terjadi kevakuman.

Penyusunan Dewan Revolusi Islam itu dibahas dalam rapat FUI?
Saya susun sendiri saja. Kan saya Sekjen FUI berhak menyusun-nyusun seperti itu.

Anda sebelumnya meminta persetujuan kepada orang-orang yang namanya disebut di jajaran dewan itu?
Saya kirim ke SMS. Kalau nggak salah, ada itu di bawahnya, "Sip nggak ini". Kalau ada yang nggak tahu, mungkin nggak sampe SMS-nya. Kan saya banyak meng-SMS, mungkin lupa.

Kalau penyusunan Dewan revolusi Islam ini disebut makar?
Memang ada urusan makar itu? Kalau terjadi kevakuman politik, masa makar? Kalau kabinet habis karena misalnya tsunami di Jakarta, Presiden, menteri, habis semuanya, terus kemudian kita berinisiatif melanjutkan pemerintahan, apa itu disebut makar?

Laporan Al Jazeera menyebut bahwa sejumlah purnawirawan jenderal berada dibalik gerakan anti-Ahmadiyah untuk menggulingkan SBY?
Al-Jazeera ilusi saja tuh.

Siapa saja para jenderal itu?
Nggak tahu saya, kan saya nggak nyebut. Dulu saya pernah sampaikan di TV One, SBY jangan menambah musuh karena yang memusuhi SBY sudah banyak, termasuk jenderal-jenderal, saya nggak sebutin jenderalnya siapa. Hak saya untuk tidak menyebut.

Kenapa ini baru dimunculkan sekarang?
Nah, itu yang harus anda cari. Saya sendiri nggak ngerti kok, tiba-tiba ada yang ngeluarin.

Apakah tujuan anda menyusun Dewan Revolusi Islam itu untuk konsumsi sendiri?
(Saya) perang SMS dengan orang-orang Nasdem. Maksudnya, kita ingin tunjukkan bahwa bukan cuma orang Nasional Demokrat yang siap, umat Islam juga siap. Begitu saja.

Dalam dewan juga disebut nama Jenderal Tyasno Sudarto?
Dia yang saya anggap layak. Kalau saya sebutin yang pangkatnya kopral kan nggak layak dong.

Apakah susunan kabinet ini terstruktur dengan baik?
Lah, saya kan sekjen FUI, punya pengetahuan yang cukup. Sekarang pun kalau diserahkan ke saya, akan saya susun kabinetnya. Kenapa memang?

Kalau diminta, susunannya bakal sama?
Bisa sama bisa beda. Kalau misalnya ada yang bilang oh, saya nggak sanggup, kita ganti dengan yang lain. Orang Indonesia banyak. Maksudnya jangan kultuskan bahwa yang berhak itu orang-orang yang ada sekarang di kabinet. Semua rakyat Indonesia kan berhak. Itu kan hal yang biasa-biasa saja.

Apakah penyusunan Dewan Revolusi Islam ini berimplikasi serius?
Oh, nggak tahu saya. Kalau saya serius mengumumkannya sekarang, pastilah media anda sudah dapat undangan. Saya bikin konferensi pers, ini, saya umumkan dewan revolusi.

Tempointeraktif.com

Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget