Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Kamis, 09 Juni 2011

Puluhan pemda berminat membeli pesawat N219 buatan Dirgantara Indonesia

N219
Pesawat komuter N219 yang sedang dirancang PT Dirgantara Indonesia sudah banyak peminat. Sebanyak 40 pemerintah kabupaten atau kota tertarik dan berminat membeli pesawat untuk penerbangan perintis itu.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, jenis pesawat itu memang cocok untuk Indonesia terutama untuk penerbangan perintis di kawasan Indonesia Timur. "Mereka tertarik membeli untuk menghubungkan antar kabupaten," kata Budi usai rapat dengan DPR RI, Selasa (7/6).

Budi mengatakan minat para calon pembeli itu diperoleh dari hasil roadshow oleh Kementerian Perindustrian yang sudah dilakukan selama dua tahun berturut-turut. Budi mengatakan Pemda bisa membeli pesawat sendiri atau bekerjasama dengan maskapai lokal baik untuk penerbangan berjadwal maupun sewa.

Pengembangan pesawat dengan kapasitas 19 kursi itu menurut Budi sangat tepat dilakukan di Indonesia. Maklum, di Indonesia jumlah pesawat di kelas itu banyak yang sudah berusia 20 tahun dan masanya diganti. Untuk itu, pesawat N219 yang akan diproduksi bisa menjadi pesawat perintis yang sudah berusia tua.

Pengembangan pesawat itu menurut Budi merupakan bagian dari program restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia. Jadi nantinya, pesawat N219 akan menjadi produk andalan bagi PT Perusahaan Dirgantara.

Untuk pengembangan pesawat itu dana yang dibutuhkan sekitar Rp 300 miliar. Pada tahun 2012 sendiri, Kemenperin sudah mengajukan anggaran untuk pengembangan pesawat itu sebesar Rp 59 miliar.

Pengamat Industri Penerbangan, Dudi Sudibyo mengatakan pesawat jenis komuter memang sangat dibutuhkan di Indonesia. Pesawat itu bisa mendarat di landasan pendek sehingga cocok untuk penerbangan perintis. "Pasarnya ada, jadi pesawat ini memang dibutuhkan," kata Dudi.

Menurut Dudi, PT Dirgantara Indonesia hanya merancang badan dan desain pesawat. Sedangkan mesin, baling-baling dan perlengkapan pesawat berasal dari luar negeri seperti Amerika. Salah satu contohnya adalah pesawat MA 60. Meskipun diproduksi oleh China, tapi mesin dan perlengkapan lainnya berasal dari Amerika.

Kontan


Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget