Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Kamis, 17 Juni 2010

Rencana Induk E-Government Baru Membuat Singapura Semakin Dekat Dengan Masyarakat ( Bagian 1)

Peter Ho, Head of Civil Service dan Permanent Secretary pada Kementerian Luar Negeri Singapura dalam iGOV Global Forum, 14 Juni 2010 mengungkapkan garis besar masa depan e-Government Singapura : Singapore's next e-Government masterplan yang akan memfasilitasi sebuah pemerintahan kolaboratif yang terbangun dan terhubungkan dengan masyarakat.

Forum bertajuk "e-Government : The Next Quantum Leap" yang digelar di Suntec Singapore International Convention & Exhibition Center telah digunakan oleh pemerintah Singapura sebagai ajang untuk mempertunjukan bagaimana Singapura dimasa mendatang. Secara tak langsung Peter Ho hendak memberitahukan kepada seluruh dunia bahwa Singapura kelak akan menjadi sebuah entitas pemerintahan yang sangat bersahabat dan sangat mudah dihubungi oleh siapapun, dimananpun dan dengan teknologi apa pun untuk membangun kemajuan bersama-sama.

Peter seperti dilansir dari thegovmonitor.com menyatakan bahwa sektor publik beroperasi dalam sebuah lingkungan yang semakin kompleks dan penuh dengan ketidakpastian. Saat ini kita sebagai pemerintah berhadapan dengan banyak isu yang tak dapat diselesaikan begitu saja oleh departemen-departemen tanpa aksi kolaborasi.

Berbagai isu yang dihadapi oleh pemerintah kini semakin multi dimensional, berdampak pada banyak yuridiksi. Merespon hal semacam ini maka seluruh pegawai pemerintah harus dapat bekerja secara kolaboratif dan inovarif, lintas instansi, untuk menghasilkan berbagai solusi yang dapat mengatasi berbagai masalah yang rumit.

Semua pegawai pemerintah juga harus dapat memenuhi berbagai harapan masyarakat yang semakin tinggi, baik itu masyarakat umum dan bisnis. Tidak seperti di masa lalu, maka dewasa ini para pegawai pemerintah menghadapi masyarakat yang semakin kritis terhadap langkah-langkah dan kebijkana yang dilakukan pemerintah dan aparatnya.

Namun seharusnya kita tak perlu terkejut. Akselerasi perkembangan teknologi-teknologi informasi dan komunikasi membuat akses informasi semakin meningkat dengan dramatis. Ragam teknologi internet- lebih khusus media jejaring sosial yang mengakibatkan ketimpangan pengetahuan antara pemerintah dan warganya. Umumnya dipicu oleh semakin produktifnya penggunaan berbagai perangkat jejaring sosial, kini kita melihat meningkatnya konstituen yanitu masyarakta yang semakin kuat, masyarakat yang tak lagi harus bergantung penuh pada pemerintah yang biasanya dilabelkan "Pemerintah tahu yang terbaik". Ketimpangan semacam ini memerlukan sebuah pemikiran ulang tentang bagaimana pemerintah-pemerintah membuat kebijakan-kebijakan dan mengimplementasikannya.

Ketimpangan teknologi-teknologi yang memberdayakan masyarakat juga terjadi sektor pemerintah dalam memberikan pelayanan-pelayanan masyarakat yang efisien dan efektif. Penggunaan blog dan twitter memainkan peran yang sangat dominan dalam kampanye pemilihan presiden di Amerika Serikat 2008.

Penggunaan perangkat-perangkat jejaring sosial mendemonstrasikan kekuatan jejaring sosial. Sementara itu banyak politisi yang telah mulai memberdayakan perangkat-perangkat jejaring sosial untuk kampanye, namun penggunaan untuk kepentingan-kepentingan urusan pemerintah belum terbangun dengan baik atau belum dipahami.

Tetapi kita tak akan dapat menghindari penggunaan perangkat-perangkat jejaring sosial tersebut,dan di saat yang sama kita perlu memahami, jika kita memanfaatkannya, maka kita akan akan mengarungi sebuah pelayaran yang belum terpetakan, ungkap Peter dihadapan para delegasi iGOV Global Forum.

~bersambung~

(Martin Simamora)

Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget