Previous satellite pictures of construction and dredging under way at Mischief Reef in the Splatly Islands. © Getty Images |
China terlihat sedang membangun landasan pesawat
ketiga pada teritori yang sedang
diperebutkan di kawasan Laut China Selatan, seorang pakar Amerika Serikat telah
mengatakan hal itu belum lama ini pada
Senin 14 September, menanggapi
serangkaian foto satelit yang diambil
seminggu sebelumnya.
Foto-foto tersebut diambil untuk Center for
Strategic and International Studies atau CSIS
Washington, yang memperlihatkan pembangunan di Mischief Reef [jadi ini
adalah kepulauan batu karang], satu dari sejumlah pulau-pulau buatan China yang
telah diciptakan dalam kepulauan Spratly.
Gambar-gambar memperlihatkan sebuah area persegi
empat dengan sebuah tembok penahan, panjang 3.000 meter, tepat seperti yang
sedang dikerjakan oleh China pada 2
kepulauan karang lainnya, Subi dan Fiery Cross, ujar Greg Poling, direktur Asia
Maritime Transparency Initiative (AMTI), CSIS.
Reklamasi di Pulau Karang Subi oleh China, dilihat dari Pulau Pagasa di kepulauan Spratly, sebelah Barat Pulau Palawan -Filipina- Foto: AFP- Richie F. Tongo, news.yahoo.com |
“Jelas, apa yang telah kita lihat sedang dibangun
adalah sebuah landasan pesawat sepanjang 3.000
meter dan kita telah melihat sejumlah pengerjaan lainya yang jelas
terlihat sedang membangun apa yang terlihat sebagai fasilitas-fasilitas
pelabuhan bagi kapal-kapal.”
Para pakar keamanan mengatakan bahwa landasan
tersebut akan memadai untuk mengakomodasi hamper semua pesawat militer China,
memberikan Beijing jangkauan yang lebih besar kedalam maritim Asia Tenggara,
dimana kompetisi antarnegara kawasan itu berlangsung, melibatkan beberapa negara.
China juga melakukan reklamasi di Subi Reef dan terlihat sedang membangun apa yang terlihat sebagai landasan pesawat |
Perihal ini menyeruak dalam kunjungan presiden
China Xi Jinping. AS kuatir dengan meningkatnya pernyataan klaim-klaim territorial
China di kawasan itu. Juru bicara Departeman Pertahanan AS, Bill Urban, sebagaimana diberitakan oleh Nikkei.com,
menyatakan bahwa secara berulang AS
meminta China untuk menghentikan reklamasi, pembangunan dan militerisasi Laut
China Selatan untuk meredakan ketegangan dan menciptakan ruangan bagi
solusi-solusi diplomatik.”
Landasan baru di pulau karang Mischief Reef secara
khusus mencemaskan Filipina, sebab
landasan itu akan membuat patrol-patroli China lebih konstan dalam kehadiran,
sementara Filipina merencanakan eksplorasi minyak dan gas di Reed Bank, jelas
Poling.
Konstruksi China di kepulauan Spratly, kokohkan penguasaan China di kawasan ini secara negatif- nikkei.com |
Manakala 3
landasan itu rampung, akan memampukan
China untuk membahayakan semua lalu lintas udara di kawasan udara Laut China Selatan yang diklaim China,
semakin menguatirkan bila China menempatkan pertahanan-pertahanan udaranya yang
canggih.
China melangkah maju dengan membangun pulau-pulau
buatan di kawasan Laut China Selatan pada tahun lalu, yang menimbulkan kritisme
keras dari Washington.
China sedang melakukan konstruksi skala besar di pulau karang Johnson- gambar: Angkatan Bersenjata Filipina- nikkei.com |
Terhadap hal ini, pembangunan landasan di Mischief
Reef, jubir Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, mengulangi klaim China
untuk “ berkedaulatan tanpa dapat
dipersengketakan” atas kepulauan-kepulauan Spratly dan merupakan hak China untuk membangun
fasilitas-fasilitas militer di sana.
Indonesia Tak Boleh Berpangku Tangan
Indonesia tak boleh berpangku tangan atau berdiam
saja, walau memang Indonesia tak memiliki konflik langsung pada
kepulauan-kepulauan yang sedang diduduki oleh China saat ini, sebab bilamana
konflik militer terjadi maka wilayah udara dan perairan Indonesia akan terdampak. Seketika, mana kala perang pecah
maka menjadikan sebagian wilayah udara dan perairan Indonesia menjadi zona
berbahaya hingga menjadi zona yang terdampak perang. Indonesia harus aktif mendorong penyelesaian diplomatis dalam sengketa ini, jika ingin stabilitas kawasan Asean tetap berada di tangan Asean, bukan di tangan China, AS ataupun negara lain manapun.
Aktifitas pembangunan China di pulau karang Croos Reef. Gambar oleh AL AS dari pesawat P8 Orion- Reuters-US Navy |
Harus diperhatikan, bahwa kekuatan militer China
saat ini telah memiliki kemampuan perang global, walau memang belum seperti AS
dengan kemampuan kapal-kapal Induknya, dengan jumlah terbanyak di dunia saat
ini. Namun dengan memiliki 3 landasan pesawat di kawasan ini, maka China kelak
suatu saat akan seperti memiliki “Hawai”-nya AS, yang berkedudukan di Laut
China Selatan. Hanya saja “Hawai”-nya China ini merupakan kawasan yang diduga
kaya minyak dan gas bumi, berada di kawasan kedaulatan negara lain.
Saksikan parade Militer China yang sangat MENAKJUBKAN!
Parade militer China belum lama ini, telah
memperlihatkan kemampuan China yang sungguh luar biasa dalam kemajuan
militernya. Sebuah modal paling mendasar untuk mendukung kebijakan “KEDAULATAN”
diwilayah kedaulatan negara-negara lain, secara sepihak membangun landasan
udara, tanpa sama sekali berkomunikasi dengan ASEAN dimana Indonesia berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar