Senin, 09 Agustus 2010
RIM Hadapi Negosiasi Keras Dengan Arab Saudi & Uni Emirat Arab
Produsen Blackberry : Research In Motion terus melakukan pembicaraan maraton yang intensif dengan pemerintah Saudi Arabia & UAE segera setelah Saudi Arabia melakukan pemblokiran layanan Blackberry pada Jumat (6/10/2010) pagi). RIM telah mencapai kemajuan yang berarti dalam perundingan alot dengan dua negara tersebut soal akses perangkat jaringan yang terenkripsi, ungkap sebuah sumber yang dekat dengan proses negosiasi. Nampaknya RIM mencapai kesepakatan sehingga layanan Blackberry yang sempat mati total selama beberapa jam kembali normal.
Jumat pagi messenger service Blackberry tak dapat digunakan beberapa jam di Arab Saudi namun hanya beberapa jam saja. RIM menyatakan melakukan pembicaraan dengan Saudi Arabia dan UAE untuk menyelesaikan penentangan tajam terhadap sistem keamanan Blackberry yang dapat membahayakan pertumbuhan RIM, perusahaan Kanada yang menjadi eksportir teknologi terdepan bagi negaranya.
RIM menghadapi tekanan yang memuncak agar membuka jaringan super amannya sehingga dapat diakses oleh pemerintah. Kini semakin banyak negara yang menuntut agar memiliki akses ke komunikasi yang terenkripsi pada Blackberry, sebab dapat mengancam keamanan nasional.
Kini RIM tak hanya menghadapi Arab Saudi dan UAE, tapi juga salah satu raksasa Asia yaitu India yang juga dalam perundingan alot dengan RIM agar dapat mengakses jaringan terenkripsi. Libanon dan Aljazair pun dikabarkan sedang meninjau situasinya dan juga ada kemungkinan akan mengambil tindakan serupa.
Pembicaraan dengan Saudi membuat RIM untuk mempertimbangkan penempatan server di negara kaya minyak ini, untuk menangani jaringan komunikasi Blackberry yang terenkripsi, ungkap surat kabar online Al-Hayat pada Jumat berdasarkan sumber yang tak mau diungkapkan keberadaannya.
"RIM pada Kamis sebelumnya telah menunjukan sebuah derajat fleksibilitas yang tak pernah terlihat dalam tiga bulan belakangan ini. Kemajuan sedang berproses. Kami telah memulainya dengan memperdebatkan berbagai set up tehnikal yang baru," ungkap sebuah sumber kepada Reuters.
US Secretary of State, Hillary Clinton yang mempromosikan kebebasan internet sebagai hak asasi manusia yang mendasar, menyatakan akan melakukan pembicaraan dengan UAE dan negara-negara lainnya untuk membahas hal ini.
Kanada dimana RIM berbasis pun sangat peduli terhadap penerapan larangan tersebut dan implikasi-implikasi yang lebih luas, ungkap Menteri Perdagangan Kanada, Van Loan dalam sebuah pernyataannya. Loan menyatakan bahwa pejabat-pejabat Kanada bekerjasama dengan RIM, Arab Saudi dan UAE untuk mencari solusi.
"Kanada telah melakukan kerjasama dengan para pejabat di Research In Motion dan dengan pemerintah-pemerintah dalam upaya membantu mereka menyelesaikan permasalahan-permasalahan ini," ungkap menteri di Ottawa.
Saham RIM mengalami penurunan sebesar 2% di Nasdaq dan Toronto stock exchanges. Saham RIM mengalami penurunan tajam sebesar 9% sejak UAE mengeluarkan ancaman pemblokiran layanan Blackberry selama akhir pekan, yang mencakup layanan; email, messaging dan layanan-layanan internet setelah negosiasi panjang selama 3 tahun dengan RIM untuk memiliki akses ke pengguna data.
RIM kini dalam posisi yang tak mudah untuk menghadapi permintaan-permintaan pemerintah untuk memonitor pengguna Blackberry karena hanya RIM yang mengelola lalu-lintas pengiriman pesan-pesan melalui Blackberry. Walaupun pelanggan Blackberry di di dua negara teluk itu berjumlah sangat kecil dibandingkan dengan total populasi pelanggan RIM yang mencapai 41 juta di kawasan tersebut, namun para analis menyatakan bahwa yang dikhawatirkan adalah dampaknya terhadap reputasi perusahaan sebagai layanan smartphone dengan proteksi yang kuat.
Nick Agostino, analis Mackie Research Capital Corp menyatakan bahwa perusahaan harus mempertahankan posisinya...mereka telah membangun loyalitas pelanggannya terutama melalui keamanan. RIM telah menyatakan bahwa teknologi yang dimilikinya tak akan mengizinkan pihak ketiga untuk memonitor semua komunikasi yang berlangsung melalui Blackberry enterprise servers. CEO Michael Lazaridis dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal menuding pemerintahan negara-negara tersebut menggunakan smartphone untuk mewujudkan tujuan-tujuan politiknya.
"Ini soal internet," Lazaridis pun menyatakan :" segala sesuatu di internet dienskripsi. Ini bukan semata isu Blackberry. Jika mereka tak dapat menerima internet, mereka seharusnya mematikan internet."
Berbagai negara di dunia mulai dari China hingga Iran kini semakin vokal terhadap pemantauan percakapan-percakapan di internet dan telepon selular, yang dikaitkan dengan keamanan nasional.
Perselisihan antara regulator pemerintah dan penyedia teknologi telah meningkat menjadi perselisihan diplomatik, seperti yang terjadi antara China dan Google Inc menyangkut penyensoran internet dan serangan cyber pada awal tahun ini.
Aljazair menjadi negara terakhir yang turut "menggugat" teknologi RIM, dalam sebuah laporan baru-baru ini dinyatakan bahwa negara tersebut sedang melakukan peninjauan terhadap penggunaan BB dan akan melarang perangkat tersebut apabila terbukti mengancam keamanan nasional.
Menteri Telekomunikasi Aljazair, Moussa Benhamadi menyatakan:"Kami sedang mengamati isu ini, jika perangkat RIM membahayakan ekonomi dan keamanan negara kami," dilansir surat kabar El Khabar.
Libanon pada Kamis (5/7/2010) menyatakan sedang mempelajari aspek-aspek keamanan terkait Blackberry dan kemungkinan akan mulai melakukan pembicaraan dengan RIM.
India telah lama mengkhawatirkan sistem keamanan yang menaungi layanan-layanan pesan RIM dapat disalahgunakan oleh militan-militan, dan India telah menuntut akses yang lebih luas bagi lembaga-lemabaga keamanan India, dan Menteri Telekomunikasi India menyatakan tak tercapai kesepakatan dengan RIM.
"India telah berulang kali menekan pihak RIM dan kembali India bersuara dengan sangat lantang sebab RIM terus saja melanjutkan layanannya di India dan telah melakukan pembicaraan dengan pihak pemerintah berkali-kali dan terus mengupayakan resolusi-resolusi.
RIM telah menyatakan bahwa keamanan Blackberry berdasarkan pada sebuah sistem dimana pelanggan membuat sendiri kunci-kuncinya. Perusahaan bahkan tak memiliki master key ataupun pintu belakang yang memungkinkan RIM atau pun pihak ketiga untuk dapat mengakses data.
RIM kini mengupayakan kemungkinan untuk menggunakan server-server di Arab Saudi untuk menghindari ancaman pemblokiran oleh pemerintah yang menghendaki akses ke jaringan terenkripsi terhadap layanan-layanan BB seperti; Messenger Services, ungkap sebuah sumber.
Walaupun beberapa laporan menyatakan terjadi interupsi sesaat, pengguna Blackberry kini dapat mengakses layanan Messengger pada Jumat pagi, beberapa jam setelah kerajaan memblok layanan sehubungan dengan keamanan nasional.
Sebuah sumber yang mengetahui dari dekat negosiasi-negosiasi menyatakan pembicaraan antara Research In Notion dan regulator telekomunikasi Saudi telah mencapai kemajuan.
"Kami sedang melakukan pengujian tehnik dengan RIM...server-server kini berjalan dengan baik," ungkap sumber yang tak mau diungkapkan identitasnya kepada Reuters.
Para pejabat RIM di Kanada belum mau memberikan komentar terhadap negosiasi di Arab Saudi. Sumber tersebut menyatakan ada dua opsi yang dimunculkan untuk mengakhiri perselisihan ini ; menempatkan server-server di Arab Saudi atau membuat sebuah patch yang memungkinkan pemerintah Arab Saudi mengakses data bila ada hal-hal terkait dengan keamanan nasional.
Regulator, Communications and Information Technology Commission (CITC), tidak menyatakan apakah telah mulai menarapkan pemblokiran. Pelanggan RIM di Saudi Arabia mencapai 700.000 pelanggan.
Hingga kini belum diketahui dengan pasti berapa lama pemblokiran akan dilakukan apabila kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan terhadap jaringan terenkripsi dan kekhawatiran pemerintah terhadap keamanan nasional. Sebuah
solusi tehnikal juga dapat berarti sebuah gangguan terhadap layanan RIM. Tetangga Arab Saudi, UEA yang memiliki 500.000 pelanggan Blackberry dan akan memblokir sejumlah layanan pada 11 Oktober mendatang , berencana melakukan pemblokiran menyeluruh terhadap semua layanan Blackberry, tak hanya pada Messenger tetapi juga pada email, web browsing dan perangkat komunikasinya.
Sumber-sumber Reuters juga menyatakan bahwa pemerintah UAE telah menyarankan kepada RIM untuk menginstal sebuah server untuk mengelola lalu-lintas komunikasi BlackBerry di negara tersebut.
Pemerintah UAE kelak dapat mengakses data yang dibutuhkannya baik melalui server lokal atau melalui sebuah kunci master enkripsi yang digunakan dalam teknologi BlackBerry, ujar anali Middle East and North Africa, Shardul Shrimani di IHS Global Insight.
"BlackBerry nampaknya tidak akan menawarkan sebuah kunci induk dan pada dasarnya sebuah server yang terinstal di negara lain sama saja dengan memiliki sebuah kunci induk," ungkap Shrimani.
"Perhatian utama pemerintah bukan pada pemantauan komunikasi bisnis. Apa yang dikhawatirkan oleh pemerintah adalah sekelompok kecil orang yang menggunakan BlackBerry untuk tujuan-tujuan atau aktivitas-aktivitas ilegal," jelasnya lebih lanjut.
RIM di dalam kesepakatan-kesepakatan dengan pemerintah Arab Saudi harus menjalankan semua kesepakatan terhadap semua atau tiga operator telepon selular yang ada di Arab Saudi dan dikontrol oleh pemerintah ; Saudi Telecom, Mobily dan Zain Saudi Arabia.
"RIM tidak akan melakukan pembicaraan-pembicaraan terpisah dengan ketiga opeartor tersebut mengenai solusi-solusi yang akan diadopsi, mereka harus menerima semuanya," ungkap sumber tersebut.
Perusahaan Kanada tersebut pada Rabu lalu telah menyatakan tak akan pernah memberikan kekhsususan kepada pemerintah manapun dan tidak dapat memenuhi permintaan apapun terkait duplikasi kunci enkripsi pelanggan.
(Reuters | Martin Simamora)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar