Menteri Agama Suryadarma Ali mengatakan pihaknya belum bisa membuktikan keterkaitan antara pondok pesantren Al Zaytun dengan gerakan Negara Islam Indonesia Komendemen Wilayah IX (NII KW IX). "Di sini adanya sekolah modern dan belum bisa dibuktikan keterkaitan dengan NII," katanya, Rabu, 11 Mei 2011 seusai berkunjung ke pondok pesantren di wilayah Haurgeulis Indramayu itu.
TEMPO/Budi Yanto
Suryadarma Ali pun mengaku juga mempertanyakan asal muasal dana pembangunan pesantren Al Zaytun yang megah tersebut. "Dijawabnya pun sama, yaitu dari masyarakat," katanya. Menteri menyerahkan pembuktian keterkaitan antara NII dan Al Zaytun kepada polisi.
Mengenai permintaan dibubarkannya NII, Suryadarma menjelaskan jika itu tidak bisa dilakukan. "Karena NII merupakan gerakan bawah tanah yang tidak terdaftar sehingga tidak bisa dibubarkan," katanya. Pihaknya hanya bisa melarang ajaran aliran sesat yang berkembang di Indonesia. "Sedangkan masalah NII sekarang merupakan tugas petugas keamanan (untuk mengusutnya)," katanya.
Dalam kunjungan klarifikasi tersebut, selain melihat seluruh fasilitas yang ada di Ma'had Al Zaytun, Suryadarma Ali pun turut melakukan sholat berjamaah dengan para santri di pesantren tersebut. Bahkan ia pun ditawari untuk menjadi imam sekalipun menolaknya dengan alasan ia hanya tamu.
Sementara itu pimpinan Ma'had Al Zaytun, AS Panji Gumilang kembali membantah jika dirinya pernah masuk NII. "Saya tidak pernah masuk dan tidak pernah pula keluar," katanya. Jadi Al Zaytun menurutnya bukan markas NII.
Sedangkan mengenai dana pembangunan Al Zaytun yang megah, Panji Gumilang menjelaskan jika dana berasal dari masyarakat dan donator."Seperti air yang mengalir saja. Masa saya punya uang harus bilang-bilang ke sampeyan," katanya.
TempoInteraktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar