Editor : Martin Simamora, S.IP |Martin Simamora Press

Jumat, 22 Januari 2010

AS Bangun Data Center Intelijen Untuk Tangkal Berbagai Ancaman Cyber


Amerika Serikat belum lama ini mengumumkan pembangunan sebuah Intelligence Data Center yang baru berlokasi di Camp Williams dimana National Guard berkedudukan, demikian ungkap Glenn Gaffney, pejabat senior AS yang bertanggungjawab terhadap pengumpulan data intelijen pada Kantor Direktorat Intelijen Nasional.

Data Center Intelijen akan mengemban sebuah misi penting yaitu menyediakan data intelijen luar negeri berkait berbagai ancaman cyber, sekaligus memperkuat jaringan militer dan Depatemen Keamanan Dalam Negeri (DHS, Domestic Homeland security) yang memiliki tanggungjawab mengamankan jaringan intelijen masyarakat sipil.

Data Center Intelijen akan dioperasikan oleh National Security Agency (NSA), dan pembangunannya akan menelan biaya sebesar USD1.5 juta, mempekerjakan 5.000 orang, sehingga tak hanya menguntungkan pemerintah federal (pusat) tetapi juga memberi dampak positif bagi angkatan kerja di negara bagian Utah.


Pembangunan Data Center Intelijen di Utah tak sepernuhnya disambut hangat sebab sebagian khawatir, NSA secara rahasia akan menyadap semua pembicaraan telepon dan seluruh komunikasi email seluruh warga AS yang dicurigai memiliki keterkaitan dengan teroris di luar negeri. NSA pun berencana akan menggunakan instrumen pengawasan sejenis untuk melakukan patroli internet, mencegah serangan hacker dan para pejuang cyber dari luar negeri.


Teknologi telah memberikan kekuasaan yang luar biasa kepada pemerintah untuk melakukan pengumpulan informasi,menganalisanya dan mendistribusikannya. Memang hukum tak sepenuhnya mengijinkan tindakan badan-badan intelijen, masyarakat tahu fakta ini dan hal inilah yang membuat hampir seluruh masyarakat AS peduli. Mereka tahu bahwa pemerintah mampu merengkuh begitu banyak data percakapan telepon dan email, tetapi permasalahannya, masyarakat tak pernah tahu pasti apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan data besar yang tersebar dibanyak data center.

Faktanya pemerintah mampu menghabiskan miliaran dolar AS untuk menciptakan berbagai sistem yang mampu memproses data yang demikian besar, namun badan intelijen AS seperti NSA sangat lemah untuk mengantisipasi ancaman terhadap kebebasan pribadi rakyat AS. Soal ini memang tak mudah tetapi Pemerintah AS seperti disitat dari NextGov (8/1) belum cukup maksimal berupaya menyelesaikan dilema ini.

Hanya jika NSA dan seluruh badan intelijen AS mampu berkomitmen sedemikian rupa untuk menyeimbangkan dua sisi tersebut dan memberikan jaminan terhadap perlindungan hak privasi.Jaminan hak privasi warga kini sangat bergantung kepada apa yang dilakukan oleh semua badan intelijen AS


(Foto/gambar : Insitu's ScanEagle military surveillance drone ; Department of Commerce USA www.commerce.wa.gov)



Tidak ada komentar:

Corruption Perceptions Index 2018

Why China is building islands in the South China Sea

INDONESIA NEW CAPITAL CITY

World Economic Forum : Smart Grids Explained

Berita Terbaru


Get Widget