Badan negara komputasi dan Informatika Korea Selatan "National Computing & Information Agency-NCIA", telah mulai
mewujudkan sebuah ide agar pemerintah menempatkan semua sumber daya IT yang dimiliki semua lembaga pemerintah secara
terpusat di satu tempat dan mengelolanya sebagai sumber daya IT yang terintegrasi,hal ini diungkapkan oleh Kim
Kyung-sup, presiden NCIA.
NCIA menjadi satu-satunya didunia yang berfungsi sebagai Pusat Data Pemerintah Terintegrasi atau GIDC (Government
Integrated Data Center). Saat ini, NCIA menjadi rujukan untuk "Tolak Ukur untuk GIDC" dan diakui sebagai salah satu
solusi e-Government terbaik di dunia, ujar Dr. Kim. Klaimnya mengenai ini dikuatkan oleh Survey e-Government PBB
tahun 2010, dimana Korea menempati peringkat pertama dari 192 negara yang disurvei. Pada tahun 2005 menduduki
peringkat ke-5 dan pada tahun 2002 peringkat ke-15.
"Tidak ada pemerintah lain di dunia ini yang pernah mencoba pekerjaan ini. Pada mulanya, sejumlah orang bersikap skeptis terhadap capaian sukses proyek ini, mengingat berbagai potensi konflik kepentingan diantara berbagai kementerian dan skalanya", ujar Kim .
Menuju Smart E-Government melalui layanan Government Cloud Computing
Jumlah pengguna telepon cerdas di Korea kita jumlahnya melampaui 20 juta. Berarti 4 dari 10 orang Korea mengguna
telepon selular cerdas. Komunikasi yang interaktif telah menjadi fitur yang krusial dalam era cerdas. Di jantung
tren, ada layanan komputasi awan atau cloud computing.
Pemerintah menilai bahwa komputasi awan penting untuk
mendekatkan pemerintah dengan masyarakat dan dengan berbagai tren yang sedang berkembang dalam layanan-layanan
publik, sehingga pemerintah memutuskan untuk memperkenalkan paradigma baru, Layanan Pemerintah Berbasis ICT.
Idenya adalah menghadirkan berbagai layanan e-Government yang cerdas melalui Layanan Komputasi Awan Pemerintah atau G Cloud. Pemerintah Korea telah memetakan sebuah rencana untuk menyediakan sebuah komputasi awan dan mobilitas yang mengacu kepada lingkungan. NCIA telah menetapkan 3 sasaran :
- mentransfer 50% proses bisnis di berbagai lembaga pemerintah pusat yang bekerja dengan sistem yang berlaku saat ini kedalam sistem berbasis Komputasi Awan,
- meningkatkan adaptasi perangkat lunak Open Source hingga 40% dan memotong berbagai biaya operasional hingga lebih dari 30%,
- menawarkan Layanan Komputasi Awan Pemerintah yang terbaik di dunia.
"Untuk mewujudkan tujuan ini, pemerintah kini
dalam proses membangun sebuah landasan Komputasi Awan Pemerintah yang berfokus menciptakan berbagai layanan yang
terpercaya, memiliki efisiensi dalam pengoperasian, memperkenalkan lebih banyak berbagai standard berbasis open
source, untuk menyukseskan migrasi proses bisnis pemerintah kedalam lingkungan baru.
Berbagai Capaian dan Tantangan Menuju E-Government yang Cerdas
Sejak terbangunnya NCIA enam tahun yang lalu, lembaga ini telah membuat e-Government menjadi lebih stabil, aman dan
efisien. NCIA juga telah melejitkan pertumbuhan perusahaan-perusahan IT kelas menengah dan kecil dan menunjang
berbagai aktivitas ekspor model GIDC.
Komputasi Awan Pemerintah buatan Korea akan diingat sebagai sebuah usaha mengatasi
tantangan-tantangan e-Government secara menyeluruh yang paling sukses.
Sistem keamanan e-Government kini telah semakin ketat.
"Sederhananya, sejumlah rangkaian ketentuan pengamanan bekerja
secara otomatis menangkal berbagai serangan Cyber yang memperlihatkan betapa keamanan semakin meningkat secara
dramatis," jelas DR. Kim. " Jumlah ketentuan pengamanan yang teregistrasi pada awal berdirinya NCIA berjumlah 8.000.
Namun ditahun 2011 humlahnya telah bertambah menjadi dua kali lipat.
NCIA telah mengembangkan sebuah sistem
pertahanan yang menyeluruh yang disebut e-ANSI (Advanced National Security Infrastructure) yang mencakup kemanan
fisik dan cyber. Terimakasih kepada e-ANSI, NCIA telah sukses mempertahankan semua sistem sekalipun jumlah ancaman
Cyber yang terus meningkat.
Isu keamanan komputasi Awan tetap menjadi perhatian utama dalam inisiatif ini. Orang kerap berpikir bahwa berbagai resiko dapat meningkat sejak semua data dikonsentrasikan di satu tempat. NCIA telah melenyapkan kekhawatiran ini dengan menyediakan sebuah mekanisme pertahanan yang sistematik dan membuat Komputasi Awan bekerja optimal selama 24/7.
"Kami telah berhasil dalam mengurangi tak hanya biaya-biaya peralatan tetapi juga biaya-biaya operasional seperti
gaji, utilitas dan pemeliharan. Oleh karena itu, kita dapat meningkatkan efisiensi dalam mengelola berbagai sumber
daya IT milik pemerintah," jelas Dr. Kim.
NCIA membeli peralatan dan software untuk kepentingan berbagai kementerian
dan menawarkan perangkat-perangkat ini melalui virtualisasi dan teknologi otomatisasi. Semua upaya ini ahirnya
terbayarkan. Biaya pemeliharaan dan operasional telah berkurang sebesar 30%.
Pada saat yang sama, jumlah pengeluaran
dana yang alokasinya tumpang tindih telah berkurang secara meyakinkan. Pemerintah juga telah melakukan penghematan
sebesar KRW63,4 miliar (USD54,8 juta) semenjak NCIA beroperasi.
"Kami sedang mengimplementasikan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk membentuk sebuah lingkungan pasar yang mendukung pertumbuhan perusahaan-perusahaan berskala sedang dan kecil," ujar Dr.Kim. "NCIA tidak hanya memperkuat
kapabilitasnya dengan menjalankan kemitraan dengan perusahaan-perusahan lokal tetapi juga aktif memperkenalkan
tren-tren baru serta berbagai teknologi baru dan menyebarkannya kesemua sektor pemerintah."Perusahaan-perusahaan
berskala menengah dan kecil berpartisipasi pada 50% proyek-proyek NCIA setiap tahunnya.
Bersambung : Bagian 2
Bersambung : Bagian 2
Martin Simamora | koreaittimes.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar