Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Selasa, 16 Februari 2010

ID-SIRTII: Indonesia Butuh 1000 SDM Sekaliber Ruby Alamsyah di Seluruh Indonesia


Siapa yang tak kenal Ruby, sosok yang menyibak kegelapan informasi kala ribuan nasabah se-Indonesia hanya dapat terpana melihat ratusan nasabah lainnya kehilangan duitnya begitu saja, tanpa ada sebuah panduan pencegahan efektif dan jelas dari lembaga-lembaga terkait. ID-SIRTII menegaskan sangat gerah dengan situasi semacam ini dan Indonesia butuh 1.000 SDM berkualifikasi Ruby Alamsyah.

Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) yang berada dibawah naungan Kominfo menyatakan tak ingin berperan hanya sebagai "alarm" apalagi mengacu ke serangkaian kejahatan cyber yang terjadi belakangan ini. Saat ini ID-SIRTII hanya berfungsi sebagai pengawas internet di Indonesia, namun eskalasi kejahatan cyber yang meningkat tajam, ID-SIRTII mengaku butuh kewenangan yang lebih besar.


"Selama ini kami hanya sebagai early warning saja, dan kami sudah berbicara dengan pemerintah agar dapat diberikan kewenangan untuk melakukan mitigasi," ujar Eko Indrajit Ketua Pelaksana ID-SIRTII, di Universitas Bunda Mulia, Selasa (9/2/2010).

Apabila ID-SIRTII diberi wewenang untuk melakukan mitigasi maka akan mampu melakukan pencegahan jika terjadi kejanggalan di dalam sistem, jelas Eko.

Eko berpendapat ada 4 aspek infrastruktur internet di Indonesia yang membutuhkan pengamanan ekstra termasuk; sektor perbankan dan militer."Kapan berlakunya saya belum tahu pasti, karena hal itu harus masih harus dikaji oleh Menkominfo," tandasnya usai mengisi seminar dalam rangka ulang tahun Yayasan Pendidikan Bunda Mulia yang ke-25.


Kelangkaan SDM yang unggul turut melemahkan keamanan jaringan di Indonesia, soal ini ID-SIRTII pun menyatakan harapannya ada 1.000 orang Ruby Alamsyah di Tanah air.


"Seharusnya Indonesia itu punya seribu orang seperti Ruby, biar tiap-tiap provinsi lebih aman dari serangan Cyber," ujar Eko Indrajit seperti dilansir dari Detik.com.

Penggambaran ini bukan hendak merendahkan para pakar TI lainnya hanya berharap ada lebih banyak pakar TI yang bersedia menyumbangkan tenaga dan pikirannya. Indonesia membutuhkan pakar virus, keamanan jaringan dan malware yang masih langka dan tak melulu pakar jaringan.




Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget