Dengan Tiongkok yang sedang melaju di atas trek yang akan mencuatkannya
sebagai ekonomi dunia paling kuat, pada
tahun-tahun belakangan ini telah memperlihatkan kota-kotanya dalam cara yang
sama, telah menunjukan ambisi-ambisi untuk menjadi sejumlah kota tercerdas
di bola dunia ini, melakukan maksimalisasi pemanfaat teknologi-teknologi jaringan
dan komputasi untuk memajukan kekompetitifan dan memperbaiki kehidupan warga
kotanya.
Munculnya kemetropolitan tidak melulu harus sesuai dengan aturan
yang keras dan ketat untuk mengatur seperti apakah seharusnya sebuah kota “pintar”
terlihat, tetapi kota-kota tersebut memang memiliki sejumlah hal
kesamaan-sebuah keantusiasan terhadap pengedepanan keamanan publik dan
layanan-layanan warga kota, dengan meruntuhkan menara-menara silo atau
penyimpan bahan pangan, yaitu sebuah upaya untuk meruntuhkan berbagai hambatan
yang justru ditimbulkan oleh begitu ketatnya hirarki-hirarki yang berorientasi
pada tujuan organisasi atau lembaga, dan bukan pada tujuan menciptakan kepuasan
masyarakat, sebagai kepedulian utama.
Keamanan yang berubah berkesinambungan
Kota Nanjing telah menginvestasikan sebuah jaringan nirkabel pita lebar pemerintahan kota untuk
menyediakan layanan-layanan pita lebar yang aman dan yang dapat dijumpai
dimana-mana. Kota terbesar kedua di Timur Tiongkok berdekatan dengan Shanghai,
Nanjing telah menjadi tuan rumah Asian Youth Games 2013 dan telah
mendayagunakan eLTE Solution untuk menyediakan komunikasi-komunikasi yang dapat
diandalakn dan berkualitas tinggi sehingga membantu menjamin kemananan,
sekuritas dan, pada puncaknya, keberhasilan acara tersebut.
“Sistem eLTE Nanjing adalah sebuah
bagian penting proyek kota pintar Najing,” jelas Miao Wei, Deputy General
Manager Nanjing Commway Company, yang mengawasi pembangunan telekomunikasi bagi
pemerintah kota. “Kita sepenuhnya mengeksplorasi potensi jaringan ini pada
penggelarannya. Itu menyediakan sebuah layanan-layanan yang begitu banyak bagi
pemerintahan kota Nanjing, termasuk kolaborasi lintas departemen, pemantauan
operasi kota, manajemen keamanan publik, dan situasi-sistuasi pemberian
perintah darurat mendesak,” ujarnya.
Wei menjelaskan bahwa jaringan
pemerintah kota Nanjing pada pokoknya menerapkan manajemen kota,”mulai dari
mencari jawaban/informasi di tempat dan laporan bagi beragam aplikasi, hingga
kendaraan yang dilengkapi dengan video pemantau lingkungan bergerak,
e-attendance, dan manajemen kendaraan berbasis label.” Skenario-skenario
aplikasi lainnya mencakup pengecekan distribusi kendaraan secara actual atau
real time, melacak mobil pelanggar
aturan lalu-lintas, dan pendeteksian plat nomor illegal kendaraan.
Aplikasi-aplikasi semacam itu
sebelumnya telah dijalankan oleh solusi-solusi seperti WiFi, WiMAX,
jaringan-jaringan publik 3G dan jaringan
berbasis TETRA, tetapi semua ini tidak lagi dapat memuaskan jaringan pemerintah
kota dalam hal performa, keandalan, pita
lebar tinggi dan skalabilitas—jadi ini membutuhkan implementasi solusi eLTE
broadband trunking, yang disediakan Huawei.
“Kami [masih] menggunakan TETRA untuk
pendistribusian perintah berupa komunikasi suara. Disamping untuk pemulihan
bencana alam dan tujuan-tujuan keamanan, video pemantau dan platform GIS juga
telah memfasilitasi jaminan keamanan di lokasi dan distribusi situasi kedaruratan kala
Nanjing menjadi tuan rumah Youth Olympic Games 2014,” terang Wei.
eGov Innovation Magazine “The Future Metropolis”- E Magazine,
10-01-2017|diterjemahkan-diedit oleh Martin Simamora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar