Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Rabu, 14 September 2011

Dimasa Sukar, Smart Government Harus Terjangkau dan Berkelanjutan

Meningkatnya ketakpastian ekonomi global dan situasi finansial termasuk berbagai kekhawatiran terhadap hutang luar negeri Eropa, dan pengetatan anggaran pemerintah rupanya memicu berbagai reaksi jangka pendek untuk mengurangi pengeluaran IT dan lainnya di sektor pemerintah.

Tentu saja semua orang paham bahwa semua bentuk investasi teknologi informasi adalah kunci untuk mereduksi biaya-biaya lainnya, dengan meningkatkan otomasi, mengurangi duplikasi, memperbaiki transparansi dan pengawasan. Namun organisasi-organisasi TI pemerintah tidak selalu begitu saja memenuhi permintaan anggaran (atau melakukan pemotongan anggaran secara proporsional sehingga lebih kecil) selama masa sukar.



Berbagai kegagalan proyek, anggaran yang membengkak, duplikasi anggaran dan infrastruktur, hubungan dengan pemasok IT yang tidak koheren, dan banyak lagi, telah mengakibatkan rentannya kredibilitas sejumlah organisasi IT pemerintah dan berkontribusi pada semakin rendahnya kepercayaan pada banyak badan pemerintah lainnya, sekalipun mereka telah mencapai hal terbaik dalam apa yang mereka kerjakan. Para wartawan, komentator politik, para pengembang aplikasi, para blogger turut menyebutkan berbagai contoh pengeluaran IT di sektor pemerintah yang berlebihan dan tak sukses (kerap melupakan bahwa perbedaan utama tingkat kesuksesan antara sektor pemerintah dan swasta dalam mengadopsi IT adalah kesalahan apapun yang terjadi pada sektor swasta secara definitif terjadi didomain publik.


Sebagai konsekuensinya seperti yang saya perkirakan akan ada lebih banyak lagi desakan pengetatan anggaran IT. Saya telah mengamati hal ini pada 2008 dan 2009, ketika pemerintah negara bagian di Amerika Serikat harus berhadapan dengan berbagai pemotongan anggaran, Dan bahkan hal serupa terjadi lebih dini di Australia dan Inggris yang melakukan berbagai tinjauan efisiensi. Dalam kasus-kasus semacam ini, hampir semua percakapan mengenai pengurangan pengeluaran IT untuk jangka pendek--dengan melakukan negosiasi ulang pada berbagai kontrak dengan vendor, dengan menunda pembaruan teknologi dan berbagai proyek yang telah siap untuk dijalankan, dengan mengurangi berbagai biaya pemeliharaan,dan lain sebagainya. Hanya dalam porsi minor dari kasus-kasus ini percakapan terkait bagaimana agar pengeluaran menjadi lebih baik--dan lebih jauh-- pada IT, dengan tujuan mewujudkan berbagai upaya penghematan dalam bisnis.


Saaya tak mengharapkan adanya perubahan disaat semacam ini. Reaksi pertama yang diperlihatkan pemerintah federal, negara bagian dan badan-badan nasional dibanyak negara adalah merencanakan hutang yang teramat berat dan berbagai pengurangan anggaran yang secara proporsional akan memotong "seluruh penopang pelayanan dan administrasi", IT salah satunya.

Sayangnya untuk sejumlah organisasi hal ini terjadi setelah setelah mereka hampir saja memiliki kebebasan dalam menentukan pengeluaran anggaran IT. Langkah-langkah pemotongan anggaran IT baik dalam jangka pendek ataupun panjang dapat mengakibatkan hasil yang buruk ketimbang penyakit yang sedang diupayakan penyembuhannya.

Dan sementara ada banyak inisiatif sentralisasi dan konsolidasi yang digembar-gemborkan dan dipromosikan oleh lembaga-lembaga pemerintah pusat dengan janji mencapai level-level kehematan IT yang belum pernah terjadi sebelumnya, keduanya sulit untuk diimplementasikan dan, semakin lama resiko telah merampas kegesitan badan-badan pemerintah yang dibutuhkan untuk menghadapai masa-masa yang tak menentu dan cepatnya perubahan berbagai prioritas.

Apa yang membedakan dengan krisis terdahulu, faktanya, besarnya tingkat ketakpastian kapankah dan apakah masa baik itu akan kembali? Sebagaimana halnya di masa lalu berbagai tekanan terhadap anggaran diakibatkan oleh penerimaan pajak yang lebih rendah akibat resesi dan perlambatan sektor ekonomi, permasalahannya adalah mengurangi tingkat-tingkat hutang yang luar biasa tinggi, dalam konteks dimana ekonomi bertumbuh--paling baik setidaknya-- bertumbuh secara sangat sangat lambat. Tak seorangpun dapat memprediksi berapa lama hal ini akan berlangsung, sehingga berbagai keputusan jangka pendek didasarkan pada asumsi bahwa apa yang kita batalkan dan tidak kita lanjutkan/lakukan hari ini akan dilakukan dimasa mendatang mungkin menjadi hal yang kabur.

Tantangan baru yang dihadapi, lingkungan saat ini memperlihatkan bagaimana membuat pilihan yang dapat dilakukan DAN berkelanjutan secara bersamaan. Sebagaimana saya pernah tuliskan, ini bukanlah sesuatu dimana orang-orang siap atau menginginkan untuk berhadapan. tetapi ini adalah kenyataan yang akan dihadapi oleh hampir keseluruhan organisasi pemerintah.

Mereka yang mampu mengimbang apa yang dapat dilakukan hari ini beserta keharusan adanya kesinambungan pada berbagai layanan dan operasi, esok akan muncul mwnjadi  lebih kuat darppada masa-masa yang kelam ini. Mereka yang hanya menatap ke kaca spion yaitu best parctice dalam pemotongan biaya-biaya dihari-hari belakangan ini tak akan bertahan dimasa mendatang.

by Andrea Di Maio- VP and Distinguished Analyst in Gartner Research

blogs.gartner.com | Martin Simamora


Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget